9 Perilaku Orang yang Suka Merencanakan Sesuatu Tapi Membatalkan di Menit-menit Terakhir, Apa Kamu Salah Satunya?
Ilustrasi perilaku orang yang suka membatalkan rencana. (freepik)
10:36
8 Desember 2024

9 Perilaku Orang yang Suka Merencanakan Sesuatu Tapi Membatalkan di Menit-menit Terakhir, Apa Kamu Salah Satunya?

Sering kali kita kesal ketika sudah merencanakan sesuatu dengan seseorang tapi dia membatalkan di menit-menit terakhir, padahal sudah banyak yang dipersiapkan.

Sehingga kita tidak percaya lagi pada mereka dan akhirnya perlahan menjauh agar tidak menimbulkan rasa kecewa lagi. Dalam mengulik kepribadian mereka, dilansir dari laman Baseline Mag pada (8/12) mereka memiliki 9 perilaku ini :

1. Takut pada komitmen

Orang-orang ini sering kali tertarik pada kegembiraan dalam membuat rencana, memiliki sesuatu yang dinanti-nantikan. Tapi ketika saatnya tiba, mereka mundur.

Hal ini mungkin disebabkan oleh rasa takut yang mendalam terhadap komitmen. Ketakutan ini dapat berasal dari berbagai sumber, mulai dari kekecewaan di masa lalu hingga kekhawatiran umum mengenai hasil di masa depan.

2. Penundaan

Namun bagi sebagian orang, ini adalah kebiasaan rutin yang juga meluas ke dalam komitmen sosialnya. Penundaan tidak hanya terlihat melalui penundaan tugas, tapi juga menyangkut pengambilan keputusan.

Dan ketika menyangkut rencana, orang yang suka menunda-nunda mungkin akan sering membatalkan rencana karena menunda pengambilan keputusan hingga terlambat.

3. Tingkat kecemasan yang tinggi

Kecemasan bisa menjadi kekuatan dahsyat yang membentuk perilaku kita dengan cara tidak terduga. Banyak orang mengira hal ini sesederhana merasa sedikit gugup atau khawatir, tapi kenyataannya kecemasan yang parah dapat memengaruhi keputusan dan tindakan, termasuk komitmen sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Anxiety and Depression Association of America mengungkapkan bahwa sekitar 18% populasi AS mengalami gangguan kecemasan setiap tahunnya. Itu berarti sekitar 40 juta orang dewasa.

Bagi mereka yang memiliki tingkat kecemasan tinggi, membuat rencana bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, hal ini memberikan sesuatu yang dinanti-nantikan. Tapi di sisi lain, hal ini dapat memicu stres atas interaksi sosial.

4. Tidak menyukai konfrontasi

Sebagian dari kita, menghindari konflik sangatlah penting sehingga berupaya keras untuk memastikan konflik itu tidak terjadi. Ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa orang terbiasa melakukan pembatalan di menit-menit terakhir.

Mereka mungkin menyetujui rencana pada awalnya untuk menghindari ketidaknyamanan karena mengatakan tidak. Tapi, ketika saatnya tiba untuk menindaklanjutinya, merasa lebih mudah untuk membatalkan daripada menghadapi potensi konfrontasi karena berpartisipasi dalam acara yang tak ingin dihadiri.

5. Berjuang dengan manajemen waktu

Manajemen waktu adalah keterampilan hidup yang penting dan tidak semua orang menguasainya. Faktanya, beberapa orang benar-benar kesulitan memperkirakan berapa banyak waktu yang mereka miliki dan cara terbaik untuk menggunakannya.

Orang-orang ini sering kali membuat pesanan berlebihan, membuat lebih banyak rencana daripada yang bisa mereka tangani secara realistis. Ketika mereka menyadari tidak dapat menyesuaikan semuanya, akhirnya membatalkan rencana pada menit-menit terakhir.

6. Takut kecewa

Tidak ada seorang pun yang suka merasa telah mengecewakan seseorang. Tapi bagi mereka yang sering membatalkan rencana di menit-menit terakhir, ketakutan ini mungkin yang mendorong perilaku mereka.

Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi sangat serius. Psikolog menjelaskan bahwa ketakutan ini bisa menjadi begitu besar sehingga membuat orang menyerah pada harapan, impian, dan aspirasinya.

Orang-orang ini sering merasakan tekanan yang kuat untuk memenuhi atau melampaui harapan dalam lingkungan sosial.

Pemikiran untuk tidak memenuhi standar yang dirasakan dapat menjadi hal yang menakutkan sehingga memilih untuk menghindari situasi tersebut sama sekali.

7. Kebutuhan akan kendali

Perlu disadari bahwa kebutuhan akan kendali kadang-kadang dapat menghalangi kehidupan yang sebenarnya.

Mereka antusias dalam membuat rencana, tetapi kemudian membatalkannya pada menit-menit terakhir karena merasa kehilangan kendali atas situasi.

Seolah-olah dengan membatalkan, mereka mendapatkan kembali kendali atas waktu dan pilihannya.

Kebutuhan akan kendali ini dapat berasal dari berbagai faktor, seperti kecemasan atau pengalaman masa lalu yang membuat mereka merasa lepas kendali.

8. Keinginan untuk spontanitas

Beberapa orang berkembang dengan spontanitas. Mereka menyukai sensasi hal-hal tak terduga dan kebebasan yang didapat karena tidak terikat pada rencana atau jadwal.

Bagi orang-orang ini, membuat rencana bisa terasa seperti sebuah kendalav. Meskipun half ini membuat roroang sekitarnya frustrasi, itu hanyalah preferensi mereka terhadap gaya hidup yang lebih berjiwa bebas dan spontan.

9. Kurangnya kesadaran diri

Kesadaran diri adalah kunci pertumbuhan pribadi dan hubungan yang sehat. Tapi sayang tidak semua orang memiliki iniv.

Mereka yang sering membatalkan mungkin tidak sepenuhnya memahami dampak tindakannya terhadap orang lain.

Mereka mungkin tidak menyadari bahwa perilaku ini menyebabkan frustrasi atau rasa sakit hati. Tanpa kesadaran diri, sulit untuk berubah dan mengambil langkah menuju perbaikan.

Mengutip dari laman NU Online, menepati janji pada sebuah rencana merupakan cerminan sikap integritas seseorang dan kepercayaan diri.

Sebagaimana janji yang ditepati akan membawa kebaikan. Kemudian sebaliknya, janji yang diingkari bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #perilaku #orang #yang #suka #merencanakan #sesuatu #tapi #membatalkan #menit #menit #terakhir #kamu #salah #satunya

KOMENTAR