Proprer KLHK Dorong Peningkatan Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Dirjen PPKL–KLHK, Sigit Reliantoro. 
21:55
20 Januari 2024

Proprer KLHK Dorong Peningkatan Kinerja Pengelolaan Lingkungan

- Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER), awalnya merupakan program pengawasan terhadap industri yang bertujuan mendorong ketaatan industri terhadap peraturan lingkungan hidup. 

Kemudian berkembang menjadi program untuk mendorong peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan, kerangka-kerangka kerja kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha.

Hal itu untuk mengatasi persoalan-persoalan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar dengan tidak meninggalkan esensi utama ketaatan terhadap peraturan serta menjunjung tinggi kearifan lokal.

Setelah itu, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengembangkan PROPER menjadi empat kriteria penilaian meliputi ketaatan terhadap peraturan perundangan, eco-inovasi, inovasi sosial, dan green leadership.

Demikian diungkapkan Dirjen PPKL–KLHK, Sigit Reliantoro dalam keterangannya, Sabtu (20/1/2024). 

Dia menjelaskan, ketaatan terhadap peraturan dinilai untuk pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3, perizinan lingkungan, kerusakan lahan, pengelolaan sampah dan bahan B3. 

Kriteria Eco-inovasi digunakan untuk mendorong efisiensi dalam pengelolaan sumberdaya dan keanekaragaman hayati. 

Begitu pula kehadiran eco-inovasi menjadi sangat penting karena dapat mendorong peningkatan efisiensi biaya dalam produksi, penunjang maupun dalam biaya pengelolaan limbah. 

Sebab itu, eco-inovasi menjadi pembeda antara perusahaan yang memang benar-benar unggul dalam menunjukkan komitmen ketaatannya dengan perusahaan yang tidak unggul. 

"Sebab eco-inovasi dalam PROPER mengharuskan perusahaan untuk dapat menunjukkan unsur kebaruan, mengkuantifikasi dampak positif terhadap lingkungan, keuntungan ekonomi (penghematan biaya) serta pertambahan nilai (Creating Value) bagi karyawan, konsumen dan masyaraka," kata dia.

Diungkapkan Dirjen Sigit, pada tahun 2023 lalu, tercatat 1.193 eco-inovasi telah dilahirkan oleh perusahaan dengan penghematan total 158,54 Triliun Rupiah atau 23,4 persen lebih hemat dari tahun 2022. 

Jumlah inovasi ini juga meningkat sebesar 36,8% dari tahun sebelumnya sejumlah 872 inovasi. 

“Upaya perbaikan kinerja pengelolaan lingkungan ini ternyata juga berdampak positif terhadap masyarakat. Pada tahun 2023 itu, tercatat Rp. 1,56 Triliun telah bergulir di masyarakat untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat," ucap dia.

Dampak positif lain kata Dirjen Sigit, kontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) juga terus dilakukan. 

"Pada tahun ini terdapat 20.052 kegiatan yang menjawab tujuan SDGs dengan total dana dikucurkan sebesar 57,34 Triliun Rupiah. Angka ini meningkat sebesar 23,9% dari sejak pertama kriteria ini diluncurkan pada PROPER tahun 2018 silam,” ujar dia.

Disebutkan pula, keberhasilan PROPER juga diakui banyak kalangan pimpinan perusahaan sebagai kawah candradimuka bagi perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, And Governance (ESG). 

Misalnya Pertamina menduduki ranking satu dunia kinerja ESG untuk sub sektor integrated oil and gas. Hal ini karena dorongan kuat atau di-push oleh PROPER KLHK.

Kolaborasi Perusahaan dengan Masyarakat Dalam implementasi PROPER ini, menurut Sigit, inovasi sosial mendorong perusahaan berkolaborasi dengan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan sosial secara lebih efisien.

Kemudian memanfaatkan keragaman sumber daya yang dimiliki masyarakat, serta didasarkan pada kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi saat ini. 

Editor: Wahyu Aji

Tag:  #proprer #klhk #dorong #peningkatan #kinerja #pengelolaan #lingkungan

KOMENTAR