



Ingin Operasi Plastik Hidung seperti Denada, Simak 6 Risiko Rinoplasti
– Artis Denada melakukan operasi plastik (oplas) hidung atau rinoplasti demi estetika wajah dan investasi diri untuk mempertahankan kariernya di industri hiburan.
“Ada sinus? Enggak ada. Aku tidak ada masalah dengan ini hidung. Jadi seluruhnya 100 persen aku melakukan tindakan ini memang untuk kebutuhan estetik,” ujar Denada di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2025).
Untuk diketahui, ada rinoplasti rekonstruksi dan rinoplasti estetik. Rinoplasti rekonstruksi adalah bedah plastik yang dilakukan untuk memperbaiki hidung yang cacat sejak lahir, atau rusak karena faktor eksternal seperti kecelakaan atau terkena hantaman tangan.
Sebaliknya, rinoplasti estetik adalah bedah plastik yang dilakukan untuk membuat hidung yang normal menjadi agar lebih indah dan sesuai dengan keinginan pribadi. Misalnya mengubah hidung pesek menjadi mancung.
Apabila ingin melakukan oplas hidung, ada sejumlah risiko yang perlu diketahui. Apa saja?
Apa risiko oplas hidung?
1. Risiko pembiusan
Denada menjalani operasi plastik atau oplas hidung untuk estetika dan karier. Simak risiko rinoplasti yang perlu diketahui menurut dokter.
Wakil Presiden Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) Dr. dr. Irena Sakura Rini, MARS, Sp.B.P.R.E, Subsp.E.L.(K) mengatakan, risiko pembiusan bisa terjadi dalam rinoplasti.
Kendati demikian, risiko pembiusan masuk dalam risiko pembedahan secara keseluruhan.
“Tekanan darahnya bisa anjlok, pembulu darah bisa pecah. Atau kalau tidak baik pemeriksaan sebelumnya, bisa serangan jantung ketika dibius. Macam-macam,” ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (24/6/2025).
Inilah mengapa pemeriksaan sebelum operasi harus dilakukan dengan baik berdasarkan arahan dokter, antara lain CT Scan, periksa darah, rontgen paru-paru atau kepala, atau periksa fungsi ginjal, paru-paru, hati, dan lain-lain.
“Supaya kami tahu, ‘Oh, ini kondisinya normal jadi dibius dengan setara obat normal. Kalau kencing manis, pembuluh darahnya mengeras, tidak mau fleksibel, diapakan?’,” kata Irena.
Namun, pemeriksaan yang merinci seperti itu lebih ditekankan pada rinoplasti rekonstruksi. Sementara itu, rinoplasti estetik umumnya cukup dengan pemeriksaan darah.
Namun, tetap ikuti arahan dokter apakah perlu melakukan pemeriksaan lain atau tidak.
2. Risiko pembedahan
Selanjutnya adalah risiko pembedahan. Bisa saja terjadi hal-hal di luar apapun yang telah dirancang oleh dokter, di tengah-tengah operasi.
View this post on Instagram
3. Tidak bisa selesai dalam satu sesi
Denada menjalani operasi plastik atau oplas hidung untuk estetika dan karier. Simak risiko rinoplasti yang perlu diketahui menurut dokter.
Irena mengatakan, risiko lainnya dari rinoplasti adalah pembedahan tidak bisa selesai dalam satu sesi saja.
“Bisa beberapa kali. Rekonstruksi itu ada beberapa tahap. Pokoknya ikuti saja saran dokter,” terang dia.
Untuk rinoplasti estetik, terkadang prosedurnya juga tidak bisa selesai dalam satu sesi saja. Namun, sebagian besar memang selesai dalam satu sesi.
“Tapi, kalau seandainya ada kondisi yang cukup berat, itu harus dilakukan beberapa kali untuk perbaikan dan penyempurnaan. Itu biasanya sudah diterangkan sama dokternya sebelum operasi,” lanjut Irena.
4. Hasil tidak sesuai
Risiko lainnya adalah hasil rinoplasti tidak sesuai, terutama jika kamu tidak konsultasi langsung dengan dokter yang bakal melakukan prosedur tersebut.
“Itu risiko kalau seandainya tidak bertemu langsung dengan dokter yang mengoperasi. Itu risiko banget, apalagi estetik sangat berkaitan dengan selera pasien. Itu harus dikomunikasikan semua,” tutur Irena.
5. Implan silikon keluar
Denada menjalani operasi plastik atau oplas hidung untuk estetika dan karier. Simak risiko rinoplasti yang perlu diketahui menurut dokter.
Menurut dr. Ruth Lumbuun, Sp.B.P.R.E., Subsp.E.L.(K), risiko dari melakukan rinoplasti implan adalah silikonnya keluar.
“Silikon memang medical grade, tapi setiap yang namanya benda asing, pasti ada risikonya. Misalnya, kalau implannya terlalu panjang, risikonya implannya bisa exposed, jadi keluar,” papar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok dan Beyoutiful Clinic ini kepada Kompas.com di RSUI Depok, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (23/6/2025).
Rinoplasti implan adalah prosedur bedah plastik di area hidung yang menggunakan silikon. Biasanya, silikon sudah terbentuk sehingga dokter tinggal memasukkannya ke dalam hidung.
6. Tulang diserap oleh tubuh
Untuk rinoplasti tulang, biasanya dokter menggunakan sedikit tulang iga atau tulang telinga.
Namun, karena material yang digunakan berasal dari tubuh sendiri, risikonya adalah tulang diserap oleh tubuh.
“Jadi terserap sama tubuh kita. Jadi bisa berkurang ketinggiannya (hidung),” kata Ruth.
Risiko lainnya yang dapat terjadi, baik pada rinoplasti implan maupun tulang, adalah perdarahan.
View this post on Instagram
Tag: #ingin #operasi #plastik #hidung #seperti #denada #simak #risiko #rinoplasti