Masyarakat Jangan Tergiur Promosi Judi Online dengan Iming-Iming Keuntungan Instan
- Pemerintah memutuskan memblokir website sampai akun media sosial yang mempromosikan judi online. Tujuannya untuk mempersempit maraknya praktik judi online di Indonesia. Di kalangan pelajar, mereka yang berusia di bawah 20 tahun saja, ditengarai ada 440 ribuan orang yang terpapar judi online.
Maraknya pengguna judi online di Indonesia, karena iklan. Iklan judi online kerap muncul, terlihat mudah, dan menawarkan keuntungan besar. Pegiat literasi digital Yosi Mokalu meminta masyarakat untuk tidak tergiur dengan promosi judi online.
Dia mengatakan, umumnya iklan judi online mengatakan atau menyampaikan pesan kepada sasaran, bisa dapat untung secara instan. "Musuh kita semua adalah keinstanan. Salah satunya adalah untung cepat," kata Yosi dalam keterangannya Sabtu (16/11).
Dia mengatakan masyarakat harus hati-hati terhadap sesuatu yang instan. Menurutnya pencegahan itu penting. Dia berpesan masyarakat harus hati-hati kalau ada yang menawarkan sesuatu di media sosial. Sebaiknya masyarakat tetap harus jaga hati, diri, dan mindset yang mengenai ke-instanan.
Sementara itu, Menteri Komdigi Meutya Hafid menyoroti penetrasi iklan dan praktik judi online di kalangan pelajar. Pelajar saat ini hidup di tengah tantangan yang luar biasa. Yaitu, tantangan hidup di tengah pengaruh negatif internet. Termasuk di antaranya adalah paparan judol lewat internet. "Ini adalah tantangan untuk adik-adik semua. Data ini bisa diketahui setiap ada transaksi yang terpantau," kata Meutya.
Politisi Partai Golkar itu menjelaskan para pelajar harus bisa menjaga diri dari pengaruh negatif internet. Terlebih dengan banyaknya paparan konten negatif seperti judi online. "Internet membuat kita ketergantungan. Cara kita menjaga diri agar tidak terlibat judi online adalah dengan membagi waktu dalam penggunaan internet," lanjutnya.
Selain itu, Meutya menekankan pencegahan judi online yang erat kaitannya dengan perundungan di sekolah. Menurutnya, bukan hanya judi yang membuat depresi. Namun sebaliknya rasa depresi itu yang membuat lari ke judi online. Rasa depresi itu bisa muncul karena perundungan. "Makanya di sini saya menekankan untuk adik-adik. Sesama kawan jangan saling mem-bully. Ketika ia depresi dan tidak ada teman, pelariannya bisa ke judol," jelasnya.
Sebelumnya, Meutya berkunjung ke SMAN 29 Jakarta di Cilincing, Jakarta Utara. Kegiatan utamanya adalah Literasi Digital terkait pencegahan judi online. Pada kesempatan itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menanggapi bahwa memberikan literasi digital adalah langkah awal dalam memberantas judol. Khususnya di kalangan anak muda atau pelajar. Dia berharap kedepannya kegiatan kegiatan literasi digital bisa terus berjalan.
"Kita paham betul selain sisi positif, internet juga ada sisi negatifnya, salah satunya yaitu judi online," katanya.
Dalam kesempatan itu Oktora Irahadi selaku pegiat literasi digital menjelaskan akan pentingnya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk mencegah judol secara konsisten. "Memberantas judol tidak hanya menutup platform," katanya. Sosialiasi literasi keuangan adalah salah salah satu cara pencegahan juga. Jadi pemerintah tidak hanya menutup platform-nya saja. Tapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengetahui bahaya judol.
Tag: #masyarakat #jangan #tergiur #promosi #judi #online #dengan #iming #iming #keuntungan #instan