110 WNI Jadi Korban di Kamboja, DPR Minta Evaluasi Perlindungan Sektor Pekerja Migran
Ketua DPR RI Puan Maharani. (Istimewa)
09:24
31 Oktober 2025

110 WNI Jadi Korban di Kamboja, DPR Minta Evaluasi Perlindungan Sektor Pekerja Migran

 - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan atas kasus 110 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penipuan daring (online scam) di Kamboja. Ia mendesak pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sektor pekerja migran agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Kasus ini menjadi peringatan serius bagi kita semua bahwa kebutuhan ekonomi dan sempitnya kesempatan kerja yang aman di dalam negeri sering kali memaksa warga kita mengambil risiko tinggi berangkat kerja ke luar negeri,” kata Puan kepada wartawan, Jumat (31/10).

Menurutnya, kasus ini menunjukkan masih lemahnya perlindungan terhadap pekerja Indonesia di luar negeri, sekaligus menyoroti mendesaknya penyediaan lapangan kerja layak di dalam negeri.

“Negara harus hadir memastikan setiap warga mendapatkan akses pekerjaan yang manusiawi dan terlindungi, di mana pun mereka bekerja,” ujarnya.

Puan menekankan pentingnya perlindungan pekerja migran sejak tahap prakeberangkatan. Ia meminta agar calon pekerja mendapatkan informasi yang akurat, pelatihan memadai, serta penempatan yang telah terverifikasi.

“Pemerintah melalui P2MI, Kementerian Luar Negeri, dan instansi terkait perlu memperkuat koordinasi agar tidak ada lagi warga yang berangkat tanpa izin penempatan resmi,” tegasnya.

Ia juga mengusulkan sistem peringatan dini (early warning system) bagi pekerja migran dengan melibatkan kerja sama antar lembaga mulai dari Ditjen Imigrasi, aparat bandara, hingga maskapai penerbangan, guna memantau perjalanan mencurigakan ke negara berisiko tinggi seperti Kamboja, Myanmar, dan Laos.

Namun, Puan mengapresiasi langkah cepat KBRI Phnom Penh dan KP2MI dalam mengevakuasi para korban, namun mengingatkan agar upaya pemerintah tak berhenti hanya pada penyelamatan.

“Pemerintah perlu memastikan pemulihan fisik, mental, dan sosial bagi para korban, serta membuka akses ke pelatihan kerja dan program pemberdayaan ekonomi lokal,” tuturnya.

Lebih jauh, Puan menilai akar persoalan migrasi nonprosedural harus dijawab dengan kebijakan penciptaan lapangan kerja produktif di dalam negeri, khususnya di sektor padat karya, ekonomi kreatif, dan digital.

Ia juga mendorong perluasan kemitraan publik-swasta (public-private partnership) dalam investasi tenaga kerja, serta percepatan pembangunan kawasan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja lokal.

“Selama lapangan pekerjaan di dalam negeri belum cukup tersedia dan tidak memberikan rasa aman serta penghasilan layak, masyarakat kita akan terus mencari peluang di luar negeri meskipun risikonya tinggi,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, sebanyak 110 WNI dilaporkan menjadi korban eksploitasi di perusahaan online scam di Kota Chrey Thum, Provinsi Kandal, Kamboja. Insiden itu berujung kerusuhan ketika 97 WNI mencoba kabur dari perusahaan tempat mereka bekerja.

Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menyebut seluruh WNI kini berada di rumah detensi imigrasi Phnom Penh untuk proses pendataan dan pemeriksaan otoritas setempat.

Editor: Sabik Aji Taufan

Tag:  #jadi #korban #kamboja #minta #evaluasi #perlindungan #sektor #pekerja #migran

KOMENTAR