Pilpres 2024 Diduga Diwarnai Intervensi Asing Lewat Propaganda Negatif di Medsos
Ilustrasi – Pemilu 2024, MUI imbau umat Muslim untuk tidak asal memilih pemimpin negara (Kominfo.go.id)
11:56
8 Februari 2024

Pilpres 2024 Diduga Diwarnai Intervensi Asing Lewat Propaganda Negatif di Medsos

  Sebagai negara dengan potensi ekonomi besar, Indonesia menjadi incaran pengaruh negara-negara asing. Diantaranya Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara tersebut diduga ikut cawe-cawe dalam Pilpres 2024 Indonesia. Intervensi itu diduga lewat sejumlah propaganda negatif.    Analisa intervensi asing dalam gelaran Pilpres di Indonesia itu disampaikan R. Haidar Alwi selaku founder Haidar Alwi Institute (HAI). Menurutnya, salah satu bentuk intervensi asing di zaman moderen yang marak dan harus diwaspadai adalah propaganda negatif. Sebab, dengan propaganda negatif, upaya mempengaruhi masyarakat dapat dilakukan jauh lebih halus dan tidak mencolok dibanding dengan cara-cara tradisional.   "Intervensi asing melalui propaganda negatif ini berusaha membuat framing bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja," katanya di Jakarta pada Rabu (7/2). Narasinya mulai dari politik dinasti, pemilu curang, cacat etika, aparat tidak netral dan menekan, demokrasi rusak atau mundur, dan lain-lain sebagainya. Tujuannya membuat chaos, mengacaukan pemilu, menjatuhkan Presiden dan memenangkan capres-cawapres yang disponsori asing dengan dana tak terbatas.   

  Propaganda negatif dapat masuk dan berkembang dengan mudah di Indonesia karena selain jumlah pengguna internetnya yang sangat banyak dengan tingkat kecerdasan yang terbatas, juga masyarakatnya yang beragam dan jauh lebih kompleks. Masyarakat dengan mudah menerima dan mempercayai informasi yang masuk tanpa menyelidiki atau mengujinya lebih lanjut, cenderung mencari pembenaran daripada mencari kebenaran yang sesungguhnya.   "Masyarakat Indonesia mengambil keputusan berdasarkan trending di Twitter atau X, maupun di Tiktok serta media sosial lainnya," katanya. Konten yang trending dianggap sebagai sebuah kebenaran mutlak yang harus diikuti. Ini yang membuat Indonesia menjadi sasaran empuk intervensi asing melalui propaganda negatif.    Propaganda negatif yang dilakukan dengan gencar dan terus-menerus. Sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan rasa percaya dan meyakinkan orang atas pesan yang disampaikan. Akibatnya, kalangan terpelajar dan terdidik pun terkecoh dan terpedaya untuk diarahkan menyerang kelompok yang tidak didukung asing. Atau sebaliknya, memilih kelompok yang didukungnya.  

  Dia juga menyinggung terkait aksi sejumlah guru besar di berbagai kampus yang masih bergulir sampai sekarang. Bahkan sekarang diikuti oleh adik-adik mahasiswa yang sudah dan akan turun ke jalan untuk Reformasi Jilid 2. "Bukan bermaksud melecehkan akademisi, tapi khawatir karena sudah terbukti di negara lain," ungkap Haidar.    Dia juga menduga keterlibatan atau intervensi asing dalam Pilpres 2024 dalam bentuk lain. Haidar mengatakan, aktor intervensi asing dapat berupa negara secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk juga institusi non-pemerintah, serta perpanjangan tangan asing yang direkrut dari warga asing hingga warga lokal. "Amerika Serikat dan Rusia sedang memperjuangkan kepentingannya di Pilpres 2024 melalui perpajanjangan tangannya di Indonesia," katanya.   

  Dia mencontohkan ada satu ppraktisi ekonomi yang belum lama ini ke Amerika Serikat untuk menggalang dukungan. Kemudian ada juga praktisi pertahanan keamanan yang dekat dengan Rusia bahkan sudah bertemu Putin dan sering mengunggah kedekatannya dengan Rusia di media sosial. "Ada juga pengusaha di salah satu kubu yang merupakan mitra bisnis Donald Trump di Indonesia," katanya. Haidar menjelaskan Donald Trump dikenal sebagai sekutu sekaligus mitra bisnis Rusia yang membantunya memenangkan Pilpres Amerika Serikat tahun 2016 lalu.    Mengingat potensi dampak yang bisa ditimbulkan sangat berbahaya, ia mengimbau agar semua elemen bangsa meningkatkan kewaspadaan. Mulai dari intelijen jangan sampai kebobolan. Kemudian aparat penegak hukum agar bekerja lebih keras, penyelenggara dan pengawas pemilu hingga masyarakat umum.   "Terutama masyarakat umum jangan mudah terpengaruh oleh propaganda negatif akibat perbedaan pilihan di Pilpres," tandasnya. Karena ekonomi bisa jatuh, dan yang menanggung rugi adalah rakyat sendiri.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #pilpres #2024 #diduga #diwarnai #intervensi #asing #lewat #propaganda #negatif #medsos

KOMENTAR