Alih-alih Membuat Produktif, Multitasking Justru Merusak Produktivitas kerja dan Menurunkan Daya IQ, Simak Faktanya!
Ilustrasi Multitasking yang Tidak Akan Berjalan Efektif. (Sumber foto: freepik/federcap)
21:34
16 Oktober 2024

Alih-alih Membuat Produktif, Multitasking Justru Merusak Produktivitas kerja dan Menurunkan Daya IQ, Simak Faktanya!

 

 – Di dunia korporasi, multitasking adalah sebuah kebanggaan sekaligus tuntutan perusahaan kepada karyawan. Para pekerja didesak oleh korporasi untuk mampu multitasking dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya. Maka tak sedikit, pekerja yang tertekan dengan desakan multitasking, dan tak sedikit juga pekerja yang bangga karena bisa multitasking.

Selain dalih moral, desakan multitasking juga memiliki dalih motivasi dan pengembangan keterampilan, seperti dengan melakukan multitasking, maka karyawan dapat produktif dan meningkatkan keterampilan dalam dunia kerja. Padahal, multitasking hanya meningkatkan kesibukan sekaligus mengikis produktivitas dan kecerdasan.

Multitasking adalah tindakan melakukan lebih dari satu tugas pada saat yang sama (atau selama waktu kerja yang sama) atas nama efisiensi, dikutip dari forbes.com, pada Selasa, (15/10). Sebagai contoh, seseorang mungkin sedang berbicara dengan pelanggan lewat telepon sambil mengisi formulir untuk badan pengawas di komputer dan menandai tanda terima untuk diserahkan dengan laporan pengeluaran. Atau, seseorang mungkin menghadiri rapat sambil membuat catatan untuk presentasi powerpoint di laptop dan menerima teks masuk dari rekan kerja di handphone.

Aktivitas tersebut memberikan sensasi pencapaian kerja, padahal sebenernya kontra produktif. Multitasking menyebabkan karyawan memberikan perhatian parsial pada beberapa hal secara bersamaan. Kebiasaan ini malah mengakibatkan pemahaman yang tidak lengkap, tanggapan yang tidak akurat atau tidak menyeluruh terhadap pesan atau permintaan atau hal-hal yang terlewatkan. Oleh sebab itu, perusahaan perlu meninjau kembali kebiasaan multitasking dalam dunia kerja, dilansir dari forbes.com, pada Selasa, (15/10):

1. Multitasking sangat buruk bagi bisnis, alih-alih membantu produktivitas, multitasking justru menghambat pekerjaan sebanyak 40%

2. Multitasking juga buruk bagi karyawan, karena meningkatkan stres sekaligus mengurangi pencapaian dan kebermaknaan.

3. Multitasking berbahaya bagi otak, karena merusak kemampuan kognitif dan menurunkan IQ.

Mitos Multitasking

Seseorang yang dapat melakukan banyak tugas dapat melakukan pekerjaan 2 atau 3 orang yang tidak melakukannya, atau bahwa karena daya tanggap seorang multitasker yang instan, mereka dapat mengendalikan situasi mereka. Pada dasarnya kita memiliki persediaan perhatian yang terbatas setiap hari.

Perhatian adalah mata uang, sebagaimana mata uang, sangat berharga. Terbukti, setiap orang ingin memilikinya. Seperti keuangan, perhatian harus dijaga, dianggarkan, dan diinvestasikan dengan hati-hati.

Oleh sebab itu, biasakan untuk menggunakan perhatian secara irit, dalam artian fokus dengan satu masalah atau pekerjaan secara terjadwal. Pasalnya, setiap kali kita berpindah tugas atau perhatian pada pekerjaan maka kita bakal kehilangan sedikit kekuatan untuk fokus pada pekerjaan hari itu.

Jadi, kalau mengerjakan pekerjaan berbeda dalam satu waktu, seperti membalas email, sambil menelepon, dan lain-lain, maka kita telah menghambur-hamburkan perhatian tanpa menggunakannya untuk pekerjaan yang lebih besar dan penting. 

Situasi semacam itu juga memicu kelelahan perhatian. Sebagai contoh, kita memiliki gagasan brilian saat di toilet atau kamar mandi, tetapi melupakannya di tengah-tengah kesibukan, ini adalah tanda kelelahan perhatian akibat dari multitasking.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #alih #alih #membuat #produktif #multitasking #justru #merusak #produktivitas #kerja #menurunkan #daya #simak #faktanya

KOMENTAR