Harga Bahan Pokok Naik Terus Tapi Gaji Segitu-Gitu Aja? Pakar Bagikan Metode untuk Mengatasinya
Tips Mengatur Keuangan.[Freepik/pressfoto]
11:13
21 Maret 2024

Harga Bahan Pokok Naik Terus Tapi Gaji Segitu-Gitu Aja? Pakar Bagikan Metode untuk Mengatasinya

Momen Bulan Ramadan dan menjelang hari raya Idulfitri kerap dibayangi dengan naiknya harga-harga bahan pokok. Sebelum Ramadan, sejumlah harga bahan pokok bahkan telah terpantau naik di sejumlah pasar tradisional di berbagai daerah. Harga komoditas seperti beras, daging sapi, telur dan cabai masih menjadi keluhan utama para masyarakat.

Sayangnya, kenaikan harga bahan pokok itu kerap kali tak diikuti naiknya gaji maupun penghasilan. Bila sudah begitu, tentu pengeluaran untuk kebutuhan bahan pokok jadi membengkak. Finansial planner Ligwina Hananto menyarankan kepada para emak-emak yang biasa menjadi pemegang kendali uang belanja untuk menerapkan metode 1-2-3-4 dalam pengelolaan uang.

"Rumus itu maksudnya, minimal 10 persen dari gaji untuk nabung, maksimal 20 persen untuk gaya hidup, maksimal 30 persen untuk cicilan atau utang, dan 40 persen untuk biaya hidup," kata Ligwina dalam keterangan persnya.

Salah seorang pedagang bahan pokok di Pasar Beringharjo mengeluhkan tingginya harga sejumlah komoditi, Selasa (27/2/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]Salah seorang pedagang bahan pokok di Pasar Beringharjo mengeluhkan tingginya harga sejumlah komoditi, Selasa (27/2/2024). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

Selama penghasilan belum bertambah, menurutnya, memang perlu melakukan berbagai cara kreatif untuk berhemat agar gaji yang didapatkan bisa mencukupi kebutuhan hidup. Ligwina menyampaikan bahwa kekinian makin populer adanya gaya hidup hemat atau frugal living yang telah banyak dilakukan oleh masyarakat kelas menengah, terutama bagi kelas pekerja dan ibu rumah tangga.

“Selain kebutuhan dasar, yang tidak kalah penting bagi mereka adalah penghargaan diri (self-reward). Sehingga, bijaksana dan lebih strategis dalam mengeluarkan pengeluaran menjadi prioritas,” kata Ligwina.

Menyikapi hal tersebut, Ligwina berbagi beberapa tips lainnya terkait gaya hidup hemat yang bisa dilakukan masyarakat. Mulai dari menyusun rencana belanja yang matang, mencari substitusi barang yang lebih ekonomis, serta memanfaatkan diskon atau layanan hemat dari platform online.

Sejalan dengan temuan dari riset NielsenIQ pada 2023 yang menunjukkan hampir 52 persen masyarakat Indonesia mengandalkan teknologi digital dan berbelanja online sebagai salah satu strategi dalam menjaga pengeluaran, termasuk untuk menemukan promo-promo menarik.

Data itu pun dimanfaatkan oleh Gojek dengan menghadirkan program Emak Hemat saat Ramadan untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

"Spesial di bulan puasa ini, Emak Hemat punya Jurus Jitu Berbagi Momen di Ramadan seperti Paket Buka Sekeluarga Rp60 ribuan dan ekstra diskon sampai 35 persen di GoFood, berbagi kebahagiaan dengan Menu Parsel Ramadan GoFood mulai dari Rp40 ribu hingga Belanja Hemat 7 Hari 7 Malam dan Ekstra Diskon s.d 60 persen di GoMart," ungkap Head of Brand Marketing Gojek Stella Darmadi.

Mengutip dari Riset Jakpat pada 2024, sebanyak 49 persen masyarakat Indonesia berencana untuk mengalokasikan lebih banyak dana untuk Ramadan tahun ini. Meningkatnya alokasi dana tersebut antara lain untuk membeli barang-barang ibadah, buka bersama, hingga biaya mudik Lebaran.

Riset yang sama juga disebutkana bahwa 93 persen masyarakat menyatakan online delivery membantu dalam menyiapkan sahur dan berbuka selama Ramadan 2023.

Editor: M. Reza Sulaiman

Tag:  #harga #bahan #pokok #naik #terus #tapi #gaji #segitu #gitu #pakar #bagikan #metode #untuk #mengatasinya

KOMENTAR