



Perkuat Sinergi Kolaboratif Melalui Program Kampus Berdampak, Laboratorium Perguruan Tinggi Bisa Jadi Taman Industri
Laboratorium yang dimiliki perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk melahirkan gagasan inovatif yang sejalan dengan kebutuhan industri.
Anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Negeri Semarang (Unnes) Gunawan Tjokro menilai laboratorium perguruan tinggi dapat menjadi taman industri sebagai implementasi upaya memperkuat sinergi kolaboratif melalui Program Kampus Berdampak.
Gunawan meyakini laboratorium perguruan tinggi cukup produktif melahirkan gagasan dan temuan baru, baik yang dihasilkan oleh mahasiswa maupun dosen. Menurutnya, produktivitas tersebut dapat dilihat dari banyaknya publikasi karya ilmiah yang ada. Namun sayangnya baru sebagian kecil gagasan atau temuan dari laboratorium yang dapat dihilirkan menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi sesuai kebutuhan pasar.
“Salah satu tantangan terbesar adalah perbedaan orientasi. Perguruan tinggi cenderung tertarik pada riset yang bersifat fundamental untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan industri tertarik pada riset terapan yang dapat langsung memecahkan masalah di masyarakat,” ujar Gunawan dalam keterangan tertulisnya.
Namun demikian, menurutnya, persoalan tersebut dapat diatasi jika kedua pihak memiliki komitmen berkembang secara bersama-sama. Dalam hal ini yang dimaksud adalah perguruan tinggi dan industri, di mana keduanya dapat mengelola laboratorium sebagai taman industri.
"Dalam konteks ini, kata taman bermakna menjadi tempat tumbuhnya gagasan-gagasan baru yang ditangkap oleh industri agar bisa dikomersialisasi," jelas Gunawan.
Gunawan mendorong kerja sama kampus dan industri tersebut dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, kedua pihak tersebut melakukan harmonisasi kebijakan dengan menemukan kesamaan visi. "Baik perguruan tinggi maupun industri pada dasarnya memiliki ketertarikan yang sama, yaitu inovasi. Dari titik itulah keduanya bisa melanjutkan kolaborasi," katanya.
Langkah kedua, lanjutnya, adalah menyediakan platform kolaborasi yang dapat mengakomodasi kepentingan keduanya.
"Laboratorium perguruan tinggi tentu saja memerlukan dukungan pengalaman dari industri. Sedangkan industri membutuhkan gagasan-gagasan inovatif. Hal itu sudah ada namun seringkali sulit menemukan titik temu karena tidak ada platform yang menjembatani atau menjadi perantara keduanya," ujarnya.
Ketiga, perguruan tinggi dan industri juga perlu mengatasi egosektoral. Agar egosektoral tersebut dapat diatasi, harus ada agenda yang menjadi tujuan bersama.
“Saya melihat potensi yang sangat besar jika laboratorium dikelola bersama oleh perguruan tinggi dan industri. Laboratorium bisa menjadi ‘taman’ yang dipenuhi gagasan dan inovasi yang indah dan bermanfaat bagi kepentingan bangsa,” bebernya.
Pendekatan ini memungkinkan perguruan tinggi mempertahankan misi ilmiahnya sambil berkontribusi pada pengembangan ekonomi, dan industri memperoleh akses ke sumber inovasi yang berkelanjutan.
Menurutnya, perguruan tinggi dapat mengalokasikan sumber daya untuk riset terapan tanpa mengorbankan misi fundamentalnya. Sementara industri dapat berinvestasi dalam proyek riset jangka panjang.
Untuk memperkuat sinergi antara pendidikan dan industri, sejumlah inisiatif dapat menjadi jembatan efektif. Kolaborasi dalam penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan industri memastikan lulusan menguasai keterampilan relevan, seperti teknologi AI, IoT, atau energi terbarukan.
"Kurikulum harus mencerminkan kebutuhan pasar agar lulusan siap bertarung di dunia kerja," tegas Gunawan.
Gunawan menuturkan, ia mengapresiasi pelaksanaan Program Kampus Berdampak dalam kepemimpinan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto.
"Saya sangat mendukung konsep Kampus Berdampak harus menjadi identitas semua perguruan tinggi di Indonesia. Kampus harus mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks, mulai dari krisis iklim, disrupsi teknologi, hingga dominasi Artificial Intelligence (AI). Hanya dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, bangsa ini mampu melesat menjadi negara maju," ucap Gunawan.
Dari perspektif sebagai pengusaha, Gunawan juga minta agar keberadaan kampus tidak boleh menutup diri. "Kampus ada dan eksis harus tanpa gerbang atau barrier apa pun. Menjadi simbol bahwa masyarakat bisa ikut merasakan manfaat dari kehadiran perguruan tinggi," tutupnya.
Tag: #perkuat #sinergi #kolaboratif #melalui #program #kampus #berdampak #laboratorium #perguruan #tinggi #bisa #jadi #taman #industri