Program JKN Tandai Satu Dekade Reformasi Sistem Kesehatan Nasional, Jangkau Wilayah 3T
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono. 
19:03
18 September 2024

Program JKN Tandai Satu Dekade Reformasi Sistem Kesehatan Nasional, Jangkau Wilayah 3T

- Satu dekade terakhir menjadi transformasi besar sistem kesehatan Indonesia.

Kesehatan menjadi salah satu bagian dari langkah strategis pemerintah menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas jelang Indonesia Emas 2045.

Upaya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini dengan cara memperkuat sistem kesehatan nasional dan memastikan akses layanan kesehatan yang merata di seluruh negeri. 

Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengatakan, sejak Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diluncurkan pada 2014, sektor kesehatan di Indonesia terus menunjukkan perbaikan signifikan.

Dante menjelaskan, setelah hampir 10 tahun dijalankan, program JKN telah menjangkau 98 persen lebih populasi penduduk Indonesia.

Program ini dinilai mampu memberikan perlindungan kesehatan yang lebih merata di seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T).

“Kami juga fokus pada pengembangan kualitas pelayanan dan memastikan bahwa peserta aktif dalam membayar iuran secara tepat waktu, karena itu adalah kunci keberlanjutan JKN,” ujarnya di acara Dialog Forum Merdeka Barat 9 bertema '10 Tahun Bersinergi Membangun SDM Nasional' di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Kemenkes telah mencanangkan enam pilar transformasi kesehatan menghadapi tantangan kesehatan ke depan; yakni transformasi layanan primer, rujukan, ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan dan teknologi kesehatan.  

Turunkan Angka Stunting Anak

Pemerintah juga berkomitmen menurunkan angka stunting sebagai upaya jangka panjang membangun generasi yang sehat dan cerdas. Sejak 2013, angka stunting berhasil diturunkan dari 37 persen menjadi 21,5% pada 2023.

Meski begitu, masih terdapat tantangan besar terutama dalam mencapai target stunting di bawah 20% sesuai standar WHO.  Namun, Dante optimistis, dengan intervensi tepat sasaran, target penurunan stunting dapat tercapai dalam beberapa tahun mendatang​.

“Penurunan angka stunting ini menjadi prioritas karena berkaitan langsung dengan perkembangan otak dan fisik anak," ujarnya.

Caranya dengan terus memperbaiki akses gizi yang lebih baik, memperluas layanan kesehatan ibu dan anak, serta memastikan Posyandu dan puskesmas dapat menjalankan fungsinya dengan optimal.

Salah satu tantangan besar dalam sektor kesehatan Indonesia adalah rasio dokter yang tak sebanding dengan jumlah penduduk.

Menurut Dante, Indonesia saat ini telah memiliki sekitar 150 ribu dokter umum atau rasionya 0,47 dokter per 1.000 penduduk, jauh di bawah standar WHO yang menyarankan 1 dokter per 1.000 penduduk.

Dengan jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 280 juta jiwa, maka saat ini masih ada kekurangan sekitar 120.000 dokter umum untuk mencapai rasio ideal.

Dia juga menekankan pentingnya pemerataan dokter spesialis, dengan 59?ri mereka saat ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

“Selain itu, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 10.000 tenaga kesehatan ke daerah-daerah terpencil dan kepulauan, namun ini masih belum cukup,” tegasnya.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah membuka lebih banyak kuota bagi pendidikan dokter umum dan dokter spesialis, serta memberikan beasiswa khusus bagi putra-putri daerah yang bersedia kembali mengabdi di daerah asalnya.

Kemenkes juga menyediakan beasiswa dan tunjangan bagi dokter yang bersedia mengabdi di daerah-daerah dengan kebutuhan tinggi. Pemerintah sadar bahwa pembangunan SDM berkualitas tidak hanya bertumpu pada pendidikan semata, tetapi juga membutuhkan kesehatan yang baik.

Dengan berbagai upaya yang terus gencar dilakukan di bidang kesehatan, Indonesia diharapkan dapat bergerak maju menuju generasi yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing.

Editor: Wahyu Aji

Tag:  #program #tandai #satu #dekade #reformasi #sistem #kesehatan #nasional #jangkau #wilayah

KOMENTAR