VIDEO EKSKLUSIF Nasaruddin Umar Ceritakan Sejarah Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral
Dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews, Menteri Agama (Menag) sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar menceritakan sejarah Terowongan Silaturahmi yang dinilai menjadi simbol toleransi antar-umat beragama.
"Jadi salah satu ikon Jakarta sekarang ini adalah terowongan toleransi."
"Nah itulah yang menghebohkan itu, satu-satunya terowongan seperti ini di dunia ini."
"Jadi saya diundang ke United Nations, di PBB juga. Diminta cerita seperti ini soal terowongan toleransi itu. Nah terowongan toleransi ini Pak sangat bermanfaat," tutur Nasaruddin dalam wawancara eksklusif pada program Ngobrol Bareng Cak Febby (Ngocak Febby), di Studio Tribunnews, Jakarta, Selasa (28/1/2025).
Terowongan Silaturahmi yang dibangun dengan anggaran APBN sebesar Rp38,9 miliar ini memiliki panjang 34 meter, lebar 4,1 meter, dan kedalaman 6 meter.
Sebagaimana diketahui, Paus Fransiskus pernah mengunjungi Terowongan Silaturahmi penghubung antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Jakarta, Kamis (5/6/2024).
Kunjungan ke terowongan tersebut dalam rangkaian agenda Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan itu ke Indonesia.
Berikut petikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra dengan Nasaruddin Umar:
Beberapa waktu yang lalu, Pak Presiden Prabowo telah meresmikan terowongan toleransi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral Gereja Katolik di Jakarta. Pak Kiai tentu ikut kontribusi dalam proses pembangunan terowongan toleransi ini. Bisa cerita sedikit Pak Kiai?Perjuangannya memang betul. Pertama, renovasi. Istiqlal itu kan 45 tahun nggak pernah kena renovasi. Jadi Pak Presiden Jokowi waktu itu, Pak ini, Senayan sudah kinclong Pak. Oh iya bagus. Bagus sekali ya.
Pak ini, Istiqlal kapan gilirannya Pak? Ini kan sudah 45 tahun belum pernah tersentuh renovasi. Hanya nempel-nempel. Padahal di sini juga ada hal yang perlu diperbaiki. Kabel-kabel tua itu takutnya nanti kebakaran ya. Karena masih kabel lama kan.
Ke luar lah Pak Jokowi melihat. Nggak sampai 30 menit. Barangkali dia nelpon di mobil waktu itu. Tiba-tiba Pak Menteri PUPR, Pak Basuki, 'Pak Imam, ada di mana Pak?'
'Ini siapa Pak? Saya Pak Basuki, Menteri PUPR. Saya mau ke Masjid Istiqlal Pak? Enggak Pak. Saya rakyat. Saya yang menghadap Bapak Pak, apa yang bisa saya bantu? Enggak. Perintah Presiden, saya diminta untuk datang ke Istiqlal.
Datang lah Pak Basuki bersama dengan 5 eselon satunya datang. Termasuk Sekjen keliling. Oh iya, oh iya. Memang sudah waktunya untuk ini Pak. Bahaya kabel-kabel ini. Ini ada apa Pak? Ini saya diperintah Presiden untuk memugar, merenovasi Istiqlal.
Rapat berikutnya. Apa yang mau dipugar? Apa yang mau direnovasi Pak? Pokoknya ikuti Imam Besar rapat tunjuknya. Menurut informasi ini merenovasi Istiqlal.
Tapi permintaan saya lain. Saya minta lebih urgent itu adalah membangun basement Pak. Basement itu kan kalau hari Jumat itu kan termasuk ring 1 kan macet itu semua itu. Kan enggak ada tempat parkirnya Istiqlal kan. Dipakai jualan di halaman-halamannya itu. Nah. Waduh.
Tadinya satu lantai, Pak tidak cukup Pak. Ya jemaah kami 250 ribu orang. Nah kalau hanya satu lantai itu berarti sekitar 200-300 mobil. Nah karena itu belum memadai. Hanya minta berapa Pak? Saya minta dua lantai. Dari ujung ke ujung.
Waduh. Anggarannya mahal lho Pak Nasar. Lebih mahal daripada renovasi Istiqlal.
Pak itu lebih urgent buat kami Pak.
Akhirnya lapor mungkin ke Presiden. Dua-duanya. Dibangun basement, termasuk renovasi. Renovasi juga. Tapi belum masuk belum masuk terowongan.
Jadi setelah disetujui semuanya, saya menghadap Presiden. Pak saya kalau boleh minta satu tambahan. Kita bangun terowongan Istiqlal, yang bisa menghubungkan Katedral dengan Istiqlal. Ya bicarakan saja dengan Menteri PU.
Saya sampaikan ke Menteri PU. Pak itu terlalu mahal Pak. Karena di jalan itu ada bangunan Belanda itu. Itu namanya itu, bukan terowongan. Gorong-gorong. Apa namanya? Pipa air besar. Nah itu kan kalau dipotong itu ongkosnya mahal dan bahaya. Nah jadi harus kita gali lebih dalam lagi. Jadi di bawahnya pipa air besar itu. Kalau itu mahal.
Aduh gimana ya. Ditawarkan lah bagaimana kalau jembatan penyeberangan. Jembatan penyeberangan, merusak pemandangan Pak.
Kemudian bagaimana kalau jalannya itu seperti ditinggikan sedikit, supaya pelan-pelan orang kan ada yang menyebrang. Itu Pak enggak indah. Yang kita akan bangun di sini bukan lubang yang menghubungkan Istiqlal dengan Katedral tapi terowongan toleransi Istiqlal.
Jadi saya lapor ke Presiden lagi. Saya setuju Pak. Presiden setuju, diinstruksikan dibangunlah terowongan itu.
Jadi biayanya menjadi tidak dipertimbangkan ya Pak?Langsung pokoknya enggak tahu dananya dari mana. Yang penting sudah selesai. Nah sudah selesai Pak. Itu hanya kuota segi empat. Aduh ini enggak indah ini.
Kita ingin ada ornamen toleransinya. Tapi enggak ada lagi anggarannya. Nah kita bikin proposal ke beberapa pengusaha. Dan kita sayembarakan siapa yang bisa mendisain itu. Ada seniman dari Bali, seniman senior dari Jogja. Akhirnya dimenangkan seniman ITB juga. Dewan jurinya lengkap. Nah itulah yang sekarang ini.
Jadi salah satu ikon Jakarta sekarang ini adalah terowongan toleransi. Nah itulah yang menghebohkan itu. Kan satu-satunya terowongan seperti ini di dunia ini. Jadi saya diundang ke United Nations, di PBB juga, diminta cerita seperti ini, soal terowongan toleransi itu. Nah terowongan toleransi ini Pak sangat bermanfaat.
Karena apa? Karena katedral itu kan usianya lebih tua daripada istiqlal. Lebih seratus tahun yang lampau. Waktu dibangun itu mungkin parkirnya kuda ya, belum ada mobil waktu itu dipakai jemaah. Jadi katedral itu enggak ada tempat parkirnya. Nah sementara enggak boleh parkir di depannya karena kan Ring satu ya. Macet jalanan kalau ada parkiran di situ.
Nah kita punya basement dua lantai, mampu menampung seribu mobil. Dengan adanya terowongan yang menghubungkan Katedral-Istiqlal ini tamu-tamu katedral itu bisa menggunakan parkir di Istiqlal. Terus dia jalan kaki masuk ke terowongan itu, masuk ke pintu Gereja.
Jadi boleh ya jemaahnya katedral parkir di Istiqlal?Boleh. Kita buka sekarang. Jadi inilah parkir toleransi juga di situ. Artinya keuntungan Istiqlal itu dapat uang parkirnya. Lumayan bahkan seribu mobil itu, dan Katedral juga ramai semenjak ada terowongan itu ramai katedral itu.
Jadi tidak mengganggu lalu lintas di sekitarnya. Dan juga tidak mengganggu pemandangan. Maaf ya kalau tamu-tamu Gereja kan tidak pakai penutup aurat ya tapi begitu masuk ke terowongan tidak kelihatan di permukaan. Dia nanti munculnya di seberang. Begitu ngambil mobilnya juga lewat terowongan, ngambil mobilnya tidak kelihatan lagi orang itu di Istiqlal. Jadi sangat bagus.
Karena saya memang minta bahwa terowongan itu agak mendekati di Katedral bukan di sebelah barat. Karena kalau sebelah barat itu hanya Istiqlal yang bisa pakai kan. Tapi kalau di sebelah timur in between antara Gereja dengan Istiqlal, dua-duanya bisa pakai.
Nah alhamdulillah sekarang ini saling menguntungkan, jadi kami juga bisa memanfaatkan tamu-tamu mereka untuk parkir di Istiqlal. Kemudian di atasnya itu ada kuliner. Saya kira kuliner, salah satu kuliner terbesar di Jakarta, ya Istiqlal. Karena kita adopsi pedagang-pedagang kaki lima yang tadinya kemana-mana, kotor kelihatannya.
Nah alhamdulillah Istiqlal sekarang mendapatkan international award. Ada tiga international award yang kita peroleh. Satu di antaranya yang paling bergensi, yaitu EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies). Karena kita paling green, kemudian juga paling efisien, kemudian juga paling efektif. Itu dari World Bank, Washington DC.
Jadi dulu yang dapat sertifikat EDGE itu adalah bangunan di Dubai yang berpencakar langit, yang bersih itu. Baru kali ini rumah ibadah diberikan dan itu dipilihnta Istiqlal. Kenapa? Karena Istiqlal itu pak, 7.500.000 liter per bulan itu tidak ada satu tetes pun air wudhu itu jatuh ke selokan. Masuk ke dalam penampungan bak, bak di bawah tanah, penampungan, itu di-recycle (daur ulang), bisa langsung diminum.
Kemudian energi listrik yang kita gunakan, itu melalui solar system di atas dan itu diperoleh melalui wakaf jamaah.
Dan kemudian kebersihannya kita bisa tata. Kemudian pola pelaksanaannya pun itu kita sangat rapilah. Jadi manajemennya pun juga ada sertifikat ISO, ada lembaga pendidikan kita menjadi unggulan karena pakai sistem Cambridge International. Jadi semua standar internasional yang ada di Istiqlal.
Ada di Istiqlal ya. Lembaga pendidikannya standar internasional, kemudian buildingnya juga internasional, kemudian juga manajemen juga standar ISO. Dan ini kebanggaan kita semuanya.(*)
Tag: #video #eksklusif #nasaruddin #umar #ceritakan #sejarah #terowongan #silaturahmi #istiqlal #katedral