Ada Peran Ayah dan Tetangga dalam Kasus Satu Keluarga Tewas Lompat dari Apartemen? Ini Ulasan Pakar
Empat orang dari satu keluarga tewas setelah melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024) sore. 
03:51
11 Maret 2024

Ada Peran Ayah dan Tetangga dalam Kasus Satu Keluarga Tewas Lompat dari Apartemen? Ini Ulasan Pakar

- Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak, tewas bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024) sore.

Kejadian tragis ini berlokasi di depan lobi Apartemen Teluk Intan, Jalan Inspeksi Teluk Intan, RT 12/RW 12, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di lokasi kejadian, mengatakan, adapun inisial dari korban ada empat, yakni EA (50 tahun), yang kedua AEL (umur 52), CWA, dan JL (15).

"Kejadian bunuh diri ini pertama kali diketahui oleh EF, karyawan yang bertugas di lobi apartemen. EF mendengar benturan keras saat berjaga, kemudian mendapati empat mayat tergeletak dengan kondisi tangan terikat," ujarnya.

Faktor kepala keluarga

Faktor sang ayah diduga mempengaruhi keluarganya ikut mengakhiri hidup loncat dari Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).

Pakar psikologi klinis dari Universitas Islam Indonesia (UII), Qurotul Uyun memberikan analisanya terkahit peristiwa tersebut.

Qurotul Uyun menduga bahwa orang tua yaitu EA dan AI memiliki peran krusial untuk memengaruhi anak-anaknya untuk ikut mengakhiri hidup.

Pasalnya, Uyun menuturkan peran orangtua dapat memengaruhi sudut pandang seluruh keluarga terhadap masa depannya sehingga berakhir putus asa.

"Jika memang di situ, keluarga kompak dalam ide mengakhiri hidup, mungkin orang tuanya yang sangat kuat mempengaruhi keluarganya, sehingga mempengaruhi pola pikir keluarganya menjadi negatif terhadap masa depannya," kata Uyun, Minggu (10/3/2024).

Sehingga, kata Uyun, menjadi putus asa dan menganggap bahwa bunuh diri itu jalan keluar terbaik untuk mengakhiri penderitaan keluarga.

Secara mendetil, Uyun menduga sang ayah-lah yang berperan paling krusial untuk memengaruhi keluarganya agar mengakhiri hidup.

"Ayahnya kemudian menyebarkan pengaruh negatif bahwa kehidupan mereka akan sulit sehingga mungkin membangun keputusasaan bersama-sama," katanya.

Uyun juga menduga tidak adanya dukungan sosial dari tetangga keluarga tersebut bisa menjadi salah satu faktor untuk mengakhiri hidup.

Hal ini, katanya, dapat semakin menguatkan pikiran keluarga tersebut untuk mengakhiri hidupnya.

"Apakah mungkin keluarga tadi benar-benar terisolasi secara sosial dari lingkungannya sehingga mereka tidak mendapat dukungan dari lingkungan?

"Tetapi semakin menguatkan pikirannya sendiri untuk ide mengakhiri hidup dan melakukan semacam brain wash (cuci otak) terhadap keluarganya," kata Uyun.

Adapun pernyataan Uyun ini berkaca dari kasus lain yang sempat terjadi di Indonesia.

"Soalnya yang kasus lain seringnya anak-anaknya masih usia sangat muda kemudian diracun, dan orang tuanya bunuh diri," ujarnya.

Secara lebih umum, Uyun menjelaskan betapa pentingnya dukungan sosial dari warga sekitar agar meminimalisir seseorang untuk mengakhiri hidupnya.

Dia mengatakan dukungan sosial dapat dilakukan lewat bantuan finansial, psikologis, atau bantuan informasi.

"Misalnya jika ada anggota keluarga yang merasa stres atau cemas bisa diberi dukungan tersebut. Jika parah maka bisa diberi dukungan berupa informasi untuk datang ke profesional, mungkin bisa diantar ke psikolog atau psikiater," katanya.

Selain itu, Uyun juga mengatakan bahwa aktivitas-aktivitas yang dilakukan sebuah daerah dapat memengarhui faktor psikis dari seseorang.

Alhasil, dia mendorong agar masyarakat selalu mengadakan kegiatan positif di lingkungan tempat tinggalnya.

"Misal orang-orang yang tinggal di daerah yang memiliki aktivitas yang baik seperti pengajian, gotong royong, aktivitas bersama di masyarakat."

"Sehingga ketika ada masalah keluarga, maka tetangga atau keluarga dekat akan memberikan dukungan dan bantuan untuk mengurangi tekanan hidupnya," katanya.

Keterangan saksi

Aksi dugaan bunuh diri di apartemen Penjaringan, Jakarta Utara itu viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, terekam jelas satu keluarga itu berjalan menuju sebuah lift.

Bahkan, dalam video yang beredar juga memperlihatkan potongan detik-detik satu keluarga itu jatuh ke parkiran apartemen tersebut.

Aksi bunuh diri itu pun membuat heboh media sosial dan warga di sekitar lokasi kejadian.

Seorang saksi yang tidak disebutkan namanya mengaku kaget saat peristiwa itu terjadi.

Sebab, ia mendengar suara cukup kencang saat EA (50), AEL (52), JL (15), dan JW (13) jatuh ke parkiran mobil.

"Pas banget saat kejadian gue lagi disitu, kaget bgt ternyata liat udh tewas aja 4 orang. Terkaget banget si ini asli."

"Brak, bunyinya kencang banget itu tadi," ucap seorang penghuni apartemen yang enggan menyebutkan identitasnya, Sabtu (9/3/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.

Tak hanya dirinya, bahkan saksi lain yang mendengar suara tersebut pun kaget.

Bahkan, warga sekitar langsung berhamburan menuju ke sumber suara.

Catatan Redaksi

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.

Editor: Malvyandie Haryadi

Tag:  #peran #ayah #tetangga #dalam #kasus #satu #keluarga #tewas #lompat #dari #apartemen #ulasan #pakar

KOMENTAR