Tak Jadi Netral di Pemilu 2024, JK: Sebenarnya Ingin, tapi Penguasa Termasuk Presiden Tentu Memihak
- Wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) menilai bahwa dirinya akhirnya harus mengambil keputusan untuk memihak pada salah satu kontestan pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Padahal, awalnya, JK diketahui awalnya mengatakan ingin bersikap netral walau sejumlah elite politik menemuinya terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Diketahui, JK mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Menurut JK, keputusan dirinya untuk mendukung pasangan nomor urut 1, dilakukan setelah melihat dinamika politik yang tidak lagi netral.
“Sebenarnya saya mau ingin netral, ini melihat, ingin bersahabat semua. Tapi setelah saya lihat perilaku teman-teman, baik penguasa termasuk presiden yang tentu memihak,” kata JK dalam program Gaspol! Kompas.com yang tayang di kanal YouTube Kompas.com, Selasa (23/1/2024).
Menurut JK, keputusannya mendukung salah satu kontestan di Pilpres 2024 dilakukan lantaran melihat adanya persaingan yang tidak sehat.
Hal ini dilihat dari banyaknya tekanan dan ancaman terhadap beberapa pihak dalam proses dinamika Pilpres 2024 ini yang mengancam proses demokrasi.
Oleh sebab itu, mantan Ketua Umum Partai Golkar ini harus turun gunung memberikan dukungan kepada pihak yang lebih lemah.
“Jadi saya ambil putusan saya harus berpihak pada yang lemah. Tapi, menurut saya, itu (Anies-Muhaimin) pimpinan yang baik,” ujar JK.
“Kalau tidak (memberi dukungan), ini bahaya negeri ini, kalau kita tidak berada pada posisi untuk menjaga demokrasi, menjaga sistem yang baik ini dijalankan,” katanya lagi.
Lebih lanjut, JK mengatakan, pemimpin yang dihasilkan dari proses pemaksaan, intimidasi dan curang maka akan menghasilkan pemimpin seperti itu juga.
Tag: #jadi #netral #pemilu #2024 #sebenarnya #ingin #tapi #penguasa #termasuk #presiden #tentu #memihak