Waspada! 5 Penyakit Menular Akibat Salah Mengonsumsi Sushi dan Makanan Jepang Lain yang Terbuat dari Ikan Mentah
Ilustrasi 5 penyakit menular akibat salah mengonsumsi sushi dan makanan Jepang lain. (Foto: Pexels/Rajesh TP)
10:14
20 Oktober 2024

Waspada! 5 Penyakit Menular Akibat Salah Mengonsumsi Sushi dan Makanan Jepang Lain yang Terbuat dari Ikan Mentah

- Keracunan makanan akibat sushi dapat disebabkan oleh beberapa parasit seperti anisakiasis, bakteri vibrio, atau listeria. Gejala yang terjadi dapat muncul seger atau paling lambat dalam beberapa hari, tergantung pada penyebab infeksinya.

Satu-satunya cara untuk menghindari keracunan makanan akibat sushi atau makanan Jepang lain yang terbuat dari ikan mentah yaitu menghindari makan berbagai makanan yang dibuat dengan makanan laut mentah atau setengah matang. Terutama yang di makan pada waktu dan tempat yang salah.

Namun, jika tetap memilih untuk mengonsumsi makanan ini, kamu bisa membatasi risiko yang mungkin muncul dengan memiliki restoran sushi yang memiliki reputasi baik dan bertanya tentang praktik penanganan makanan di restoran tersebut.

Hal ini karena ada beberapa jenis penyakit menular yang dapat terjadi akibat mengonsumsi ikan mentah dalam bentuk sashimi atau sushi. Dilansir dari verywellhealth.com, berikut ini 5 penyakit menular akibat salah mengonsumsi sushi dan makanan Jepang lain.

1. Penyakit Anisakis

Anisakis simplex (cacing herring) adalah parasit ikan yang sering ditemukan pada ikan salmon pasifik, monkfish, herring, haddock, flounder, dan fluke. Manusia yang terinfeksi oleh anisakiasis dan nematoda lain, atau cacing gelang dapat disebabkan oleh memakan ikan ini secara mentah atau setengah matang.

Ketika seseorang menelan cacing kecil ini, gejala yang muncul dapat berupa sakit perut yang parah, mual, dan muntah dalam beberapa jam setelah makan. Penyakit ini akan bertambah parah, jika cacing tidak bisa dikeluarkan melalui batuk atau muntahan.

Cacing tersebut dapat masuk ke dalam dinding usus yang dapat menyebabkan respons imun lokal atau peradangan di usus. Jika hal ini terjadi, cacing tersebut akhirnya mati dan dikeluarkan oleh sistem kekebalan tubuh.

Namun, dalam kasus yang paling parah, dokter mungkin perlu mengeluarkannya untuk mengurangi rasa sakit. Hal ini dapat dilakukan melalui pembedahan atau endoskopi.

Anisakiasis dapat dibunuh dengan membekukan ikan pada suhu minus empat derajat atau membekukannya dengan cepat pada suhu minus 31 derajat.

2. Bakteri Vibrio

Spesies bakteri Vibrio parahaemolyticus, sering dikaitkan dengan mengonsumsi ikan dan kerang mentah atau setengah matang, terutama tiram. Infeksi yang terjadi dapat menyebabkan gejala seperti diare (termasuk diare berdarah), kram perut, mual, muntah, sakit kepala, demam, dan menggigil.

Infeksi tersebut dapat menjadi parah pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Spesies Vibrio lainnya, Vibrio vulnificus, ditemukan dalam tiram, kerang, dan kepiting.

Pada orang yang sehat sekalipun, tak sengaja mengonsumsi mikroba ini dapat menyebabkan mual, muntah, diare encer, kram perut, dan demam. Sedangkan pada orang yang menderita penyakit hati atau sistem kekebalan tubuh yang lemah, mikroba ini dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan infeksi di seluruh tubuh yang mengancam jiwa.

3. Penyakit Listeria

Listeriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri ini dapat ditemukan dalam makanan laut mentah, susu dan produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi, sayuran seperti kecambah mentah, dan makanan lainnya.

Orang-orang yang berisiko besar terkena listeriosis yaitu pada perempuan hamil, bayi baru lahir (bakteri dapat melewati plasenta), usia tua di atas 65 tahun, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Sedangkan pada orang yang sehat dan tidak hamil, listeriosis dapat menyebabkan gejala ringan seperti sakit perut dan diare. Listeriosis juga dapat menyebabkan gejala seperti flu seperti demam dan menggigil, nyeri otot, dan sakit kepala.

Jika infeksi ini menyebar ke sistem saraf, hal itu dapat menyebabkan penyakit meningitis yaitu peradangan pada selaput dan cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Orang yang menderita meningitis mengalami gejala serius seperti leher kaku dan kebingungan.

4. Penyakit Salmonella

Infeksi salmonella disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica. Beberapa gejala infeksi salmonella yaitu diare, demam, dan kram perut. Beberapa orang mungkin juga mengalami mual, muntah, dan/atau sakit kepala.

Gejala tersebut seringkali mulai muncul dalam waktu satu hingga tiga hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan dapat berlangsung hingga tujuh hari. Infeksi Salmonella dapat menjadi serius, terutama pada bayi, orang berusia di atas 65 tahun, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

5. Bakteri Bacillus cereus

Bakteri Bacillus cereus penyakit bawaan makanan lain yang terkait dengan makan sushi. Penyakit ini terkait dengan makan nasi yang terkontaminasi bersama dengan makanan lain seperti ikan, sayuran, daging, dan susu.

Terdapat dua jenis infeksi Bacillus cereus yaitu tipe diare dan tipe muntah. Tipe diare berkembang dengan cepat kurang lebih dalam waktu enam hingga 15 jam setelah mengonsumsinya.

Biasanya gejala yang muncul seperti diare dan mual sedang. Kebanyakan orang dengan tipe ini tidak mengalami muntah atau demam. Gejala tipe ini biasanya hilang dalam 24 jam.

Sedangkan pada jenis muntah, ini dikaitkan dengan produk beras yang terkontaminasi. Salah satu contohnya adalah nasi goreng yang telah didiamkan pada suhu ruangan dalam waktu lama.

Jenis ini cenderung terjadi lebih cepat, dalam waktu sekitar satu hingga lima jam. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti mual dan muntah, kram perut, dan diare.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #waspada #penyakit #menular #akibat #salah #mengonsumsi #sushi #makanan #jepang #lain #yang #terbuat #dari #ikan #mentah

KOMENTAR