Kapolri Duga Pemukul Jurnalis di Semarang Bukan Ajudannya, tapi Tim Pengamanan
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo meninjau langsung rest area kilometer 456 di wilayah Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (5/4/2025).(DOK.Humas Polri)(Shela Octavia)
19:06
6 April 2025

Kapolri Duga Pemukul Jurnalis di Semarang Bukan Ajudannya, tapi Tim Pengamanan

- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menduga sosok yang memukul dan mengancam jurnalis di Stasiun Tawang, Kota Semarang, Jawa Tengah, bukan ajudannya.

Sigit menyebut, pelaku pemukulan itu berasal dari perangkat pengamanan.

"Sepertinya bukan ajudan, namun dari perangkat pengamanan. Segera kami telusuri dan tindak lanjuti," ujar Sigit, kepada Kompas.com, Minggu (6/4/2025).

Ia menyesalkan insiden pemukulan dan pengancaman terhadap jurnalis ini.

Sebab, Sigit mengaku, selama ini selalu berhubungan dekat dengan para wartawan.

"Saya pribadi minta maaf atas insiden yang terjadi dan membuat tidak nyaman teman-teman media," ucapnya.

"Dan saya perintahkan segera untuk ditindaklanjuti peristiwanya sesuai aturan yang berlaku," imbuh Sigit.

Kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi yang melibatkan oknum ajudan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Tindakan kekerasan terhadap jurnalis ini terjadi pada Sabtu (5/4/2025) sore, ketika para jurnalis tengah meliput kegiatan Kapolri yang meninjau arus balik Lebaran 2025 di Stasiun Tawang, Kota Semarang.

Dilansir dari TribunJateng.com, insiden ini menimbulkan kecaman keras dari beberapa organisasi jurnalis terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ajudan Kapolri.

Peristiwa bermula saat sejumlah jurnalis dan humas tengah meliput kegiatan Kapolri di Stasiun Tawang, Kota Semarang.

Saat itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tengah mendekati salah satu penumpang yang duduk di kursi roda di area stasiun.

Sejumlah jurnalis, termasuk pewarta foto dan tim humas dari berbagai lembaga, tengah melakukan peliputan dan mengambil gambar dengan jarak yang wajar.

Situasi tiba-tiba berubah tegang ketika salah satu ajudan Kapolri meminta para jurnalis mundur.

Namun, permintaan tersebut tidak disampaikan dengan cara yang sopan.

Sebaliknya, ajudan tersebut secara kasar mendorong para jurnalis dan humas yang ada di lokasi.

Merasa situasi semakin tidak kondusif, seorang pewarta foto dari Kantor Berita Antara Foto, Makna Zaezar, memutuskan untuk menjauh dan berpindah ke area peron.

Namun, ajudan yang sama mengejar Makna dan melakukan tindak kekerasan dengan memukul kepala korban menggunakan tangan.

Tak hanya itu, ajudan tersebut melanjutkan tindakannya dengan mengancam jurnalis lain yang berada di lokasi.

Editor: Adhyasta Dirgantara

Tag:  #kapolri #duga #pemukul #jurnalis #semarang #bukan #ajudannya #tapi #pengamanan

KOMENTAR