MUI dan Kemenag Buka Suara soal Jemaah Aolia Gunungkidul Gelar Shalat Idul Fitri Hari Ini
Salah satu lokasi Shalat Idul Fitri di rumah imam Jamaah masjid Aolia di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Jumat (5/4/2024).(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO) 
20:25
5 April 2024

MUI dan Kemenag Buka Suara soal Jemaah Aolia Gunungkidul Gelar Shalat Idul Fitri Hari Ini

Ratusan jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, DIY merayakan Idul Fitri dan menggelar shalat Ied pada Jumat (5/4/2024) hari ini.

Dikutip dari Kompas.com, shalat Ied tersebut digelar di salah satu lokasinya di rumah imam jemaah masjid Aolia di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul.

Selain digelar di rumah imam, sejumlah masjid jamaah Masjid Aolia hari ini menggelar shalat Ied.

Adapun shalat Ied dipimpin oleh imam jemaah Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu.

Alhasil, jemaah Aolia pun merayakan Idul Fitri lebih awal dibandingkan dari penetapan pemerintah maupun Muhammadiyah.

Menanggapi hal ini, Majelis Ulama Indonesia dan Kementerian Agama (Kemenag) Gunungkidul pun buka suara.

MUI: Itu Keyakinan Mereka dan Harus Dihormati, tapi...

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas mengungkapkan perayaan Idul Fitri yang lebih awal dilakukan oleh ratusan jemaah Aolia merupakan keyakinan mereka dan harus dihormati.

"Itu keyakinan mereka dan kita harus hormati," ujarnya kepada Tribunnews.com, Jumat malam.

Hanya saja, Anwar menilai para ulama maupun kyai di daerah setempat tersebut juga perlu untuk berdialog dalam rangka mengetahui cara penentuan jatuhnya bulan Ramadan maupun Idul Fitri.

"Tetapi tidak ada pula salahnya jika para ulama dan kyai yang ada di daerah setempat atau yang berdekatan dengannya untuk mengajak mereka berdialog tentang bagaimana cara mereka menentukan bulan Ramadan," tuturnya.

Anwar menjelaskan bahwa penentuan Ramadan dilakukan berdasarkan ketentuan dari Alquran.

Sehingga, sambungnya, jika jemaah Aolia sudah mengerjakannya beberapa hari sebelum wujudul hilal atau sebelum posisi bulan berada pada posisi imkanur ru'yah, maka berarti bulan Ramadan saat itu belum masuk.

Alhasil, Anwar pun turut mempertanyakan bagaimana jemaah Aolia bisa menentukan jatuhnya Idul Fitri pada hari ini, padahal belum memasuki 1 Syawal 1445 H.

"Terus yang kedua, bagaimana kok mereka sudah melaksanakan Idul Fitri, padahal Idul Fitri itu jatuh pada tanggal 1 Syawal, sementara menurut perhitungan ilmu hisab, posisi bulan juga belum menunjukkan terjadi pergantian bulan," jelasnya.

Anwar pun mengatakan hal seperti ini yang harus didiskusikan dan didialogkan agar Ramadan maupun Idul Fitri ditentukan berdasarkan waktu yang seharusnya.

"Hal-hal seperti inilah yang perlu didiskusikan dan didialogkan dengan mereka agar mereka dapat melaksanakan puasa dan Idul Fitri sesuai dengan waktu yang seharusnya," katanya.

Kemenag Gunungkidul Bakal Lakukan Pendekatan agar Tak Timbulkan Masalah

Sementara, Kepala Kankemenag Gunungkidul, Sa'ban Nuroni mengungkapkan pihaknya bakal memberikan pendampingan kepada jemaah Aolia.

"Jadi, kalau ada permasalahan agama seperti tadi ya ( Jemaah Aolia), ini tentunya kami melakukan pendekatan kepada yang bersangkutan dan juga kepada tokoh-tokoh agama. Agar pengamalan keyakinan yang tidak menimbulkan permasalahan di tengah-tengah masyarakat", ujarnya usai jumpa pers di Kantor Kemenag Gunungkidul, Kamis (4/4/2024), dikutip dari Tribun Jogja.

Ia menambahkan, pihaknya juga bakal melakukan pendampingan dengan memberikan edukasi agar jemaahnya untuk kembali kepada keyakinan yang lazim.

"Kalau ini kan tidak lazim ya, kalau satu atau dua hari berbeda ini kan masih biasa, kalau ini kan (Jemaah Aolia) lima hari ya itu tidak lazim,"tutur dia.

Adanya perbedaan perayaan Idulfitri tersebut, Sa'ban mengimbau kepada masyarakat agar bisa menggunakan akal sehat agar bisa mengikuti kegiatan ibadah yang sudah lazim di masyarakat.

"Kami mengedukasi kepada masyarakat agar menggunakan akal sehat agar bisa mengikuti apa yang sudah lazim, bisa mengikuti NU, Pemerintah, atau Muhammadiyah, silakan. Ini kan sudah lazim dan mainstream,"urainya

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jogja dengan judul "Kemenag Gunungkidul Buka Suara Soal Jemaah Aolia yang Gelar Salat Ied Besok Hari"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting)(Kompas.com)

Editor: Whiesa Daniswara

Tag:  #kemenag #buka #suara #soal #jemaah #aolia #gunungkidul #gelar #shalat #idul #fitri #hari

KOMENTAR