Brigadir AK Terduga Pelaku Pembunuhan Sopir Ekspedisi di Kalteng Dipecat Polri, Proses Hukum Lanjut
Kapolda Kalteng, Irjen Djoko Poerwanto menegaskan Brigadir AK diproses secara etik dan pidana.
Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap Brigadir AK telah dilakukan pada Senin (17/12/2024).
"Sidak KKEP sudah kita lakukan kemarin dan sudah ada putusannya."
"Keputusannya kepada Saudara A dikenakan PTDH (pemberhentian tidak dengan hormat)," ungkap Djoko saat menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR RI, Selasa.
Meski sudah diproses secara etik, Brigadir AK juga akan menjalani proses hukum pidana.
"Dari sisi penyidikan sudah kami lakukan," kata Djoko.
Dalam kasus itu, warga asal Banjarmasin bernama Budiman Arisandi atau BA diduga tewas dibunuh AK.
Kronologi
Peristiwa pembunuhan BA berawal dari saksi bernama Haryono mengemudikan mobil Daihatsu Sigra yang ditumpangi Brigadir AK ke Jalan Tjilik Riwut, Kelurahan Sei Gohong, Kecamatan Bukti Batu, Palangka Raya pada 27 November 2024.
Djoko mengatakan, sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP), Brigadir Anton bertemu Budiman dengan dalih dirinya memperoleh informasi adanya pungutan liar (pungli).
"Pada hari Rabu, tanggal 27 November 2024, saksi Haryono bersama dengan Anton ke arah TKP Jalan Tjilik Riwut kilometer 39 di Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya."
"Dalam perjalanan di sekitar kilometer 39, Saudara Anton menghampiri korban dan menyampaikan kepada korban bahwa dia merupakan anggota Polda dan mendapat info ada pungutan liar di Pos Lantas 38," katanya, dikutip dari YouTube Komisi III DPR.
Djoko mengatakan pertemuan antara Brigadir Anton dan Budiman terjadi di pinggir jalan.
Dia menyebutkan korban merupakan sopir ekspedisi yang tengah melakukan perjalanan dari Banjarmasin.
Setelah itu, Djoko menyebut Brigadir Anton mengajak korban masuk ke mobil yang ditumpanginya untuk menuju Pos Lantas 38 yang disebut adanya pungli.
"Kemudian Saudara Haryono diperintahkan Anton untuk menjalankan kendaraan ke arah Kasongan yang masuk ke Kabupaten Katingan," katanya.
Saat mobil melaju, Haryono mendengar suara letusan tembakan yang dilesakkan oleh Brigadir AK ke arah Budiman
Djoko menyebut korban duduk di samping Haryono saat peristiwa penembakan tersebut terjadi. Sementara, Brigadir Anton duduk di kursi bagian belakang.
Tak cukup sekali, Brigadir Anton menembak sebanyak dua kali terhadap korban.
"Selang tiga detik dari suara letusan tembakan pertama, Anton memerintahkan Saudara Haryono untuk memutar kembali kendaran ke arah Kasongan dan terdengar kembali suara letusan kedua yang dilakukan Anton," katanya.
Djoko mengungkapkan setelah penembakan, jasad Budiman dibuang dan mobil milik korban dicuri oleh pelaku.Lalu, kata Djoko, Haryono baru melaporkan kejadian tersebut ke Polres Palangka Raya pada Selasa (10/12/2024).
Setelah adanya laporan tersebut, Djoko mengungkapkan Satreskrim Polres Palangka Raya menerbitkan Laporan Polisi (LP) Nomor LP/A/13/XIII/2024/SPKT. SATRESKRIM POLRESTA PALANGKA RAYA tertanggal 11 Desember 2024.
Kapolda Kalteng Irjen Djoko Poerwanto menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, Jakarta, Selasa (17/12/2024). (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)Djoko mengatakan, Satreskrim Polres Palangka Raya langsung melakukan olah TKP dan memeriksa Brigadir Anton.
"Dari tanggal 11 itu, kita memintai keterangan atau menjadi tidak bebas dia dalam rangka pemeriksaan Saudara Anton."
"Kemudian mobil, dalam hal ini mobil Sigra, kita lakukan olah TKP kemudian melakukan gelar perkara apakah dengan kecukupan alat bukti bisa dilakukan penyidikan," jelasnya.
Djoko mengungkapkan pihaknya langsung melakukan penyidikan secara maraton dengan melakukan autopsi jenazah Budiman hingga uji DNA.
Akhirnya, Brigadir Anton terbukti melakukan pembunuhan disertai pencurian dengan kekerasan terhadap Budiman dan ditetapkan sebagai tersangka.
"Kita yakini bahwa dalam kelengkapan pembuktian kita telah terjadi dugaan peristiwa pencurian dengan kekerasan, mengakibatkan meninggalnya orang, dan menghilangkan nyawa dengan sengaja dalam format Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat ke-1 KUHP, dalam hal ini penjelasannya, adalah bersama-sama atau penyertaan," urainya.
Namun, Haryono, yang melaporkan peristiwa penembakan itu, juga turut ditetapkan menjadi tersangka.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Yohanes Liestyo Poerwoto)
Tag: #brigadir #terduga #pelaku #pembunuhan #sopir #ekspedisi #kalteng #dipecat #polri #proses #hukum #lanjut