KPK soal Kans Panggil Pihak Perusahaan Terkait Dugaan Korupsi Whoosh
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih, Jakarta, Senin (27/10/2025).(KOMPAS.com/HARYANTI PUSPA SARI)
11:44
30 Oktober 2025

KPK soal Kans Panggil Pihak Perusahaan Terkait Dugaan Korupsi Whoosh

- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut, belum bisa mengungkapkan soal peluang memanggil pihak PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk diperiksa terkait penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

“Terkait dengan pihak-pihak yang nanti akan diminta keterangan, tentu karena ini masih di tahap penyelidikan, kami belum bisa menyampaikan secara detail pihak-pihak tersebut,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (29/10/2015), dikutip dari Antaranews.

Namun, Budi memastikan, penyelidik KPK akan memanggil pihak-pihak yang diduga mengetahui konstruksi perkara dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi proyek Whoosh.

“Karena setiap informasi, data, dan keterangan dari pihak-pihak tersebut akan membantu dalam proses penyelidikan perkara ini,” katanya.

KCIC Akan Kooperatif

Sementara itu, PT KCIC menyampaikan akan bersikap kooperatif terhadap KPK yang sedang menyelidiki dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Whoosh.

“Prinsipnya KCIC kooperatif dan sangat menghormati semua proses KPK,” kata Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, saat dihubungi Kompas.com pada Senin, 27 Oktober 2025.

Eva juga menyatakan bahwa KCIC akan bekerja sama membantu KPK selama proses penyelidikan.

“KCIC akan bekerja sama dengan KPK untuk proses penyelidikannya,” ujarnya.

Diselidiki Sejak Awal 2025

Sebelumnya, Budi menyebut, dugaan penggelembungan anggaran atau mark up proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh diselidiki sejak awal tahun 2025.

“Adapun penyelidikan perkara ini sudah dimulai sejak awal tahun,” kata Budi pada 27 Oktober 2025.

Namun, saat itu, dia mengatakan, informasi detail terkait dengan perkembangan perkara tersebut belum bisa disampaikan karena tahap penyelidikan dilakukan secara tertutup.

Budi hanya mengimbau masyarakat untuk menyampaikan kepada KPK jika memiliki informasi dan data tambahan terkait dugaan korupsi proyek kereta cepat tersebut.

“Jadi memang ini masih terus berprogres dalam proses penyelidikan. Secara umum tentu tim terus melakukan pencarian, keterangan-keterangan yang dibutuhkan untuk membantu dalam mengungkap perkara ini,” ujarnya.

Diungkap Mahfud MD

Sementara itu, dugaan mark up di proyek Whoosh, juga sempat diungkap mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025.

"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” kata Mahfud.

"Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” ujarnya lagi.

Menanggapi pernyataan Mahfud, KPK mengimbau agar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu membuat laporan mengenai dugaan korupsi dalam proyek kereta cepat Whoosh.

Namun, Mahfud enggan melapor. Dia hanya bersedia jika dipanggil KPK untuk memberikan keterangan terkait dugaan korupsi terkait Whoosh.

Sementara itu, KPK pada 27 Oktober 2025, mengumumkan dugaan korupsi terkait kereta cepat Whoosh sudah naik ke tahap penyelidikan sejak awal 2025.

Tag:  #soal #kans #panggil #pihak #perusahaan #terkait #dugaan #korupsi #whoosh

KOMENTAR