



BGN: MBG Sering Dianggap Menghamburkan Uang, Padahal Sangat Krusial
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN) Tigor Pangaribuan menyatakan, program makan bergizi gratis (MBG) bukanlah program yang memboroskan anggaran, melainkan program krusial untuk Indonesia.
Tigor menegaskan, MBG merupakan program investasi jangka panjang yang strategis untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing.
“Makan bergizi itu sering dianggap sebagai program yang hanya menghamburkan uang. Padahal ini adalah program yang sangat penting, sangat krusial, sangat strategik bagi bangsa Indonesia,” ujar Tigor, dikutip dari YouTube Badan Gizi Nasional, Senin (23/6/2025).
Tigor menuturkan, MBG bertujuan membangun fondasi SDM sejak dini, dengan memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup dan berkualitas.
Dengan demikian, generasi mendatang diharapkan tumbuh sehat, cerdas, dan mampu berkontribusi aktif dalam pembangunan nasional.
“Nanti anak-anak ini yang akan jadi pengelola negara. Kalau mereka sehat, cerdas, punya IQ yang baik, dan pendidikan yang baik, maka mereka akan menjadi generasi emas yang membawa Indonesia lebih maju,” kata dia.
Tigor menuturkan, tanpa generasi muda yang sehat dan cerdas, Indonesia akan kesulitan memaksimalkan potensi kekayaan alamnya, bahkan berisiko menjadi negara yang dikelola oleh pihak luar karena ketidakmampuan SDM dalam negeri.
“Kalau generasi kita lemah, kemampuan untuk mengelola harta kekayaan bangsa juga akan melemah. Bisa-bisa negara kita jatuh dalam pengelolaan asing,” kata Tigor.
“Kita bisa belajar dari negara-negara di Afrika yang tidak mampu mengelola sumber dayanya sendiri, hingga akhirnya terjerumus dalam konflik berkepanjangan,” imbuh dia.
Tigor menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan perlu dikelola oleh anak bangsa yang berkualitas.
Ia menyebut sejumlah sektor unggulan seperti pertambangan timah, kelapa sawit, hingga potensi tambang emas yang membutuhkan SDM unggul untuk mengelolanya secara berkelanjutan.
“Cadangan timah kita itu nomor dua terbesar di dunia, kelapa sawit juga selalu di posisi satu atau dua dunia. Belum lagi potensi tambang emas dan lainnya. Ini semua perlu dikelola oleh generasi kita sendiri, bukan orang luar,” ujar Tigor menegaskan.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa program MBG bakal memakan anggaran mencapai Rp 300 triliun pada tahun 2026 mendatang.
"Mungkin sekitar Rp 300 triliun di tahun depan," ujar Luhut seperti dikutip dari Kontan.co.id, Kamis (12/6/2025).
Menurut Luhut, jika program ini dijalankan dengan baik dan penuh pengawasan, maka MBG akan menciptakan pemerataan ekonomi dan simpul-simpul ekonomi baru di berbagai daerah.
Seiring naiknya anggaran MBG, BGN juga mendapatkan pagu indikatif anggaran jumbo sebesar Rp 217,86 triliun pada 2026.
Jika terealisasi, BGN bakal menjadi salah satu lembaga negara dengan anggaran terbesar.
“Ini badan dengan anggaran terbesar di republik ini, dan semuanya digunakan untuk menyerap bahan baku pangan dari masyarakat,” ujar Kepala BGN Dadan Hindaya dalam peluncuran 1.000 SPPG di Bangkalan, Jawa Timur, Senin (26/5/2025), s
Namun, besarnya anggaran tersebut menuai sorotan dari kalangan legislatif.
Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi mengingatkan potensi penyalahgunaan anggaran jika pengawasan tak diperketat.
"Kalau terealisasi Rp 217 triliun, berarti BGN harus menerapkan sistem yang lebih ketat dan baik. Jangan sampai anggaran jumbo BGN ini jadi ladang bancakan oknum-oknum tak bertanggung jawab," ujar Nurhadi dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Tag: #sering #dianggap #menghamburkan #uang #padahal #sangat #krusial