Pasangan yang Tinggal Bersama Tapi Jarang Melakukan Kontak Mata Lagi, Biasanya Menunjukkan 9 Perilaku Ini
Pasangan yang sudah tinggal bersama, selayaknya memiliki hubungan yang lebih intim dan mendalam. Sepanjang harinya mereka bisa melakukan kegiatan bersama dan saling memadu kasih.
Tapi pada kenyataannya, banyak ditemukan tidak seindah itu. Mereka bahkan masing-masing dan seperti menjalani hubungan hanya "status", jarak mereka dekat secara fisik tapi tidak secara emosional.
Dilansir dari laman Blog Herald pada (20/01), pasangan yang tinggal bersama tapi jarang melakukan kontak mata lagi, biasanya menunjukkan 9 perilaku ini :
1. Percakapan yang dangkal
Dalam ruang hidup bersama, komunikasi adalah kuncinya. Ketika pasangan jarang melakukan kontak mata lagi, percakapan mereka sering kali menjadi dangkal. Mereka lebih mementingkan logistik dan bukan tentang perasaan, impian, atau pengalaman bersama.
Sepertinya mereka lebih banyak berbicara dengan 'teman sekamar' daripada pasangannya. Ini belum tentu merupakan hukuman mati bagi suatu hubungan, tetapi ini jelas merupakan perilaku yang perlu mendapat perhatian.
2. Tidak adanya keterikatan
Teori Keterikatan menyatakan bahwa cara kita membentuk ikatan emosional dan hubungan dengan orang lain dipengaruhi oleh pengalaman awal dengan pengasuh kita.
Tingkat keamanan, kasih sayang, dan perhatian yang diterima saat masih anak-anak dapat memengaruhi cara seseorang berhubungan dengan pasangan kita saat dewasa.
Jika seseorang merasa sulit mempertahankan kontak mata dengan pasangan, ini bisa menjadi indikasi gaya keterikatan yang tidak aman. Insecure attachment bisa membuat kita menghindari atau menolak kedekatan dalam hubungan.
3. Terlalu mandiri
Kemandirian umumnya dipandang sebagai sifat positif. Kita sering diberi tahu bahwa bersikap mandiri dan tidak bergantung pada pasangan dalam segala hal adalah hal yang sehat.
Namun, pada kasus pasangan yang jarang melakukan kontak mata lagi, peningkatan kemandirian mungkin tidak terlalu positif. Ini bisa menjadi indikasi penghindaran.
Terkadang, ketika kita mulai melakukan segalanya secara mandiri tanpa mengikutsertakan pasangan kita atau meminta masukan dari mereka, itu mungkin karena secara tidak sadar menghindari keintiman.
4. Menghindari aktivitas bersama
Ketika pasangan jarang melakukan kontak mata, mereka sering kali mulai menghindari aktivitas bersamA. Seolah-olah melakukan sesuatu bersama-sama mengingatkan mereka akan keterputusan emosional yang dialami.
Jika kamu lebih suka melakukan sesuatu sendiri daripada bersama pasangan, itu bisa menjadi tanda semakin jauhnya jarak emosional. Ini bukan tentang aktivitas itu sendiri, tapi tentang pengalaman bersama dan hubungan yang dipupuknya.
5. Tidak ada komunikasi non-verbal
Ketika pasangan sudah jarang melakukan kontak mata, bukan hanya komunikasi verbal yang terganggu melainkan juga komunikasi non-verbal. Seperti kurangnya sentuhan fisik, penurunan keterlibatan bahasa tubuh, ekspresi wajah berkurang, dan lain sebagainya.
Tanda-tanda ini mungkin tampak kecil atau tidak penting, tetapi jika digabungkan bisa memberikan gambaran yang lebih besar tentang keterputusan emosional. Isyarat non-verbal penting dan ketika isyarat tersebut mulai memudar, inilah saatnya untuk memerhatikan.
6. Kamar tidur hanya menjadi tempat 'tidur'
Kamar tidur memainkan peran penting dalam hubungan emosional antar pasangan. Ini adalah ruang untuk keintiman, percakapan, dan koneksi. Tapi ketika pasangan jarang melakukan kontak mata, kamar tidur seringkali hanya menjadi tempat tidur. Percakapan mendalam, tawa bersama, dan pandangan sekil akan tampak memudar.
7. Bersosialisasi secara terpisah menjadi suatu hal yang lumrah
Ketika pasangan jarang melakukan kontak mata, bersosialisasi secara terpisah sering kali menjadi hal yang biasa. Mereka mungkin masuk dan keluar acara bersama-sama, tapi interaksi di antara keduanya sangat minim.
Jika tidak, mungkin ini saatnya untuk refleksi diri. Penting untuk diingat bahwa bahkan di tengah keramaian, pasangan tidak boleh merasa sendirian.
8. Berhenti mendiskusikan rencana masa depan
Ketika pasangan jarang melakukan kontak mata, mereka sering kali berhenti mendiskusikan rencana masa depan bersama. Sepertinya mereka hidup di jalur paralel, bergerak maju, tapi tidak menuju tujuan bersama.
Ini seperti kamu berdua berada di buku yang sama tetapi di halaman berbeda. Kurangnya visi bersama dapat menciptakan rasa keterputusan emosional. Masing-masing pasangan mungkin tumbuh dan berkembang tapi tidak bersama-sama.
9. Merasa kesepian meski sedang berdampingan
Hal yang paling menyedihkan dari pasangan yang jarang melakukan kontak mata sering kali merasa kesepian, meski berada di ruangan yang sama. Kamu mungkin duduk di sofa yang sama sambil menonton film, atau berbaring di ranjang yang sama sambil membaca buku, tapi keheningan di antara kamu akan memekakkan telinga.
Rasa kesepian ini bisa menjadi salah satu aspek tersulit dari keterputusan emosi. Ingat, mengakui perasaan ini adalah langkah pertama menuju penyembuhan dan berhubungan kembali.
Beberapa 9 perilaku tersebut bisa karena perasaan dalam hubungan mereka telah memudar, dikutip dari laman Hello Sehat penyebabnya bisa karena realitas kehidupan, komunikasi tidak lancar, perasaan berubah seiring berjalannya waktu, dan perubahan dalam diri pasangan.
Masalah tersebut merupakan hal yang wajar bagi pasangan yang sudah menikah dan tinggal bersama, tapi ini semua perlu diatasi dengan melakukan konseling keapada ahli.
Tag: #pasangan #yang #tinggal #bersama #tapi #jarang #melakukan #kontak #mata #lagi #biasanya #menunjukkan #perilaku