Orang yang Terus Menerus Overthinking dan Merasa Cemas Cenderung Menunjukkan 6 Kebiasaan Harian ini
Ilustrasi- Overthingking (creativearts-freepik)
19:32
25 Januari 2025

Orang yang Terus Menerus Overthinking dan Merasa Cemas Cenderung Menunjukkan 6 Kebiasaan Harian ini

- Beberapa orang mungkin mendapati dirinya terjebak dalam lingkaran pikiran berlebihan dan kekhawatiran, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha untuk menghilangkannya. Berpikir berlebihan dan kecemasan seringkali berjalan beriringan.

Keduanya tidak hanya muncul di saat menegangkan, tetapi dapat terjalin dalam rutinitas harian dengan cara yang mungkin tidak disadari. Dari perilaku kecil hingga pola pikir yang berulang, kebiasaan-kebiasaan ini secara diam-diam dapat memperkuat siklus stres.

Dilansir dari Small Business Bonfire, terdapat enam kebiasaan sehari-hari yang umum dilakukan orang yang terlalu banyak berpikir atau overthinking dan merasa cemas. Mengenali kebiasaan-kebiasaan ini dapat menjadi langkah awal untuk terbebas dari siklus tersebut.

1. Terus menerus mencari kepastian

Salah satu kebiasaan yang paling umum dari orang-orang ini adalah mencari kepastian dari orang lain. Kebiasaan ini seringkali lahir dari keraguan terhadap diri sendiri dan rasa takut melakukan kesalahan.

Perilaku mencari kepastian berfungsi sebagai penyelamat, cara untuk memvalidasi keputusan atau tindakannya. Mereka mungkin sering meminta pendapat atau saran orang lain, bahkan untuk hal-hal sepele.

Ini tidak berarti mereka tidak memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan. Sebaliknya, mereka seringkali memiliki banyak pengetahuan dan wawasan. Namun, pusaran pikiran yang terus menerus dan ketakutan akan potensi jebakan dapat membuat mereka meragukan pilihan tersebut.

2. Perfeksionis dalam setiap tugas

Mereka mungkin menghabiskan waktu berjam-jam untuk memikirkan sesuatu yang kecil seperti email, merevisinya berulang kali untuk memastikan setiap kata dan tanda baca sempurna.

Ketakutan akan miskomunikasi atau terlihat tidak profesional akan menjebaknya dalam siklus suntingan yang tak ada habisnya. Kebutuhan akan kesempurnaan ini seringkali meluas ke setiap aspek kehidupan.

Entah itu menata perabotan dengan tepat, terobsesi dengan presentasi, atau terlalu memikirkan pakaian yang "sempurna", perfeksionisme dapat mengubah tugas yang paling sederhana sekalipun menjadi sumber stres.

Meskipun berjuang untuk mencapai keunggulan dapat menjadi kekuatan, terobsesi dengan kesempurnaan dapat memicu kecemasan dan berpikir berlebihan.

Ini bukan sekadar pengamatan pribadi, tetapi seperti yang dicatat oleh orang-orang di The Anxiety Center, "banyak penelitian telah menunjukkan hubungan langsung antara kecenderungan perfeksionis dan gangguan kecemasan."

3. Menghindari situasi sosial

Bagi orang yang berjuang melawan pikiran berlebihan dan kecemasan, menghindari situasi sosial dapat menjadi kebiasaan yang biasa. Ini bukan hanya tentang menjadi introvert atau membutuhkan waktu sendiri.

Ini seringkali terkait dengan rasa takut dihakimi, malu, atau mengatakan hal yang "salah". Pikiran yang terlalu overthinking ini cenderung menganalisis setiap kemungkinan hasil dari percakapan atau interaksi, seringkali berfokus pada skenario terburuk.

Hal ini dapat menyebabkan keraguan diri yang kuat, membuat bersosialisasi terasa seperti ladang ranjau yang harus dilalui. Akibatnya, penghindaran menjadi cara untuk mengatasinya, menawarkan kelegaan sementara dari kecemasan.

Namun, kebiasaan ini dapat menciptakan siklus yang memperkuat pikiran berlebihan dan kecemasan. Dengan menghindari situasi sosial, kesempatan untuk membangun kepercayaan diri dan menjalin hubungan yang bermakna akan hilang, yang dapat menyebabkan perasaan terisolasi atau kesepian.

4. Sulit melepaskan kesalahan masa lalu

Saat melakukan presentasi, mereka mungkin tidak akan lupa kesalahan yang mereka buat selama kegiatan tersebut. Selama berhari-hari, kejadian itu terus terputar di kepalanya, membuat mereka mempertanyakan kemampuan diri sendiri.

Ini adalah kebiasaan umum di antara orang-orang yang terlalu banyak berpikir dan merasa cemas. Mereka cenderung berpegang pada kesalahan masa lalu, membiarkan kesalahan tersebut menentukan masa kini dan masa depan mereka. Ketakutan untuk mengulangi kesalahan ini dapat memengaruhi pikiran dan tindakan mereka.

5. Perencanaan dan pembuatan daftar yang berlebihan

Orang yang terlalu banyak berpikir dan merasa cemas seringkali mengandalkan daftar tugas yang terperinci, jadwal yang rumit, atau rencana darurat untuk setiap kemungkinan skenario. Seolah-olah mereka mencoba mengendalikan masa depan yang tidak dapat dikendalikan melalui perencanaan yang cermat.

Meskipun perencanaan dapat menjadi alat yang berguna, perencanaan yang berlebihan berakar pada rasa takut akan ketidakpastian dan keinginan untuk menghindari kesalahan atau kejutan.

Orang-orang ini mungkin menghabiskan waktu berjam-jam menyusun daftar atau meneliti berbagai pilihan, bukan karena mereka menikmatinya, tetapi karena hal itu terasa seperti satu-satunya cara untuk meredakan pikiran cemas mereka.

Hidup pada dasarnya tidak dapat diprediksi, dan perencanaan sebanyak apa pun tidak dapat memperhitungkan setiap variabel. Kebiasaan ini justru dapat memperburuk kecemasan.

Ini karena semakin banyak mereka membuat rencana, semakin kewalahan mereka ketika segala sesuatunya tidak dapat dihindari dan menyimpang dari rencana.



6. Penundaan karena takut gagal

Rasa takut gagal dapat melumpuhkan bagi mereka yang terlalu banyak berpikir dan merasa cemas. Mereka sering menunda-nunda, menunda tugas karena khawatir tidak dapat menyelesaikannya dengan sempurna.

Mereka mungkin menghabiskan banyak waktu pada tahap perencanaan, tetapi pelaksanaannya tertunda karena takut membuat kesalahan. Penundaan bukan hanya soal kemalasan, tetapi juga soal rasa takut. Mengenali hal ini dapat mengubah keadaan.

Hal ini dapat membantu kita memahami bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, melainkan batu loncatan menuju pertumbuhan dan kesuksesan.


Editor: Kuswandi

Tag:  #orang #yang #terus #menerus #overthinking #merasa #cemas #cenderung #menunjukkan #kebiasaan #harian

KOMENTAR