Buntut Polemik Jemaah Aolia, MUI Minta Masyarakat Selektif Pilih Guru Agama
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Zainut Tauhid Sa’adi. MUI mengingatkan supaya masyarakat selektif dalam memilih guru atau imam keagamaan. (Hilmi/Jawa Pos)
21:08
8 April 2024

Buntut Polemik Jemaah Aolia, MUI Minta Masyarakat Selektif Pilih Guru Agama

– Keberadaan jemaah Aolia di Gunung Kidul, Jogjakarta yang berlebaran pada Jumat (5/4) lalu, terus menuai polemik. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan supaya masyarakat selektif dalam memilih guru atau imam keagamaan. Supaya benar-benar mendapatkan pemahaman agama Islam yang sesuai dengan tuntunannya.

Respon terhadap keberadaan jemaah Aolia itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Zainut Tauhid Sa’adi. Dia secara khusus mengimbau kepada seluruh umat Islam, untuk selektif dalam memilih guru agama. Upaya ini penting karena masalah agama adalah masalah yang sangat fundamental.

"Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, menunjukkan bahwa banyak umat Islam yang salah dalam memilih guru agama," katanya di Jakarta pada Senin (8/4). Akibatnya mereka mengikuti ajaran agama yang tidak ada tuntunan dalam syariatnya.

Zainut menuturkan jemaah Aolia yang menggelar salat Idul Fitri pada 5 April dan mengawali puasa pada 7 Maret, menunjukkan kekeliruan pemahaman keagamaan yang nyata. Dia menjelaskan meskipun ajaran jemaah Aolia tidak dikategorikan sebagai aliran yang sesat, tetapi telah menyelisihi pendapat ulama Islam pada mayoritasnya atau mainstream.

Dia mengatakan pendapat ulama mayoritas selama ini diakui memiliki otoritas keilmuan dan keulamaan yang bisa dipertanggungjawabkan. Zainut mengatakan ajaran dari jemaah Aolia tersebut masuk kategori menyimpang. Zainut menuturkan jemaah Aolia dalam menetapkan awal Ramadan dan Idul Fitri tidak menggunakan dalil atau dasar hukum yang bisa dipertanggungjawabkan.

Menurut dia, keyakinan jemaah Aolia tersebut tidak ada landasan syariat dan fiqih-nya sama sekali. "Kepercayaan yang dipegang oleh pemimpin jemaah Aolia tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam," jelasnya.

Meski begitu Zainut sepakat bahwa masyarakat tidak boleh menghujat dan mengolok-olok jemaah Aolia. Pasalnya jemaah cenderung tidak tahu atau mengalami kebodohan dalam beragama. Untuk itu, Zainut mengatakan sudah menjadi tugas bagi MUI atau ormas Islam lainnya untuk mengingatkan dan memberikan pemahaman ajaran agama yang benar. Baik itu kepada jemaah Aolia maupun pemimpin agama mereka.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #buntut #polemik #jemaah #aolia #minta #masyarakat #selektif #pilih #guru #agama

KOMENTAR