Orang-orang yang Membiarkan Ponselnya dalam Keadaan Senyap Biasanya Menunjukkan 8 Perilaku ini Menurut Psikologi
- Beberapa orang mungkin selalu mematikan nada dering dan membiarkan ponselnya dalam keadaan senyap. Mereka yang melakukan ini mungkin tampak agak misterius atau tidak tersedia yang dapat membuat orang lain bingung.
Membiarkan ponsel dalam keadaan senyap bukan sekedar preferensi pribadi, tetapi psikologi menunjukkan hal itu mungkin terkait dengan pola perilaku tertentu. Seperti halnya perilaku lainnya, alasan di balik hal ini dapat sangat bervariasi dari orang ke orang.
Namun, ada beberapa ciri umum yang diperhatikan oleh para psikolog. Berada dalam suatu hubungan atau berinteraksi dengan seseorang yang selalu membiarkan ponselnya dalam keadaan senyap dapat menimbulkan tantangan tersendiri.
Dilansir dari Geediting, terdapat delapan perilaku yang biasanya ditunjukkan oleh orang-orang yang selalu membiarkan ponselnya dalam keadaan senyap.
1. Menghargai privasi diri sendiri
Orang-orang yang cenderung mensenyapkan ponselnya seringkali adalah orang-orang yang sangat menghargai privasi mereka. Kamu bahkan mungkin menganggap mereka sebagai orang introvert atau orang yang menyukai kedamaian dan ketenangan.
Orang-orang yang lebih suka menghidupkan mode senyap di telepon genggamnya mungkin melakukannya sebagai cerminan keinginan mereka akan ruang pribadi dan kesendirian. Bukan karena mereka antisosial atau tidak menghargai komunikasi.
Ini karena mereka mungkin lebih selektif tentang kapan dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain. Berada di dekat seseorang seperti ini kadang-kadang dapat membuatmu merasa seperti berjalan di atas kulit telur, terutama jika kamu adalah orang yang menikmati komunikasi yang konstan.
2. Sebenarnya lebih responsif
Ini mungkin tampak sedikit mengejutkan, namun individu yang mengatur ponselnya dalam mode senyap seringkali lebih responsif. Bunyi ping dan dering yang terus menerus dapat mengakibatkan kelelahan notifikasi, sehingga mereka cenderung tidak segera merespons.
Namun ketika telepon dalam mode senyap, tekanan akibat notifikasi yang tiada henti itu hilang. Hal ini memungkinkan orang-orang tersebut memeriksa ponsel sesuai keinginan mereka dan merespons saat mereka siap secara mental dan fokus.
Daripada terus menerus diganggu dan mungkin kehilangan panggilan atau pesan penting, mereka memiliki sistem yang paling sesuai bagi mereka. Perilaku ini bukan tentang mengabaikan dunia, tetapi tentang mengelolanya dengan cara yang sesuai dengan gaya hidup dan kesejahteraan mental mereka.
3. Tingkat konsentrasi yang lebih tinggi
Mensenyapkan telepon bukan sekadar menjaga kedamaian atau mengelola komunikasi dengan lebih baik, tetapi juga soal konsentrasi. Otak manusia tidak dirancang untuk melakukan banyak tugas sekaligus dan pemberitahuan yang terus menerus dapat mengganggu fokus.
Bila kita terus menerus terganggu, kita butuh waktu lebih lama untuk kembali fokus pada tugas yang sedang dikerjakan. Orang-orang yang menonaktifkan ponselnya seringkali memahami konsep ini, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Dengan menghilangkan gangguan yang tidak diperlukan, mereka dapat lebih fokus dan menyelesaikan tugas secara lebih efisien. Seseorang yang seringkali mematikan suara telepon genggamnya, mungkin melakukannya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung fokus dan konsentrasi lebih baik.
4. Peduli terhadap orang lain
Orang-orang yang mensenyapkan ponsel seringkali menyadari dampak tindakan mereka terhadap orang-orang di sekitar. Bunyi bip dan dengungan telepon yang terus menerus dapat menjadi gangguan dalam situasi tertentu, seperti selama rapat, di bioskop, atau saat menghabiskan waktu berkualitas dengan orang terkasih.
Dengan mematikan ponselnya, mereka memastikan bahwa dunia digitalnya tidak mengganggu momen bersama atau mengganggu kedamaian orang lain. Intinya, mereka menunjukkan rasa hormat terhadap ruang dan perhatian orang lain.
Ini bisa jadi merupakan sebuah isyarat perhatian terhadap orang-orang di sekitar, sebuah cara diam untuk mengatakan “Aku menghargai waktu dan ruangmu”.
5. Mengurangi stres
Stres merupakan bagian umum dari kehidupan sehari-hari, dan di era digital, stres dapat berasal dari banyak sumber, termasuk ponsel kita. Suara dengungan, bunyi bip, getaran yang terus menerus, semuanya dapat menambah tingkat stres seseorang.
Terkadang, kamu merasa seperti bergantung pada perangkat, terus menerus ditarik dari apa pun yang sedang dilakukan untuk memperhatikan beberapa notifikasi atau notifikasi lainnya. Orang-orang yang mematikan ponselnya seringkali mencoba mengelola stres digital ini.
Dengan mengendalikan kapan mereka menggunakan perangkatnya, mereka dapat menciptakan semacam zona penyangga antara mereka dan tuntutan dunia digital.
6. Menghargai waktu tanpa gangguan
Beberapa orang berasumsi orang yang membiarkan ponselnya dalam keadaan senyap tidak tertarik bersosialisasi. Namun, alasan sebenarnya adalah karena mereka menghargai waktu tanpa gangguan.
Baik saat membaca buku, mengerjakan proyek, atau sekadar berjalan-jalan di taman, mereka tidak ingin aktivitas mereka terganggu oleh dering telepon yang terus-menerus.
Dengan mengatur ponselnya dalam mode senyap, mereka dapat benar-benar membenamkan diri dalam apa pun yang sedang mereka lakukan dan menikmatinya sepenuhnya.
Itulah cara mereka memastikan mereka bisa hadir pada saat itu, tanpa gangguan digital apa pun. Ini bukan hanya tentang kegiatan pribadi. Dalam lingkungan profesional pun, memiliki waktu tanpa gangguan dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas.
7. Tidak menjadi budak perangkat mereka
Di era digital saat ini, mudah bagi kita untuk menjadi budak perangkat atau ponsel. Kita semua pernah mengalaminya seperti panggilan telepon yang mengganggu waktu makan malam, pesan teks yang merusak suasana malam saat menonton film, percakapan mendalam yang terhenti karena pemberitahuan email.
Orang yang menyetel ponselnya dalam mode senyap memberikan pernyataan yang jelas yaitu mereka mengendalikan ponselnya, bukan sebaliknya. Mereka memahami bahwa mereka mempunyai kekuatan untuk memutuskan kapan harus menggunakan perangkat dan kapan harus fokus pada dunia di sekitar mereka.
Ini bukan tentang bersikap acuh tak acuh atau tidak peduli. Ini tentang menetapkan batasan yang jelas dengan teknologi dan merebut kembali waktu dan perhatian kita dari cengkeraman konektivitas yang konstan.
8. Menjalani hidup secara sadar
Orang-orang yang mematikan ponselnya membuat pilihan sadar untuk menjalani hidup sesuai ketentuan mereka sendiri. Mereka memahami nilai waktu dan perhatiannya, dan mereka memilih untuk tidak membiarkan perangkat mereka menentukan hari yang dijalani.
Mereka tidak sekadar mengelola komunikasi dengan lebih baik atau mengurangi stres, mereka benar-benar mempraktikkan bentuk perhatian digital, yaitu pendekatan yang bertujuan dan seimbang dalam menggunakan teknologi.
Tag: #orang #orang #yang #membiarkan #ponselnya #dalam #keadaan #senyap #biasanya #menunjukkan #perilaku #menurut #psikologi