Aceh Buka Peluang Kerja Sama Eksplorasi Migas di 4 Pulau, Siap Gaet Investor
Gubernur Aceh, Muzakir Manar (Mualem), memberikan keterangan pers pada awak media menyangkut langkah Pemerintah Aceh sikap 4 pulau milik Aceh yang kini menjadi bagian wilayah Sumatera Utara (Sumu), Jumat (13/6/2025) malam di Pendopo Gubernur Aceh.(Kompas.com/Zuhri Noviandi)
23:20
17 Juni 2025

Aceh Buka Peluang Kerja Sama Eksplorasi Migas di 4 Pulau, Siap Gaet Investor

Gubernur Aceh Muzakir Manaf siap membuka peluang kerja sama untuk mengeksplorasi cadangan minyak dan gas bumi (migas) di 4 pulau yang sebelumnya disengketakan dengan Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Hal ini disampaikan Mualem, sapaan akrab Muzakir, setelah 4 pulau tersebut diputuskan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk berada di wilayah provinsi Aceh.

"Kita lihat nanti (tawaran) yang mana bagusnya. Saya kira ada, lah (migas di pulau tersebut). Kita akan mengundang pemilik modal. Mereka boleh menggali sumber daya alam kita. Ya, sama-sama kita hormati lah," kata Muzakir Manaf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa.

Ia pun tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan Sumatera Utara sepanjang memberi manfaat bagi kedua belah pihak.

Namun, Mualem menegaskan bahwa yang jelas saat ini keempat pulau itu dipastikan berada di teritorial provinsi Aceh.

"Kita lihat nanti yang jelas itu masuk teritorial Aceh. Iya, tidak menutup kemungkinan (kerja sama dengan Sumut), iya, kalau dia ada investor, ada pengusaha, kita kenapa tidak, kan," beber Mualem.

Terkait kerja sama itu, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengaku ikut dengan ketentuan Aceh.

Namun, sejauh ini, dirinya tidak memegang data bahwa pulau tersebut memiliki kandungan migas.

"Kalau saya tidak pegang data ada migasnya, ya. Saya sih tidak pegang data. Dia punya Aceh kok, (ikut ketentuan) Aceh," jelas Bobby.

Tak ada kandungan migas

Terpisah, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyatakan, belum ada penelitian bahwa pulau tersebut memiliki kandungan migas.

Oleh karenanya, ia meminta masyarakat saling waspada dan mawas diri dalam menanggapi sebuah isu.

Dalam kasus sengketa empat pulau, misalnya, isu yang berkembang sempat liar, yakni terdapat satu provinsi yang berusaha mengambil alih keempat pulau lantaran terdapat kandungan migas.

Isu yang belum jelas kebenarannya itu berpotensi membuat kedua wilayah saling bergesekan dan tidak percaya.

"Itu banyak yang gelap-gelap itu menunggangi, isunya jadi ke mana-mana. Di situ (katanya) ada satu pemerintahan yang mau mengambil, kemudian diisukan ada sumber daya energi yang cukup besar. Padahal kita cek, kami cek di SDM, belum pernah ada penelitian di tempat-tempat tersebut memiliki kandungan energi," kata Prasetyo.

Sebelumnya diberitakan, masyarakat dihebohkan dengan Keputusan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menyatakan status empat pulau milik Aceh menjadi milik Sumatera Utara.

Keempat pulau itu adalah Pulau Mangkir Kecil, Pulau Mangkir Besar, Pulau Panjang, dan Pulau Lipan.

Pemprov Aceh mengeklaim mengantongi jejak historis di keempat pulau tersebut, sedangkan Pemprov Sumut memiliki dalil dari hasil survei yang dilakukan Kemendagri.

Setelah berlarut-larut, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mengambil alih polemik tersebut dan memutuskan keempat pulau masuk wilayah Aceh.

Prasetyo mengatakan, keputusan ini diambil berdasarkan laporan dari Kementerian Dalam Negeri serta dokumen dan data-data pendukung.

"Bapak Presiden memutuskan bahwa pemerintah berlandaskan pada dasar-dasar dokumen yang telah dimiliki pemerintah telah mengambil keputusan bahwa keempat pulau, yaitu Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek, secara administratif berdasarkan dokumen yang dimiliki pemerintah adalah masuk ke wilayah administratif wilayah Aceh," kata Prasetyo, Selasa.

Tag:  #aceh #buka #peluang #kerja #sama #eksplorasi #migas #pulau #siap #gaet #investor

KOMENTAR