



Dakwaan Jaksa Dinilai Jelas, Perkara Ibu Ronald Tannur Dilanjutkan
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat tidak menerima eksepsi atau nota keberatan ibu Gregorius Ronald Tannur, Meirizka Widjaja, terhadap dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) RI.
Diketahui, Meirizka Widjaja didakwa menyuap tiga hakim PN Surabaya supaya menjatuhkan putusan bebas (vrijspraak) terhadap anaknya, Ronald Tannur, yang menjadi terdakwa kasus pembunuhan kekasihnya, Dini Sera Afrianti.
"Mengadili, menyatakan keberatan dari penasihat hukum terdakwa tidak dapat diterima,” kata ketua majelis hakim Rosihan Juhriah Rangkuti saat membacakan putusan sela di PN Jakarta Pusat pada 24 Februari 2025.
Majelis hakim menilai, dakwaan jaksa terhadap Meirizka telah sesuai dengan Pasal 143 Ayat 2 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
Surat dakwaan dinilai hakim telah menguraikan unsur-unsur tindak pidana yang diduga dilakukan oleh Meirizka Widjaja.
Dengan demikian, keberatan tim hukum ibu Ronald Tannur terhadap surat dakwaan jaksa dinilai tidak berdasar hukum.
Majelis hakim pun memerintahkan jaksa untuk melanjutkan pemeriksaan pokok perkara dengan menghadirkan saksi-saksi untuk membuktikan uraian surat dakwaan.
“Memerintahkan penuntut umum untuk melanjutkan pemeriksaan atas nama terdakwa berdasarkan surat dakwaan penuntut umum tersebut di atas," kata hakim.
Dalam perkara ini, jaksa mendakwa Meirizka Widjaja menyuap tiga hakim PN Surabaya agar menjatuhkan putusan bebas untuk anaknya yang pada kurun waktu 2024 duduk sebagai terdakwa kasus pembunuhan kekasihnya, Dini Sera Afrianti.
Jaksa menilai, aksi penyuapan itu dilakukan Meirizka bersama-sama pengacara anaknya, Lisa Rachmat.
“Telah melakukan atau turut serta melakukan dengan Lisa Rachmat, memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim,” kata jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin, 10 Februari 2025.
Jaksa menyebut, secara keseluruhan Meirizka dan Lisa menggelontorkan suap Rp 1 miliar dan 308.000 dollar Singapura kepada tiga hakim PN Surabaya.
Ketiga hakim itu adalah Erintuah Damanik yang duduk sebagai ketua majelis hakim serta dua anggotanya, Mangapul dan Heru Hanindyo.
Jaksa menguraikan, uang Rp 1 miliar dan 120.000 dollar Singapura diberikan Meirizka melalui Lisa kepada Heru.
Kemudian, uang 140.000 dollar Singapura diberikan Meirizka melalui Lisa Rachmat kepada Erintuah.
Uang itu kemudian dibagi dengan jatah 38.000 dollar Singapura untuk Erintuah, 36.000 dollar Singapura untuk Mangapul, dan 36.000 dollar Singapura untuk Heru Hanindyo.
Sementara itu, sisa uang sebesar 30.000 dollar Singapura masih disimpan Erintuah.
Lalu, uang sebesar 48.000 dollar Singapura dari Meirizka diberikan kepada Erintuah melalui Lisa Rachmat.
“(Agar hakim) menjatuhkan putusan bebas (vrijspraak) terhadap Gregorius Ronald Tannur dari seluruh dakwaan penuntut umum,” kata jaksa.
Atas perbuatannya, Meirizka didakwa melanggar Pasal 6 Ayat (1) atau Pasal 5 Ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.
Tag: #dakwaan #jaksa #dinilai #jelas #perkara #ronald #tannur #dilanjutkan