Orang yang Menghargai Kedamaian Batin Menghindari 4 Perangkap Materialisme Ini
- Ada perbedaan yang signifikan antara menghargai kedamaian batin dan jatuh ke dalam perangkap materialisme. Perbedaannya berpusat pada kepuasan. Materialisme, mengejar harta benda, seringkali menutupi kebutuhan yang lebih dalam yang tidak dapat dipenuhi oleh benda. Namun, mereka yang menghargai kedamaian batin memahami hal ini dan secara sadar menghindari jebakan keinginan materialistis.
Mereka tahu bahwa kepuasan sejati tidak ditemukan di gadget atau tas desainer terbaru, tetapi di dalam diri mereka sendiri. Dan mereka telah mengidentifikasi empat jebakan utama yang dapat mengganggu ketenangan mereka. Di bawah ini, saya telah membuat daftar empat jebakan yang harus Anda hindari jika Anda mencari kedamaian batin yang sejati. Berikut 4 daftarnya, dikutip dari hackspirit pada Kamis (6/12).
1) Bersaing dengan keluarga Jones
Jebakan umum yang banyak dialami banyak orang adalah membandingkan hidup dan harta benda mereka dengan orang lain. Fenomena ini, yang sering disebut "Mengikuti keluarga Jones", adalah jebakan materialistis yang secara sadar dihindari oleh mereka yang menghargai kedamaian batin. Sangat mudah untuk melihat apa yang dimiliki tetangga atau kolega Anda dan merasakan perasaan tidak mampu. Mobil baru, smartphone terbaru, dan liburan mewah.
Semuanya dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan keinginan untuk menyamai atau melampaui. Tetapi mereka yang menghargai kedamaian batin memahami bahwa permainan perbandingan ini tidak ada habisnya dan menguras tenaga. Mereka tahu bahwa akan selalu ada seseorang dengan lebih banyak, sesuatu yang lebih baru atau lebih bersinar. Mereka memilih untuk menemukan kepuasan bukan dalam barang-barang materi, tetapi dalam pertumbuhan dan kepuasan pribadi mereka sendiri.
Mereka memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari memiliki yang terbaik, tetapi dari berdamai dengan apa yang Anda miliki. Menghindari jebakan ini berarti berfokus pada perjalanan Anda sendiri, bukan sorotan orang lain. Ini tentang menyadari bahwa nilai Anda tidak ditentukan oleh apa yang Anda miliki, tetapi siapa Anda sebagai pribadi.
2) Ilusi kontrol
Saya telah belajar dari pengalaman pribadi bahwa harta benda dapat menciptakan ilusi kendali. Saya ingat saat saya membeli mobil mahal, mengira itu akan memberikan rasa aman dan status. Saya percaya bahwa memilikinya akan memberi saya kendali atas bagaimana orang lain memandang saya dan bahkan bagaimana perasaan saya tentang diri saya sendiri. Tapi, ternyata, mobil itu lebih merupakan pemicu stres daripada simbol kesuksesan.
Ketakutan akan kerusakan, perawatan terus-menerus yang diperlukan, dan tekanan finansial yang ditimbulkannya pada saya adalah semua faktor yang tidak saya pertimbangkan. Mobil itu tidak memberi saya kendali, sebaliknya, saya mendapati diri saya dikendalikan olehnya-oleh pembayaran, pemeliharaan, dan kekhawatiran tentang keamanannya.
Ini adalah panggilan bangun bagi saya. Saya menyadari bahwa harta benda bersifat sementara. Mereka datang dan pergi, tetapi kedamaian batin dan kepuasan bertahan lama. Sejak saat itu, saya secara sadar menghindari jatuh ke dalam perangkap materialistis ini. Saya mengerti sekarang bahwa kendali sejati datang dari berdamai dengan diri sendiri, bukan dari hal-hal yang kita miliki. Dan perubahan perspektif ini telah memberi saya lebih banyak kedamaian batin daripada mobil mana pun.
3) Treadmill hedonis
Treadmill hedonis adalah konsep yang menggambarkan bagaimana tingkat kebahagiaan kita cenderung kembali ke garis dasar, terlepas dari peristiwa positif atau negatif dalam hidup kita. Ini berlaku sempurna untuk harta benda. Bayangkan Anda baru saja membeli smartphone baru, model terbaru. Ada ledakan kebahagiaan dan kepuasan awal. Namun seiring berjalannya waktu, perasaan tersebut memudar.
Anda menjadi terbiasa dengan telepon, telepon mulai terasa biasa saja, dan Anda mulai mengincar model yang lebih baru. Siklus ini berulang dengan setiap pembelian baru. Ini seperti berlari di atas treadmill, terus bergerak tetapi tidak pernah benar-benar berhasil.
Mereka yang menghargai kedamaian batin memahami siklus ini dan secara sadar memilih untuk tidak berpartisipasi di dalamnya. Mereka tahu bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam pengejaran terus-menerus akan barang-barang yang lebih baru atau lebih baik, tetapi dalam menghargai apa yang sudah mereka miliki.
Mereka menolak daya pikat treadmill hedonis, memahami bahwa itu adalah jebakan yang mengarah pada ketidakpuasan terus-menerus. Sebaliknya, mereka menumbuhkan rasa syukur atas harta benda mereka saat ini dan menemukan kegembiraan dalam aspek kehidupan yang tidak material.
4) harta benda
Lebih banyak tidak selalu lebih baik. Padahal, memiliki terlalu banyak harta benda bisa menjadi beban. Pikirkanlah. Semakin banyak yang Anda miliki, semakin banyak yang harus Anda urus. Barang-barang perlu dirawat, dibersihkan, diatur, dan disimpan. Mereka dapat mengacaukan ruang hidup Anda dan bahkan pikiran Anda, menyebabkan stres dan kecemasan. Mereka yang menghargai kedamaian batin menyadari hal ini. Mereka memahami bahwa setiap item yang mereka bawa ke dalam hidup mereka membawa serta tingkat tanggung jawab dan potensi stres tertentu.
Mereka memilih untuk menjalani gaya hidup yang lebih minimalis, mengelilingi diri mereka hanya dengan apa yang benar-benar mereka butuhkan atau hargai. Mereka menemukan kebebasan dalam kesederhanaan, mengetahui bahwa dengan memiliki lebih sedikit, mereka dapat lebih fokus pada apa yang benar-benar penting dalam hidup.
Tag: #orang #yang #menghargai #kedamaian #batin #menghindari #perangkap #materialisme