Partisipasi Pilkada Rendah, Bawaslu Beberkan Penyebabnya
- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI prihatin dengan rendahnya partisipasi Pilkada 2024, termasuk di Jakarta. Fenomena tersebut dinilai harus menjadi bahan evaluasi.
Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty mengatakan, Pilkada sejatinya momentum warga menyalurkan hak politiknya. Namun hal itu tidak berlangsung maksimal meski sosialisasi sudah dilakukan KPU dan Bawaslu.
"Jadi penurunan partisipasi ini, kita semua prihatin sebenarnya," ujarnya di sela-sela kegiatan di Kabupaten Bintan, Rabu (4/12).
Terkait penyebabnya, Lolly menyebut ada banyak faktor. Pertama, adalah kebijakan penambahan pemilih per TPS dari 300 menjadi 600 orang. Imbasnya, lokasi TPS menjadi lebih jauh dan berpotensi membuat pemilih malas.
Faktor lainnya adalah jarak antara pemilu dengan pilkada yang terlalu dekat. "Sehingga kemudian terjadi kejenuhan di lingkungan pemilih. Kok ga selesai-selesai milihnya," imbuhnya.
Saat disinggung apakah ada juga faktor ketiadaan tokoh yang diinginkan masyarakat, Lolly belum bisa memastikan asumsi tersebut. Sebab belum ada kajian ilmiah yang mengujinya.
"Dalam situasi ini saya kira menjadi PR kita untuk sama-sama evaluasi," kata dia.
Sebelumnya, Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI August Mellaz memprediksi partisipasi pemilih pada Pilkada serentak 2024 di bawah 70 persen.
Di Jakarta sebagai barometer nasional, partisipasi dikisaran 57,6 persen. Angka tersebut merupakan yang terendah sepanjang sejarah.
Tag: #partisipasi #pilkada #rendah #bawaslu #beberkan #penyebabnya