Mengenal Agung Wicaksono, Mantan Dirut Transjakarta yang Ikut Pemilihan Rektor ITB
- Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) kenamaan di Tanah Air. Kampus yang berlokasi di Bandung ini sudah melahirkan banyak teknorat sejak kelahirannya hingga kini.
ITB tidak berhenti melahirkan inovasi-inovasi baru untuk Indonesia demi kemajuan bangsa. Di antaranya inovasi yang dilakukan Agung Wicaksono, salah satu dosen di ITB. Pria yang kini menjabat Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) itu memperkenalkan strategi tiga pilar untuk ITB. Strategi itu disebut IKN, singkatan dari I-novasi, K-olaborasi, dan N-egara.
IKN pun menjadi pilar bagi Agung Wicaksono untuk meningkatkan peran ITB sebagai universitas unggul yang membawa perubahan positif bagi bangsa.
“I-novasi akan menjadi motor perubahan di ITB, sementara K-olaborasi antar fakultas menciptakan program multidisiplin yang relevan. N-egara, sebagai pilar ketiga, memastikan kontribusi nyata ITB terhadap agenda pembangunan nasional,” ujar Agung dalam pesan singkatnya yang disampaikan kepada JawaPos.com pada Selasa (12/11).
Agung Wicaksono menjelaskan, ITB akan memfokuskan pengembangan pada tiga area utama, yaitu: Graduate of Choice, Innovation Ecosystem, dan Thought Leadership. Graduate of Choice memastikan lulusan ITB siap bersaing di kancah global, Innovation Ecosystem berupaya menciptakan riset berdampak bagi bangsa, sedangkan Thought Leadership mengarahkan ITB sebagai pemimpin dalam merumuskan agenda strategis nasional dan internasional.
Menurut Agung yang masuk dalam kontestasi calon rektor ITB itu, keberhasilan ITB mencapai visi ini sangat bergantung pada inovasi, kolaborasi lintas disiplin, dan komitmen terhadap pembangunan bangsa.
Beberapa contoh inovasi yang akan dilakukan adalah penerapan metode flipped classroom dan omni-channel pada program magister dan doktoral, yang tidak hanya memperluas akses pendidikan tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan institusi.
Agung Wicaksono menggarisbawahi pentingnya keberagaman sebagai kekuatan ITB, melalui konsep “In-Harmonia Progressio” yang berarti kemajuan dalam keberagaman. “Unity in Diversity adalah landasan yang akan membawa ITB menuju posisi 150 besar universitas dunia,” ujarnya.
Dengan visi I-novasi, K-olaborasi, dan kontribusi untuk N-egara, ITB berkomitmen untuk terus berkembang menjadi institusi yang adaptif, kolaboratif, dan berintegritas, berperan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Sebagai informasi, Agung Wicaksono adalah seorang profesional yang memiliki latar belakang yang kuat dalam bidang korporasi, akademisi, dan birokrasi. Pernah menimba ilmu S-1 di Fakultas Teknik Industri ITB. Agung Wicaksono pernah tercatat menduduki posisi strategis sebagai Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta dan Direktur Utama PT Transjakarta.
Sementara itu, Menteri Dikti-Sainstek Satryo Soemantri Brodjonegoro menekankan, fokus utama perguruan tinggi seharusnya bukan peringkat semata, tetapi dampak nyata bagi masyarakat. “Penting bagi perguruan tinggi untuk mempertahankan kebebasan akademik, di mana kampus dapat bersuara dalam memberikan solusi bagi masalah bangsa,” jelasnya.
Satryo juga menyoroti pentingnya mengurangi beban administratif dosen dan menyesuaikan peran dosen sesuai keahlian masing-masing. Dosen yang tidak berfokus pada publikasi jurnal internasional dapat berkontribusi secara signifikan melalui pendekatan aplikatif di bidangnya.
Dalam hal pemilihan rektor, Satryo menekankan pentingnya integritas dan kompetensi. “Pemilihan pimpinan perguruan tinggi harus mencari individu terbaik, bukan sekadar mengikuti popularitas seperti Pilkada,” ujarnya.
Tag: #mengenal #agung #wicaksono #mantan #dirut #transjakarta #yang #ikut #pemilihan #rektor