Evaluasi Keselamatan Mendesak, Usai 2 Prajurit Gugur saat HUT ke-80 TNI
Praka (Mar) Zaenal Mutaqim, prajurit TNI AL dari Detasemen Intai Para Amfibi 1 (Den Ipam 1) Korps Marinir, gugur usai mengalami kecelakaan dalam Presidential Inspection di Perairan Teluk, Jakarta pada Kamis (2/10/2025).(DOKUMEN TNI AL)
09:24
7 Oktober 2025

Evaluasi Keselamatan Mendesak, Usai 2 Prajurit Gugur saat HUT ke-80 TNI

- Dua prajurit TNI gugur dalam momen rangkaian HUT ke-80 TNI. Mereka adalah Pratu Johari Alfarizi dari Kostrad dan Praka (Mar) Zaenal Mutaqim dari Korps Marinir. 

Aspek keselamatan prajurit dalam setiap atraksi dan kegiatan seremonial militer di ruang publik pun mendesak untuk dievaluasi.

Praka Zaenal diketahui mengalami kendala di udara saat membuka parasut ketika melaksanakan penerjunan Rubber Duck Operations (RDO) dalam rangkaian kegiatan Presidential Inspection memperingati HUT ke-80 TNI pada Kamis (2/10/2025).

“Praka Mar Zaenal Mutaqim mengalami kecelakaan di udara saat processing opening parachute. Parasut tetap mengembang hingga mendarat di air. Tim pengaman di laut segera mendekati penerjun dan melaksanakan evakuasi menggunakan ambulans sea rider menuju posko kesehatan Kolinlamil," kata Tunggul kepada Kompas.com, Minggu (5/10/2025).

Setelah dievakuasi dari laut, Praka Zaenal segera dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan penanganan medis intensif.

Selama dua hari, tim dokter berupaya menyelamatkan nyawa Praka Zaenal yang sempat berada dalam kondisi sadar. Namun, pada Sabtu (4/10/2025) pukul 03.01 WIB, Praka Zaenal dinyatakan meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto.

Sedangkan untuk Pratu Johari, dia gugur usai jatuh dari atas tank di area sekitar Monas, Jakarta, pada Sabtu (4/10/2025) malam, tepat sebelum puncak HUT TNI dilaksanakan.

Pangkostrad Letjen M Fadjar menyebut, ketika Johari jatuh dari atas tank, dia mengalami patah leher.

"Almarhum Pratu Johari Alfarizi saat bertugas terjatuh dari atas tank marder yang sedang diangkut transporter (ketinggian sekitar 4 meter) dan mengalami patah leher," jelas Fadjar, Senin (6/10/2025).

Johari dapat santunan, Zaenal kenaikan pangkat

TNI Angkatan Laut (TNI AL) akan mengusulkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) bagi Zaenal Mutaqim yang gugur saat menjalankan tugas dalam Presidential Inspection.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul mengatakan, penghargaan itu diberikan sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan pengabdian almarhum selama bertugas.

Praka (Mar) Zaenal Mutaqim, prajurit TNI AL dari Detasemen Intai Para Amfibi 1 (Den Ipam 1) Korps Marinir, gugur usai mengalami kecelakaan dalam Presidential Inspection di Perairan Teluk, Jakarta pada Kamis (2/10/2025).DOKUMEN TNI AL Praka (Mar) Zaenal Mutaqim, prajurit TNI AL dari Detasemen Intai Para Amfibi 1 (Den Ipam 1) Korps Marinir, gugur usai mengalami kecelakaan dalam Presidential Inspection di Perairan Teluk, Jakarta pada Kamis (2/10/2025).

“Sebagai bentuk penghormatan, TNI AL akan mengusulkan penghargaan berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa kepada almarhum atas jasa-jasanya saat bertugas," kata Tunggul.

Sementara itu, Panglima TNI, Pangkostrad, dan komandan dari Johari telah memberi santunan ke keluarga. Saat ditanya apakah Johari juga mendapat KPLB seperti Zaenal, Fadjar tidak merespons.

"Santunan susah diberikan, dari Panglima TNI, Pangkostrad, dan komandan satuannya," kata Fadjar.

Meski begitu, TNI melaksanakan pemakaman secara militer bagi keduanya, di kampung halaman mereka masing-masing.

Diminta evaluasi

Komisi I DPR RI mendesak TNI untuk mengevaluasi secara menyeluruh aspek keselamatan prajurit dalam setiap atraksi dan kegiatan seremonial militer di ruang publik.

Desakan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menyusul gugurnya dua prajurit dalam rangkaian kegiatan menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 TNI.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (18/3/2025).KOMPAS.com/Tria Sutrisna Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (18/3/2025).

“Komisi I DPR RI memandang bahwa peristiwa ini perlu menjadi bahan evaluasi menyeluruh, khususnya terkait aspek keselamatan dan prosedur teknis dalam pelaksanaan atraksi militer di ruang publik,” ujar Dave kepada Kompas.com, Senin (6/10/2025).

Menurut Dave, insiden tersebut harus menjadi peringatan penting bagi TNI agar memperkuat kembali standar keamanan dan mitigasi risiko di setiap latihan maupun demonstrasi di hadapan publik.

Politikus Golkar itu meyakini bahwa TNI sudah mengedepankan kedisiplinan dan profesionalisme tinggi dalam setiap kegiatan seremonial.

Namun, dua peristiwa yang menelan korban jiwa itu menunjukkan bahwa standar keselamatan perlu terus diperbarui dan diperkuat.

“Keselamatan prajurit harus menjadi prioritas utama, bahkan dalam konteks perayaan. Atraksi militer bukan hanya soal ketangkasan, tetapi juga soal ketepatan prosedur dan kesiapan teknis yang tidak boleh dikompromikan,” katanya.

Oleh karena itu, Komisi I mendorong agar TNI melakukan audit internal terhadap seluruh prosedur pengamanan dan pelatihan yang berkaitan dengan kegiatan seremonial.

Selain itu, lanjut Dave, simulasi dan uji kelayakan peralatan yang digunakan dalam setiap demonstrasi atau atraksi militer juga harus dilakukan.

“Kami mendorong agar institusi TNI melakukan audit internal terhadap seluruh prosedur pengamanan dan pelatihan yang terkait dengan kegiatan seremonial, termasuk simulasi dan uji kelayakan peralatan,” ucapnya.

Tag:  #evaluasi #keselamatan #mendesak #usai #prajurit #gugur #saat

KOMENTAR