



RDP Komisi XII, Pertamina Dukung Pemerintah Akselerasi Target Lifting Migas 2025
- Komisi XII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), dan Pertamina untuk membahas asumsi makro sektor ESDM.
Pembahasan di Ruang Rapat Komisi XII, Senin (30/6/2025), itu mencakup asumsi makro yang realistis dan adaptif terhadap dinamika global, mampu menjawab kebutuhan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya mengatakan, sektor migas memegang peranan penting dalam mendukung ketahanan energi nasional sekaligus menjadi salah satu kontributor utama penerimaan negara.
“Namun, hal itu juga dihadapkan pada tantangan nyata, mulai dari lifting migas yang belum optimal hingga kebutuhan akan efisiensi pengelolaan blok migas," ungkapnya dalam siaran pers, Selasa (1/7/2025).
Pada kesempatan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tri Winarno menyampaikan komitmen pemerintah untuk mencapai target lifting migas.
“Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menerapkan sejumlah strategi dalam peningkatan produksi migas,” katanya.
Beberapa upaya pemerintah, di antaranya melakukan optimalisasi lapangan produksi dengan reaktivasi sumur dan lapangan idle atau lapangan yang sudah tidak berproduksi.
Sementara itu, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Jaffee Arizon Suardin menyampaikan, tantangan operasi produksi 2025 utamanya disebabkan natural decline sekitar 21 persen setiap tahunnya.
"Pertamina secara oil equivalent per day, prognosis pada akhir 2025 ini diperkirakan akan naik 3 persen," ungkap Jaffee.
Pertamina telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan lifting migas, seperti optimalisasi sumur dengan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), pembukaan sumur baru, serta akuisisi lapangan migas di luar negeri melalui subholding upstream, Pertamina Hulu Energi (PHE).
Pertamina saat ini berkontribusi 69 persen terhadap produksi minyak nasional dan 37 persen terhadap produksi gas nasional.
Pada 2025, melalui subholding upstream, Pertamina berhasil mencatatkan produksi minyak dan gas bumi sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD) hingga Mei 2025.
Produksi tersebut terdiri dari minyak 559.000 barel per hari (MBOPD) dan gas 2.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Selain itu, melalui PHE, Pertamina juga berhasil menyelesaikan pengeboran 5 sumur eksplorasi, 341 sumur pengembangan, 523 kegiatan workover, dan 15.424 kegiatan well services.
Sepanjang 2025, PHE mencatat capaian strategis, baik pada portofolio domestik maupun luar negeri.
Pertamina juga berhasil membuka sejumlah sumber daya migas baru pada 2025, baik konvensional maupun nonkonvensional, dengan total potensi sumber daya 2C sebesar 767 juta barel setara minyak (MMBOE).
Tak hanya itu, PHE juga mencatat penambahan cadangan P1 migas sebesar 40,9 MMBOE.
Keberhasilan juga dicatatkan melalui pengeboran sumur di onshore Jawa Barat (EPN-002), akuisisi seismik 3D pada beberapa wilayah kerja di onshore Sumatera, serta penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja (WK) Melati dan WK Binaya hasil lelang WK tahap I dan II tahun 2024.
Hingga Mei 2025, PHE telah melakukan survei seismik 3D seluas 452 kilometer persegi (km²).
Tag: #komisi #pertamina #dukung #pemerintah #akselerasi #target #lifting #migas #2025