60 Persen Anak Indonesia Hidup di Garis Kemiskinan, BGN: Asupan Gizinya Kurang
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025).(KOMPAS.com/Rahel)
11:54
23 Juni 2025

60 Persen Anak Indonesia Hidup di Garis Kemiskinan, BGN: Asupan Gizinya Kurang

— Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen anak-anak Indonesia hidup di garis kemiskinan, yang berdampak langsung pada kualitas asupan gizi mereka.

“Jadi memang (Program MBG) ini ada background-nya ya. Ada concern terhadap kondisi gizi anak-anak kita. Berdasar data statistik, hampir 60 persen anak-anak Indonesia hidup di garis kemiskinan,” ujar Tigor mengutip YouTube resmi BGN, Senin (23/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa kemiskinan orang tua menjadi penyebab utama buruknya kualitas gizi yang diterima anak-anak.

Dia mengatakan, dalam banyak kasus, penghasilan keluarga sangat rendah, bahkan jauh dari kebutuhan minimum untuk hidup sehat.

“Karena orang tuanya miskin, asupan gizinya tentu tidak bisa seperti yang diharapkan. Kalau menurut World Bank, penghasilan (masyarakat miskin) di bawah Rp 2 juta per bulan, itu sudah sangat berat. Bayangkan jika punya tiga anak,” tambahnya.

Tigor menyebutkan bahwa dari sisi jumlah absolut, wilayah Jawa Barat mencatat angka tertinggi, dengan sekitar 4 juta anak yang hidup dalam kemiskinan.

Disusul oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Meski persentase stunting lebih tinggi ditemukan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), dari sisi jumlah keseluruhan, Pulau Jawa masih mendominasi.

Stunting itu jadi indikator kurang gizi. Persentase stunting di NTT memang tinggi, sekitar 26 persen dari 1,5 juta penduduk. Di Jawa Barat hanya 10 persen, dari total 14 juta anak, angka absolutnya lebih besar,” jelasnya.

Tigor juga menyinggung latar belakang lahirnya program nasional perbaikan gizi, yang menurutnya merupakan respons dari Presiden Prabowo Subianto terhadap kenyataan pahit bahwa banyak anak Indonesia masih mengalami kelaparan.

“Visi besar ini dimulai ketika Presiden melihat langsung kondisi anak-anak yang hidup dalam kelaparan. Beliau sangat tersentuh dan akhirnya menugaskan tim pakar, salah satunya Prof. Dadan Hindayana selaku Kepala BGN, untuk menyusun desain program perbaikan gizi nasional,” tegas Tigor.

Tag:  #persen #anak #indonesia #hidup #garis #kemiskinan #asupan #gizinya #kurang

KOMENTAR