Orang yang Terlalu Mengkompensasi Kesalahan Masa Lalu Mereka Biasanya Menampilkan 9 Perilaku Ini, Apa Saja?
ilustrasi seseorang yang terlalu mengkompensasi kesalahan masa lalu /Sumber foto: Freepik
15:42
31 Oktober 2024

Orang yang Terlalu Mengkompensasi Kesalahan Masa Lalu Mereka Biasanya Menampilkan 9 Perilaku Ini, Apa Saja?

- Masa lalu, dengan segala keputusan yang telah diambil dan kesalahan yang telah dilakukan, sering menjadi cermin bagi seseorang untuk berintrospeksi.

Bagi sebagian orang, refleksi ini berkembang menjadi motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Namun, ada pula yang terjebak dalam upaya kompensasi berlebihan terhadap kesalahan masa lalu mereka.

Orang yang terlalu mengkompensasi kesalahan ini biasanya memiliki beberapa perilaku yang menjadi ciri khas, sebagai upaya untuk "menebus" kesalahan atau kekurangan di masa lalu.

Dilansir dari Geediting pada Kamis (31/10), terdapat sembilan perilaku yang sering ditampilkan oleh mereka yang terlalu berusaha mengkompensasi kesalahan masa lalunya:

1. Perfeksionis Ekstrem

Orang yang ingin mengkompensasi kesalahan masa lalunya cenderung memiliki standar yang sangat tinggi terhadap diri sendiri, bahkan cenderung ke arah perfeksionisme ekstrem.

Setiap tugas, keputusan, atau tindakan harus sempurna di mata mereka. Hal ini sering terjadi sebagai upaya untuk “menghindari” kesalahan yang sama atau menghapus jejak kesalahan sebelumnya.

Perfeksionisme ini bisa jadi sangat melelahkan, karena mereka jarang merasa puas dengan hasil akhirnya dan selalu mengkhawatirkan kekurangan sekecil apa pun.

2. Sikap Over-Pleasing atau Terlalu Menyenangkan Orang Lain

Sering kali, seseorang yang merasa bersalah atau memiliki kesalahan di masa lalu akan mencoba menyenangkan semua orang di sekitarnya sebagai kompensasi.

Mereka bisa menjadi sangat perhatian, ramah, bahkan sulit mengatakan “tidak” pada permintaan orang lain.

Sayangnya, upaya ini sering kali tidak didasari keinginan murni untuk membantu, melainkan kebutuhan untuk “menghapus” persepsi buruk orang lain tentang mereka.

3. Kecenderungan Mempermalukan Diri Sendiri atau Merendahkan Diri

Orang yang merasa harus menebus kesalahan masa lalunya kerap merendahkan diri atau berlebihan dalam memperlihatkan sisi negatifnya.

Hal ini bisa menjadi mekanisme perlindungan diri untuk menunjukkan bahwa mereka sadar akan kekurangan mereka dan sedang berupaya memperbaikinya.

Namun, di baliknya, tindakan ini bisa menjadi cara untuk mengundang simpati atau penerimaan dari orang lain.

4. Menghindari Risiko di Setiap Kesempatan

Setelah merasa bersalah atau memiliki pengalaman buruk di masa lalu, individu ini sering kali enggan mengambil risiko baru dalam hidupnya.

Mereka takut mengulangi kesalahan yang sama, dan akhirnya cenderung menjadi sangat berhati-hati bahkan dalam keputusan-keputusan kecil.

Pada akhirnya, ketakutan akan risiko ini dapat menghambat perkembangan diri mereka.

5. Berlebihan dalam Mencari Penerimaan dari Orang Lain

Orang yang terlalu mengkompensasi kesalahan masa lalunya sering kali merasa harus diterima oleh semua orang di sekitarnya.

Mereka memiliki kebutuhan yang sangat besar untuk dipuji, diakui, atau setidaknya tidak dikritik oleh orang lain.

Upaya ini muncul dari keinginan untuk mengganti atau menutupi kekurangan di masa lalu, meskipun dalam banyak kasus, hal ini bisa membuat mereka kehilangan jati diri sejati mereka.

6. Memperlihatkan Kepedulian yang Berlebihan terhadap Kebaikan Orang Lain

Individu ini akan berusaha tampil sebagai orang yang sangat peduli terhadap kebaikan orang lain, terkadang bahkan berlebihan.

Mereka rela memberikan waktu, tenaga, bahkan uang demi membantu orang-orang di sekitarnya, sebagai cara untuk menunjukkan bahwa mereka telah berubah atau belajar dari kesalahan mereka.

Meskipun terlihat baik, tindakan ini sering didorong oleh rasa bersalah, bukan karena niat tulus.

7. Mudah Terjebak dalam Hubungan yang Tidak Sehat

Orang yang merasa harus menebus kesalahan masa lalunya terkadang cenderung membiarkan diri mereka dimanfaatkan dalam hubungan yang tidak sehat.

Mereka merasa bahwa dengan “mengorbankan” kebahagiaan mereka, mereka sedang “membayar” kesalahan yang pernah dilakukan.

Hal ini bisa membuat mereka sulit keluar dari hubungan yang merugikan dan malah terus merasa terikat.

8. Selalu Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Sebagai bentuk kompensasi, orang yang memiliki penyesalan di masa lalu sering kali terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain.

Mereka cenderung merasa rendah diri atau kurang layak jika dibandingkan dengan orang-orang di sekitar mereka.

Alih-alih fokus pada perkembangan pribadi, mereka berusaha menandingi atau setidaknya menyamai pencapaian orang lain sebagai cara untuk membuktikan diri.

9. Sibuk Membuktikan Bahwa Mereka Telah Berubah

Mereka sering merasa bahwa perubahan mereka harus terlihat oleh semua orang.

Hal ini bisa tampak dari kecenderungan mereka untuk mengumumkan setiap upaya atau perubahan positif dalam hidupnya, baik di media sosial maupun dalam percakapan sehari-hari.

Mereka berusaha sekuat tenaga menunjukkan bahwa mereka bukan lagi orang yang sama seperti dulu, seolah-olah perlu validasi dari lingkungan sekitar untuk merasa lega.

Penutup

Kompensasi berlebihan atas kesalahan masa lalu adalah respons yang lumrah pada beberapa orang yang belum sepenuhnya menerima atau memaafkan diri sendiri.

Meskipun niat di balik kompensasi ini sering kali positif, tindakan yang berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan hubungan sosial.

Bagi siapa pun yang mungkin merasa terlalu keras pada diri sendiri atas kesalahan yang lalu, penting untuk mengingat bahwa proses perbaikan diri tidak perlu dilakukan dengan terlalu keras pada diri sendiri.

Memaafkan diri sendiri dan belajar menerima masa lalu sebagai bagian dari pembelajaran adalah langkah penting untuk melanjutkan hidup dengan lebih sehat dan bahagia.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #orang #yang #terlalu #mengkompensasi #kesalahan #masa #lalu #mereka #biasanya #menampilkan #perilaku #saja

KOMENTAR