



6 Tips Menyiapkan Dana Pendidikan Anak Meski Ekonomi Sedang Lesu
– Di saat ekonomi sedang lesu dan kebutuhan hidup terus meningkat, menyiapkan dana pendidikan anak bisa jadi tantangan tersendiri bagi orangtua.
Namun, bukan berarti hal itu tidak mungkin dilakukan. Dengan perencanaan yang tepat, biaya pendidikan anak tetap bisa ditanggung tanpa harus mengorbankan kondisi keuangan keluarga.
Perencana Keuangan Profesional Rista Zwestika Reni CFP®, WMI, WPS membagikan sejumlah tips praktis. Simak tipsnya berikut ini.
1. Evaluasi keuangan keluarga
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengevaluasi pemasukan dan pengeluaran keluarga secara menyeluruh.
Rista menyarankan agar orangtua menghitung total pendapatan tahunan dan juga mencatat pengeluaran pasti dalam setahun, termasuk biaya pendidikan anak.
“Tinjau kembali pendapatan orangtuanya berapa untuk setahun. Lalu, pengeluaran yang penting ke mana saja, karena setiap tahun SPP sekolah pasti naik, langsung disisihkan dananya,” jelas Rista dalam talkshow “Cara Cerdas Kelola Keuangan: Persiapkan Anak Kembali ke Sekolah” yang berlangsung di IKEA Jakarta Garden City, Kamis (19/6/2025).
Dengan begitu, orangtua bisa langsung menyisihkan dana pendidikan sebelum membuat alokasi untuk kebutuhan lain.
Ilustrasi anak Sekolah Dasar (SD).
2. Siapkan dana darurat
Banyak orang yang lupa menyiapkan dana darurat, padahal pos ini sangat penting terutama dalam kondisi ekonomi tak menentu.
Menurut praktisi yang sudah menjadi perencana keuangan profesional selama 25 tahun ini, masih banyak keluarga Indonesia yang belum memiliki dana darurat yang ideal.
“Faktanya hanya 30 persen masyarakat Indonesia yang punya darurat, sisanya darurat dana. Alhasil ngutang lagi ke sana dan sini,” ungkapnya.
Dana darurat bisa digunakan sewaktu-waktu jika muncul kebutuhan mendesak, tanpa mengganggu dana pendidikan anak.
3. Konsisten menabung
Rista menekankan pentingnya kebiasaan menabung secara konsisten, bahkan dalam jumlah kecil.
“Meskipun pendapatan tidak besar, orangtua harus tetap konsisten menabung dan menyisihkan uang berapa pun nilainya. Semisal mampunya Rp 100 ribu atau Rp 1 juta per bulan, silakan,” imbau Rista.
Ia juga menyarankan agar dana tersebut dialokasikan ke instrumen keuangan yang aman dengan imbal balik yang cukup, seperti reksa dana pasar uang atau deposito, selama diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
4. Pangkas pengeluaran yang tidak penting
Setelah mengevaluasi keuangan, saatnya membuat skala prioritas dan memangkas pos-pos pengeluaran yang tidak terlalu penting. Cara ini bisa memberikan ruang lebih besar bagi dana pendidikan anak.
“Setelah evaluasi, buat skala prioritas pengeluaran keluarga. Dari situ, bisa pangkas berbagai keperluan yang sekiranya tidak penting agar dananya bisa dialokasikan ke dana pendidikan atau tabungan,” sarannya.
5. Pahami kebutuhan anak
Selain pengeluaran untuk pendaftaran dan iuran sekolah, masih ada pengeluaran untuk kebutuhan sekolah. Nominal untuk kebutuhan tersebut berbeda tergantung jenjang pendidikan, minat, dan gaya belajar mereka.
Oleh karena itu, orangtua perlu mendiskusikan hal ini bersama anak sebelum membuat anggaran tahun ajaran baru.
Ajak anak untuk terlibat terhadap kebutuhan sekolahnya, sehingga ia merasa lebih bertanggung jawab terhadap pilihannya
6. Manfaatkan promo saat belanja keperluan sekolah
Saat membeli perlengkapan sekolah, orangtua sebaiknya tidak hanya terpaku pada harga murah, tapi juga mempertimbangkan kualitas.
Rista menyarankan untuk memanfaatkan promo saat belanja keperluan sekolah anak, namun jangan sampai kalap dan membeli barang-barang yang tidak diperlukan.
“Harus pintar-pintar untuk beli barang dengan promo tapi berkualitas. Kalau asal murah aja, bisa jadi 3 bulan pemakaian sudah rusak dan harus keluar uang untuk beli baru,” tandas dia.
Tag: #tips #menyiapkan #dana #pendidikan #anak #meski #ekonomi #sedang #lesu