Kopasgat Bakal Dirikan Pos Pantau Bandara di Morowali
Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Muda Palito Sitorus, di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (27/11/2025).(KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)
12:46
27 November 2025

Kopasgat Bakal Dirikan Pos Pantau Bandara di Morowali

TNI Angkatan Udara mengerahkan Komando Pasukan Gerak Cepat (Korpasgat) ke Bandara di Morowali usai disorot Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin karena beroperasi tanpa perangkat negara.

“Jadi terkait tadi dengan Morowali. Jadi memang kita kemarin di sana dengan adanya latihan, kita sudah menempatkan pasukan kita, ya Korpasgat, ya di sana,” kata Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Muda Palito Sitorus di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (27/11/2025).

Setelah pengerahan pasukan ini, Korpasgat bakal mendirikan pos sehingga area di Morowali dapat termonitor dengan baik oleh TNI Angkatan Udara.

“Ke depan mungkin nanti kita akan membuat pos ya di sana untuk menjaga, sehingga area di Morowali itu bisa termonitor,” ucap dia.

Namun, untuk strategi lebih lanjut, TNI Angkatan Udara menunggu instruksi dari Kementerian Pertahanan.

Adapun pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin saat meninjau bandara di lokasi pertambangan Morowali, Sulawesi Tengah, memicu perhatian serius.

Sjafrie menyampaikan sorotannya usai menghadiri Latihan Terintegrasi 2025 TNI dan instansi lain di Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (20/11/2025).

Menhan menyebut keberadaan bandara tanpa kehadiran negara sebagai anomali yang dapat membuat kedaulatan ekonomi Indonesia rawan.

Sjafrie menekankan perlunya deregulasi dan peningkatan pembangunan kekuatan pertahanan di titik-titik krusial nasional.

Sjafrie menyampaikan pesan yang ditujukan kepada seluruh elemen bangsa, menegaskan bahwa negara tidak akan berhenti menindak kegiatan ilegal yang merugikan kekayaan nasional, seperti yang terjadi pada kasus pertambangan ilegal di Bangka sebelumnya.

Menhan RI berjanji akan melaporkan semua temuan dan evaluasi kepada Presiden RI.

“Republik ini tidak boleh ada republik di dalam republik. Kita harus tegakkan semua ketentuan tanpa kita melihat latar belakang dari manapun asalnya,” tegas Sjafrie.

Sebagaimana dilansir situs web resmi Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, bandara yang dirujuk Sjafrie adalah bandara yang terletak dekat dengan jalur laut strategis, yakni Alur Laut Kepulauan Indonesia atau ALKI II dan III.

Peninjauan di lokasi pada 19 November itu dilakukan Sjafrie dalam kapasitasnya juga sebagai Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional (DPN) dan Pengawas Tim Penertiban Kawasan Hutan (PKH).

Tag:  #kopasgat #bakal #dirikan #pantau #bandara #morowali

KOMENTAR