PKB: Gus Miftah Pro Wong Cilik, Keputusan Mundur dari Utusan Khusus Presiden Berlebihan
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid di kantor DPP PKB, Jakarta, Sabtu (6/4/2024).  
20:37
6 Desember 2024

PKB: Gus Miftah Pro Wong Cilik, Keputusan Mundur dari Utusan Khusus Presiden Berlebihan

- Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid menilai, Miftah Maulana Abdurrahman atau Gus Miftah merupakan sosok yang pro terhadap rakyat kecil alias wong cilik.

Sehingga menurutnya keputusan Gus Miftah mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, berlebihan.

"Saya pun yakin Gus Miftah akan dapat memberikan kontribusi untuk keumatan," kata Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (6/12/2024).

Ada pun Gus Miftah menjadi sorotan publik lewat video yang beredar, karena menghina pedagang es teh yang bernama Sunhaji, dalam sebuah acara keagamaan.

Namun setelah video itu viral, Gus Miftah langsung meminta maaf langsung kepada Sunhaji. Dan Sunhaji memaafkannya.

"Kami pun berharap agar pak Prabowo tidak menerima pengunduran diri Gus Miftah, sebab sejatinya Gus Miftah ini juga pro wong cilik," ujar Ketua Fraksi PKB DPR RI itu.

Diketahui, Gus Miftah telah menyampaikan pengunduran diri setelah pernyataannya yang menghina pedagang es teh heboh di media sosial.

"Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," kata Miftah dalam konferensi pers di kawasan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, DI Yogyakarta, Jumat siang.

Miftah menyebut, keputusan mengundurkan diri diambil bukan karena ditekan oleh siapa pun, termasuk permintaan dari Prabowo.

"Tetapi, keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat," ujar Miftah yang berkata sambil terisak.

Editor: Acos Abdul Qodir

Tag:  #miftah #wong #cilik #keputusan #mundur #dari #utusan #khusus #presiden #berlebihan

KOMENTAR