Di Balik Koreografi Opening Ceremony PON XXI Aceh-Sumut 2024: Latihan Sebulan, Libatkan Lebih dari 800 Penari-Koreografer Aceh
TIGA SEGMEN: Penampilan tarian kolosal pada pembukaan PON XII Aceh-Sumut 2024 di Stadion Harapan Bangsa, Aceh, Senin (9/9). (ANGGER BONDAN/JAWA POS)
13:32
18 September 2024

Di Balik Koreografi Opening Ceremony PON XXI Aceh-Sumut 2024: Latihan Sebulan, Libatkan Lebih dari 800 Penari-Koreografer Aceh

Pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut 2024 mendapat banyak sorotan. Baik negatif maupun positif. Salah satu yang mendapat pujian adalah pengisi acara pembukaan pada Senin (9/9) lalu. Sebanyak 873 penari sukses menampilkan performa terbaik.

RIZKA PERDANA PUTRA, Banda Aceh

---

APRIL lalu, Hartati mendapat ajakan dari Inet Leimena, creative performing, untuk menjadi koreografer pembukaan PON XXI Aceh-Sumut 2024.

Hartati yang berprofesi sebagai director of choreography lantas mengungkapkan satu keinginan, yakni yang mengerjakan koreografi haruslah anak-anak Aceh.

’’Saya yang mengerjakan konsep koreografi saja,” kata Hartati kepada Jawa Pos, Selasa (10/9). ’’Karena aku berpikir, kami harus memberikan kesempatan teman-teman di Aceh dan mereka pantas mendapatkan itu,” lanjutnya.

Keinginan itu disetujui, dia pun semakin mantap. Apalagi, dia akan berkolaborasi dengan sejumlah profesional lain. Misalnya, Jay Subyakto (direktur artistik), Andi Rianto (music director), Taba Sanchabakhtiar (visual director), Iwan Hutapea (lighting director), dan Inet Leimena.

Tidak memiliki waktu lama, Hartati pun membentuk tim yang mulai bekerja di Aceh. ’’Karena keinginan saya, bukan aku yang merealisasikan (koreografer, Red), melainkan teman-teman Aceh. Lalu, dibentuklah tim,” tuturnya.

Menurut dia, waktu sebulan cukup mepet. Idealnya para penari bergabung mulai Juni. Akan tetapi, mereka ternyata baru bisa berlatih sejak awal Agustus. Karena itu, Hartati berusaha memastikan konsep koreografi sudah rapi terlebih dahulu. ’’Paling tidak kami realisasikan (konsepnya, Red). Jadi, saya sudah menyiapkan satu per satu segmen itu. Kemudian diterjemahkan ke gerak dan konfigurasi,” kata sosok yang menjadi co-choreographer Asian Games Jakarta 2018 dan pembukaan PON Papua 2021 itu.

Dalam berkarya, Hartati dibantu empat asisten. Yaitu, Dudy Gunawan, Grace Alen, Sabri Gusmail, dan Asnawi. Hartati lalu menggandeng 5 koreografer asal Aceh dan 1 dari Jakarta. Plus, 18 pelatih dari Serambi Makkah. Mereka menangani total 873 penari yang mayoritas berasal dari Aceh.

’’Kami tidak datang ke Aceh untuk mendominasi, tapi tentu saja sambil belajar. Saya ingin melibatkan mereka,” kata sosok kelahiran 27 Februari 1966 itu.

Para koreografer asal Serambi Makkah tersebut akhirnya memegang peran masing-masing. Nina Marthavia, koreografer asal Aceh yang tinggal di Jakarta, bertugas pada segmen pertama yang berjudul Maharaya Tradisi Syedara dan Mahakarya Pesona Budaya. Dia membuat koreografi ketika Syair Seumapa dilantunkan.

Di segmen pertama ada juga Zulizar, seorang guru SD asal Bireuen. Dia adalah koreografer ketika rumah panggung di bawah ke tengah lapangan pertunjukan di Stadion Harapan Bangsa. Seluruh rangkaian segmen pertama itu merupakan penggambaran ucapan selamat datang. ’’Itu berarti bahwa kita ingin menyatakan kegembiraan, keterbukaan masyarakat Aceh menerima tamu, dan juga keramahtamahan,” bebernya.

HARTATI. (DOKUMENTASI PRIBADI)

Lalu, pada segmen kedua berjudul Mahadaya Alam Semesta, ada koreografer asal Jakarta David Fitrik. Pertunjukan itu menggambarkan pesona kekayaan alam Aceh yang menjadi satu-satunya segmen yang dikerjakan di Jakarta. Sebab, ada satu momen, yakni ’’mapping’’ peta Aceh yang harus dilakukan dan dilatih pada malam hari.

’’Sementara di Aceh kami tidak punya tempat (untuk nyaman berlatih malam di lapangan terbuka, Red). Jadi, itu diserahkan ke koreografer Jakarta,” kata Hartati. ’’Kalau kita melihat dari atas tribun, akan tampak seperti peta Aceh, ada 50 penari dan koreografer dari Jakarta itu,” lanjutnya.

Sementara itu, segmen terakhir dikerjakan tiga koreografer asal Aceh, yakni Fitra Ariansyah, Riska Gebrina, dan Fahmi Nurianda Akbar. Segmen bertajuk Maharaya Semangat Malahayati itu menggambarkan kegigihan dan ketangguhan rakyat Aceh untuk berjuang mempertahankan tanah dan kekayaan alam. Malahayati dipilih karena merupakan salah satu pahlawan asal Serambi Makkah.

Selain para koreografer itu, ada satu perancang kostum. Yakni, Muhammad Kadafi, desainer asli Aceh, yang didampingi M. Fahmi sebagai konsultan. Menurut Hartati, desainer kostum itu berperan sangat penting.

’’Kita kan jarang melihat event daerah kostum tanpa ornamen, songket, warna-warni kan jarang sekali. Kalau kemarin dilihat polos-polos saja karena kami pakai elemen artistik, ada mapping, ada lighting, ada properti. Jadi, kalau menggunakan konsep biasa tradisional, ada ornamen sepertinya bakal berlebihan,” paparnya.

Melihat koreografi pembukaan PON XXI Aceh-Sumut, Hartati pun bisa merasakan satu kesenangan. Yakni, melihat senyuman 873 penari setelah berhasil melaksanakan tugas masing-masing dengan sangat baik.

’’Ketika latihan mereka seperti tersiksa. Tapi, begitu pentas, mereka seperti ada rasa haru, gembira, semangat. Itu bagi saya sudah sangat melegakan,” tuturnya. (*/c7/dio)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #balik #koreografi #opening #ceremony #aceh #sumut #2024 #latihan #sebulan #libatkan #lebih #dari #penari #koreografer #aceh

KOMENTAR