Bullying atau Ragging, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel Sebut Polisi Perlu Cermat
ilustrasi bullying. (Andre Angkawijaya/Antara)
16:08
24 Februari 2024

Bullying atau Ragging, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel Sebut Polisi Perlu Cermat

Kekerasan siswa terhadap siswa lain tidak mutlak berupa bullying. Polisi patut mencermati secara spesifik, mana bullying dan mana ragging. Pertanyaannya, seberapa akrab kita, lebih-lebih lembaga-lembaga negara dengan istilah ragging?

Bullying diterjemahkan sebagai perundungan. Ragging, setahu saya, belum ada sinonim dalam bahasa Indonesia,” papar pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel.

Menurut dia, bullying dan ragging sama-sama kekerasan. Keduanya adalah perilaku tidak baik. Tapi jika seorang anak, siapa pun dia, sengaja mendekati geng yang dikenal urakan agar bisa bergabung, anak itu pun tahu bahwa setiap anggota baru akan dikenai perlakuan tak senonoh dan berbagai kekerasan.

”Lantas, bergabunglah anak itu ke dalam geng tersebut dan dia menjalani ritual atau seremoni kekerasan yang memang merupakan identitas atau budaya geng itu,” ujar Reza.

”Kalau kronologisnya sedemikian rupa, kekerasan yang menimpa anak tersebut tidak bisa serta-merta dikategorikan sebagai bullying. Itu ragging,” terang Reza.

Dalam bullying, Reza menjelaskan, dikotomi pelaku dan korban sangat jelas. Sedangkan dalam ragging, relasi antar anak tidak lagi hitam putih. Apalagi jika si anggota baru bertahan dalam geng tersebut, dia pun sesungguhnya bukan korban.

Mindsetnya adalah dia secara sengaja melalui masa belajar untuk kelak menjadi pelaku kekerasan pula,” kata Reza.

Bahkan dia menambahkan, betapa pun si anggota baru babak belur, tetap saja awalnya bukan korban bullying. Kecuali andai saat dipukuli si anggota baru itu merasa sakit, tak sanggup bertahan, ingin berhenti, apalagi jika minta agar tak lagi digebuki, namun anggota-anggota lama terus menghujaninya dengan pukulan, pada saat itulah ragging berubah menjadi penganiayaan.

”Baik bullying maupun ragging, keduanya memang harus distop. Namun dengan mengidentifikasi secara akurat apakah kejadian yang polisi tangani sesungguhnya merupakan bullying atau ragging, proses penegakan hukum akan berjalan tepat sasaran. Pun masyarakat akan bisa menakar sebesar apa simpati perlu diberikan,” ucap Reza Indragiri Amriel.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #bullying #atau #ragging #pakar #psikologi #forensik #reza #indragiri #amriel #sebut #polisi #perlu #cermat

KOMENTAR