Arzeti Bilbina Apresiasi Pemanfaatan Susu Ikan di Program Makan Bergisi Gratis, tapi Sebut Istilahnya Kurang Tepat
Arzeti Bilbina saat ditemui di bilangan Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). (Abdul Rahman/JawaPos.com)
17:56
11 September 2024

Arzeti Bilbina Apresiasi Pemanfaatan Susu Ikan di Program Makan Bergisi Gratis, tapi Sebut Istilahnya Kurang Tepat

  - Komisi IX DPR RI mendukung ide soal susu ikan yang diwacanakan masuk dalam program makan bergizi gratis pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto sebagai pengganti susu sapi. Anggota Komisi IX Arzeti Bilbina menilai, lebih tepat apabila istilahnya bukan susu ikan, melainkan minuman bergizi tinggi sebab produk olahan ikan tidak dapat dikatakan sebagai jenis susu.   "Kami menyambut positif ya usulan tersebut, sangat baik. Hanya saja lebih tepat bila dinamakan atau istilahnya adalah minuman bergizi tinggi dari ikan," kata Arzeti Bilbina kepada wartawan, Rabu (11/9).   Arzeti menjelaskan, penamaan susu ikan dianggap kurang tepat oleh para ahli gizi, dikarenakan produk minuman yang dimaksud bukan berasal dari puting ikan langsung seperti halnya dengan sapi. "Ahli gizi kurang menyetujui dengan bahasa susu ikan, karena susu itu keluarnya dari puting. Sedangkan ikan tidak, sehingga lebih baik menggunakan bahasa minuman bergizi tinggi," ucap Arzeti.    Terlepas dari penamaan tersebut, Arzeti mengatakan gagasan program pengganti susu sapi tersebut sangat baik. Pasalnya, susu yang berasal dari ikan memiliki kandungan omega 3 yang tinggi dan baik untuk mendukung kecerdasan anak-anak.   "Ini hal yang baik, karena kandungan dari ikan bisa menunjang pembentukan generasi emas ke depan. Ikan adalah sumber protein berkualitas, omega 3 nya tinggi, kandungan vitamin dan mineral juga. Serta mendukung kesehatan otak, menjaga kesehatan kulit, dan buat imun juga sangat baik," papar Arzeti.   "Dulu kita selalu membeli salmon laut dalam yang memiliki kandungan omega tinggi, sedangkan susu sapi kuat lemak jenuhnya," sambung Legislator asal Jawa Timur I itu.    Proses pembuatan susu ikan sendiri dimulai dengan ekstraksi protein dari daging ikan yang diolah melalui serangkaian proses, termasuk penggilingan, ekstraksi, dan pemurnian untuk menghasilkan konsentrat protein ikan. Konsentrat protein ikan ini kemudian dicampur dengan berbagai bahan lain untuk menciptakan tekstur dan rasa yang mirip dengan susu konvensional.    Oleh karenanya, Arzeti menyambut ide baik terkait produk minuman dari bahan dasar ikan ini. Ide tersebut juga dianggap bisa menjadi solusi bagi anak-anak yang tidak suka makan ikan.   “Lebih praktis karena bisa langsung diminum anak-anak. Jadi nggak ada alasan lagi anak-anak nggak mau makan ikan karena lewat produk olahan menjadi minuman, rasanya pun bisa lebih diterima anak,” pungkas Arzeti.  

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #arzeti #bilbina #apresiasi #pemanfaatan #susu #ikan #program #makan #bergisi #gratis #tapi #sebut #istilahnya #kurang #tepat

KOMENTAR