Kasus Love Scamming di Media Sosial, Kenali Modus dan Polanya
Terdapat beberapa modus dan pola love scamming (penipuan cinta) menurut psikolog. Apa saja?(Dok. Freepik/valeria_aksakova)
09:10
20 Juni 2025

Kasus Love Scamming di Media Sosial, Kenali Modus dan Polanya

Kasus love scamming (penipuan cinta) yang menimpa Kani Dwi Haryani, salah satu staf Presiden Prabowo Subianto, bisa dijadikan pembelajaran khususnya terkait modus dan pola love scamming.

Psikolog Mira Damayanti Amir, S.Psi, mengatakan love scamming bukanlah kasus tunggal. Sebab, pola serupa muncul berulang kali di berbagai wilayah, termasuk di Yogyakarta.

“Pelakunya menyamar menjadi orang lain juga, dan bisa membuat puluhan korban terjerat,” kata Mira dalam sambungan telepon dengan Kompas.com, Kamis (19/6/2025).

Menurut Mira, penting bagi seseorang mengenali modus dan pola love scamming yang umum digunakan oleh pelaku, terutama melalui media sosial.

Modus dan pola love scamming

Basa-basi dengan profil menarik

Banyak kasus love scamming bermula dari hal sederhana seperti komentar di media sosial atau pesan pribadi (DM).

Mira mengatakan, pelaku biasanya menggunakan foto profil menarik, misalnya tampil profesional untuk membangun kesan kredibel.

Kendati begitu, perlu diingat tidak semua yang menggunakan profil profesional adalah bentuk dari love scamming.

"Awalnya seperti bercanda atau basa-basi. Tapi itu cara pelaku masuk dan mengukur respons korban,” kata Mira.

Membangun emosi dengan pujian dan perhatian

Terdapat beberapa modus dan pola love scamming (penipuan cinta) menurut psikolog. Apa saja?SHUTTERSTOCK Terdapat beberapa modus dan pola love scamming (penipuan cinta) menurut psikolog. Apa saja?

Setelah mendapat respons, Mira mengatakan pelaku biasanya akan berusaha membangun kedekatan emosional dengan cerita personal, pujian, dan perhatian intens.

“Modusnya selalu dimulai dari pujian atau validasi. Mereka tahu betul celah emosi korban,” kata Mira.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Menghindari permintaan video call atau kopi darat

Terdapat beberapa modus dan pola love scamming (penipuan cinta) menurut psikolog. Apa saja?Shutterstock Terdapat beberapa modus dan pola love scamming (penipuan cinta) menurut psikolog. Apa saja?

Pelaku love scamming cenderung menghindari video call atau pertemuan langsung. Mereka akan mengaku kamera rusak, sedang di luar negeri, atau alasan teknis lain.

Namun di sisi lain, mereka menghubungi korban setiap hari, memberi kabar, dan memperkuat ikatan secara virtual.

Mulai meminta uang dengan alasan meyakinkan

Setelah kedekatan terbentuk, pelaku akan mulai menyisipkan permintaan, baik pinjaman uang, data pribadi, maupun akses finansial.

Alasannya pun beragam, antara lain untuk biaya administrasi kerja, keluarga sakit, atau tertahan di bandara. Jumlahnya bertahap, dari kecil hingga besar.

“Begitu korban percaya, pelaku mulai bermain di level finansial. Ini puncak dari love scamming,” kata Mira.

Dalam beberapa kasus, ada pelaku yang meminta permintaan tidak biasa seperti meminta kiriman foto yang tidak senonoh. 

Dengan demikian, penting untuk mewaspadai dan mengenali pola kasus love scamming.

Mengapa korban love scamming cenderung percaya?

Menurut Mira, banyak korban sebenarnya merasakan ada yang janggal. Namun, karena sudah terlanjur terikat secara emosional, mereka menunda keraguan dan tetap percaya.

“Saat seseorang sedang kesepian atau butuh validasi, kemampuan berpikir kritis bisa melemah,” jelasnya.

Mira menyarankan masyarakat untuk lebih berhati-hati saat membangun relasi digital, dan tidak ragu meminta pendapat orang terdekat jika mulai ada kecurigaan.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Tag:  #kasus #love #scamming #media #sosial #kenali #modus #polanya

KOMENTAR