10 Pilar Penting dalam Pernikahan agar Hubungan Tetap Harmonis, Termasuk Komunikasi

– Pernikahan seringkali diibaratkan seperti rumah. Agar tetap kokoh, bangunannya harus berdiri di atas fondasi yang kuat. 

Di balik keindahan momen pernikahan, banyak pasangan lupa bahwa hubungan jangka panjang memerlukan pondasi emosional, mental, dan nilai yang seimbang.

Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog mengatakan, ada penelitian menarik yang dikembangkan oleh David H. Olson dan rekan-rekannya pada tahun 2003 tentang ten pillars of marriage atau sepuluh pilar dalam pernikahan. 

Pilar-pilar ini membantu pasangan memahami aspek apa saja yang perlu dijaga, agar hubungan tetap sehat dan bertumbuh.

Berikut penjelasan lengkap tentang 10 pilar penting yang perlu diketahui dalam pernikahan menurut Winona.

10 Pilar penting dalam pernikahan 

1. Masalah kepribadian

Setiap orang memiliki karakter dan cara berpikir yang unik. Winona menekankan pentingnya mengenali kepribadian pasangan sebelum dan sesudah menikah.

“Seberapa cocok kepribadian pasangan? Apakah ada perbedaan yang mencolok antara gaya hidup dan karakter? Hal-hal ini harus dipertimbangkan dalam hubungan,” katanya saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Perbedaan kepribadian bisa menjadi warna dalam hubungan, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, justru bisa memicu jarak emosional.

2. Komunikasi

Tanpa komunikasi, cinta bisa terasa hambar. Winona menjelaskan, komunikasi yang baik adalah jantung dari hubungan yang sehat.

“Keterbukaan, kejujuran, dan kemampuan untuk mendengarkan pasangan merasa didengarkan atau tidak. Lalu, bisakah kamu mengekspresikan diri secara apa adanya tanpa menyakiti pasangan?” ujarnya.

Komunikasi bukan sekadar bicara, tetapi tentang bagaimana kedua pihak saling memahami perasaan dan kebutuhan masing-masing.

3. Resolusi konflik

Dalam setiap hubungan, konflik adalah hal yang wajar. Namun, cara menyelesaikannya yang menentukan apakah hubungan itu tumbuh atau justru retak.

“Strategi menghadapi konflik itu penting dalam hubungan, sebab pasangan tidak bisa menghindari konflik terus,” jelas Winona.

Dalam hubungan bukan hanya ada bahasa cinta, tetapi ada pula bahasa konflik. Ada orang yang menghadapi konflik secara konstruktif, destruktif, atau menghindar.

Memahami gaya konflik pasangan membantu mencari titik tengah yang sehat saat perbedaan muncul.

4. Masalah finansial

Uang memang bukan segalanya, tapi bisa memengaruhi keharmonisan rumah tangga.

“Lihat bagaimana pasangan mau mengatur keuangan dalam rumah tangga dan kesepakatan antara keduanya seperti apa,” kata Winona.

Transparansi dan kesepakatan finansial bersama dapat mencegah banyak kesalahpahaman di kemudian hari.

5. Hobi dan waktu kualitas

Pernikahan bukan berarti kehilangan identitas diri. Winona mengingatkan agar setiap orang tetap punya ruang untuk menumbuhkan diri.

“Hal ini berkaitan dengan waktu kualitas dan hobi diri sendiri. Bagaimana menghadapi waktu sebagai diri sendiri dan membagi waktu kualitas bersama pasangan,” ujarnya.

Menjaga waktu pribadi justru dapat memperkaya hubungan, karena keduanya bisa saling menghargai ruang masing-masing.

Meskipun demikian, setiap individu dalam hubungan juga perlu menyeimbangkannya dengan menyisipkan waktu kualitas bersama pasangan.

6. Hubungan seksual

Pilar ini sering kali dianggap tabu untuk dibicarakan, padahal penting bagi keseimbangan emosional.

Menurut Winona, hubungan seksual yang sehat bukan hanya soal kebutuhan fisik, tetapi juga bentuk kedekatan emosional dan rasa aman satu sama lain.

Pasangan perlu memiliki kesepakatan dan saling menghormati batasan agar hubungan tetap harmonis.

7. Gaya pengasuhan

Winona mengingatkan agar pola asuh anak dibicarakan sejak dini, bahkan dibicarakan sebelum menikah.

“Pola asuh itu penting untuk dibahas meskipun belum punya anak. Silakan dibahas, istri ingin pola asuh seperti apa, dan suami inginnya bagaimana,” jelasnya.

Ia menambahkan, beberapa pasangan justru baru membahas pola asuh ketika sudah memiliki anak. Hal ini dapat memicu konflik jika terlambat dibahas.

“Dalam beberapa kasus, beberapa hubungan setelah punya anak baru menyadari kalau pola asuhnya berbeda, hal ini akan menjadi konflik jika tidak dibahas sejak awal,” tutur Winona.

8. Budaya keluarga dan lingkungan

Menikah berarti menyatukan dua keluarga besar, bukan hanya dua individu. Maka, sangat penting untuk mengenali latar belakang masing-masing.

“Pernikahan itu tidak hanya menyatukan dua orang, melainkan menyatukan dua keluarga. Bagaimana hubungan kamu dan pasangan terhadap keluarga itu penting untuk dibahas,” ucap dia.

Mengenali budaya keluarga membantu pasangan beradaptasi dengan lebih bijak terhadap perbedaan nilai dan kebiasaan.

9. Pembagian peran dalam rumah tangga

Keseimbangan tanggung jawab dalam rumah tangga menjadi hal yang sangat penting.

“Pembagian peran ini misalnya, siapa yang bertanggung jawab atas keuangan atau hal-hal lainnya. Ini perlu dibahas agar pembagian perannya jelas,” ujar Winona.

Dengan pembagian peran yang adil, pasangan bisa saling menopang dan menghindari rasa lelah emosional.

10. Nilai religius

Nilai spiritual juga menjadi pilar yang memperkuat arah hubungan. Hubungan antara tiap individu dengan Tuhan tentu berbeda, inilah sebabnya topik ini perlu dibahas lebih dalam. 

“Bagaimana pasangan memaknai hubungannya dengan Tuhan. Ini berkaitan dengan relasi setiap individu kepada Tuhan dan bagaimana keduanya menyamakan iman,” ungkap Winona.

Nilai religius dapat menjadi penuntun moral sekaligus sumber kekuatan ketika menghadapi masa sulit.

Kesepuluh pilar ini saling berhubungan dan membentuk keseimbangan dalam rumah tangga. 

Dengan kesadaran, komunikasi terbuka, dan komitmen untuk terus bertumbuh bersama, hubungan pernikahan bisa menjadi ruang yang aman dan penuh kasih.

Tag:  #pilar #penting #dalam #pernikahan #agar #hubungan #tetap #harmonis #termasuk #komunikasi