Kisah Abu Bakar As-Shiddiq, Orang Pertama yang Percaya Peristiwa Isra Miraj
Umat Islam dari berbagai negara melaksanakan tawaf di Masjidilharam. (AFP)
06:48
6 Februari 2024

Kisah Abu Bakar As-Shiddiq, Orang Pertama yang Percaya Peristiwa Isra Miraj

Isra Miraj merupakan mukjizat terbesar yang Allah Swt berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Hanya dalam satu malam Rasulullah SAW melakukan perjalanan yang panjang dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa dan berlanjut ke Sidratul Muntaha. Peristiwa yang panjang itu tidak menutup kemungkinan banyak orang yang tidak mempercayainya.

Jika tidak berdasar keimanan, seseorang akan mustahil untuk bisa percaya kepada Rasulullah terhadap setiap apa yang disampaikan dalam peristiwa Isra Miraj. Seperti halnya orang kafir Quraisy yang selalu mencemooh dan menganggap peristiwa itu hanya dongeng belaka.

Memang benar peristiwa itu tidak bisa diterima akal sehat. Namun, keimanan yang kuat yang akan selalu percaya dan membenarkanya. Keimanan yang kuat itu berasal dari Sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar.

Abu Bakar menjadi orang pertama yang percaya terhadap peristiwa Isra Miraj. Bahkan, dia percaya sebelum kabar itu diceritakan kepadanya. Dari sinilah kemudian Abu Bakar mendapatkan gelar As-Siddiq yang berarti orang paling benar.

Kisah Abu Bakar Orang Pertama yang Percaya Peristiwa Isra Miraj

Dikutip melalui Nu.or.id, kala itu Abu Bakar yang belum mendengar kabar peristiwa itu didatangi oleh orang-orang kafir Quraish. Mereka, orang-orang kafir Quraish, lebih dulu mendengar kabar itu.

Bukan dalam hal kebaikan, justru orang-orang kafir Quraish itu hendak mengolok-olok Nabi Muhammad SAW dengan menyampaikan peristiwa itu kepada Abu Bakar yang bertujuan agar Abu Bakar merasa malu karena telah percaya dan iman kepada ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

Sesampainya di rumah Abu Bakar, mereka menyampaikan kisah perjalanan Rasulullah dari Makkah ke Baitul Maqdis dengan tempo yang sangat singkat.

Mendengar kisah itu, Abu Bakar tidak langsung membenarkan dan tidak pula mengingkarinya. Dia justru bertanya, “Apakah Rasulullah benar berkata demikian?”

“Iya,” jawab mereka. Orang kafir Quraisy itu terus berdebat dan mengolok-olok dengan mengatakan Abu Bakar tidak waras. Namun, dengan penuh ketegasan dan keyakinan Abu Bakar menjawab:

أَنَا صَدَقْتُهُ فِي خَبَرِ السَّمَاءِ فَكَيْفَ أُكَذِّبُهُ فِي ذَلِكَ، مَادَامَ قَالَ فَقَدْ صَدَقَ

Artinya, “Sungguh saya telah membenarkannya perihal kabar langit (Mi’raj), maka bagaimana mungkin saya mengingkarinya dalam peristiwa itu (Isra’). Selama (Rasulullah) berkata, maka sungguh dia benar.

Jawaban sahabat Abu Bakar itu kemudian dijadikan oleh para ulama tafsir bahwa iman yang benar adalah iman yang tidak mempertanyakan apa yang dilakukan oleh pembawa risalah. Semua percaya dan iman padanya sekali pun tidak masuk akal (Syekh Mutawalli, Tafsir wa Khawathirul Umam lisy Sya’rawi, [Darul Imam, 1997), juz I, halaman 2707).

Keimanan Sayyidina Abu Bakar memang menjadi satu-satunya sahabat Rasulullah yang selalu mendampingi perjuangan sejak Rasulullah diangkat menjadi nabi. Bahkan saat orang kafir Quraisy ingin membunuh Nabi, Abu Bakar adalah satu-satunya sahabat yang pergi mendampingi.

Tak hanya itu, keimanan Sayyidina Abu Bakar melebihi keimanan para sahabat lain. Bahkan melebihi semua umat Nabi Muhammad. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam Hadist Riwayat At Tirmidzi dari sahabat Umar bin Khattab

لَوْ وُزِنَ إِيْمَانُ أَبِي بَكْرٍ بِإِيْمَانِ أَهْلِ الْأَرْضِ لَرَجَحَ إِيْمَانُ أَبِي بَكْرٍ

Artinya, “Seandainya keimanan Abu Bakar ditimbang dengan keimanan penduduk bumi, maka keimanan Abu Bakar akan unggul.” (Imam Jalaluddin as-Suyuthi, ad-Durrul Mantsur fit Tafsir bil Ma’tsur, [Beirut, Darul Fikr: 1993], juz IV, halaman 12)

Demikian gambaran keimanan Sayyidina Abu Bakar As Shiddiq yang menjadi orang pertama yang iman akan adanya Isra, bahkan sebelum kabar tentang Miraj diceritakan kepadanya dia langsung percaya. (*)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #kisah #bakar #shiddiq #orang #pertama #yang #percaya #peristiwa #isra #miraj

KOMENTAR