Staf Presiden Prabowo Jadi Korban Love Scamming, Ini Penyebabnya Menurut Psikolog
Kani Dwi Haryani, staf Presiden Prabowo jadi korban love scamming dan rugi Rp 48 juta. Psikolog jelaskan alasan seseorang bisa kena love scamming.(Dok. Freepik/boyarkinamarina)
16:20
19 Juni 2025

Staf Presiden Prabowo Jadi Korban Love Scamming, Ini Penyebabnya Menurut Psikolog

Kasus love scamming (penipuan cinta) yang dialami staf Presiden Prabowo Subianto, Kani Dwi Haryani menjadi perhatian publik baru-baru ini. Kani mengalami kerugian hingga Rp 48 juta. 

Mantan reporter televisi nasional itu ditipu oleh seorang perempuan berinisial MS asal Banten, yang menyamar sebagai laki-laki bernama Febrian dan mengaku sebagai pilot. Modus penipuan adalah MS meminjam uang untuk biaya pendidikan sang adik.

Kani dan "Febrian" menjalin komunikasi intens sejak akhir 2024 lewat Instagram hingga Kani akhirnya mulai curiga dan membongkar kebohongan sang pelaku.

Kenapa seseorang bisa kena love scamming?

Menurut psikolog Mira Damayanti Amir, S.Psi, love scamming bisa menjerat siapa pun dari berbagai kalangan sosial.

“Korban bisa saja orang cerdas, mapan, dan aktif secara sosial. Tapi ketika seseorang berada dalam kondisi emosional tertentu, seperti kesepian atau haus perhatian, logika bisa melemah,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (19/6/2025).

Kesepian di tengah keramaian

Kani Dwi Haryani, staf Presiden Prabowo jadi korban love scamming dan rugi Rp 48 juta. Psikolog jelaskan alasan seseorang bisa kena love scamming.UNSPLASH Kani Dwi Haryani, staf Presiden Prabowo jadi korban love scamming dan rugi Rp 48 juta. Psikolog jelaskan alasan seseorang bisa kena love scamming.

Mira menyoroti fenomena urban loneliness atau rasa kesepian yang dialami orang-orang yang hidup di kota besar meski tampak sibuk dan dikelilingi banyak aktivitas.

“Kadang seseorang terlihat kuat dari luar, tapi merasa kosong secara emosional. Ini yang jadi celah bagi pelaku love scam untuk masuk,” jelasnya.

Kendati begitu, Mira menyebut hal ini tak hanya terjadi dalam kasus Kani, melainkan banyak kasus serupa yang terjadi di lingkungan sekitar hanya saja tidak tersorot.

Mira mengatakan, pelaku biasanya menyamar sebagai laki-laki mapan dan perhatian, yang mampu menawarkan bentuk relasi yang hangat dan supportive.

Akibatnya, bagi korban yang tengah mengalami kesepian atau kekosongan relasi, perhatian semacam itu bisa terasa sangat berharga.

“Relasi yang dibangun di ruang online (daring) membuat kita hanya mengenal versi yang ditampilkan. Kita tidak bisa membaca ekspresi, bahasa tubuh, atau konteks yang lebih luas,” jelasnya.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Kebutuhan afeksi seseorang

Kani Dwi Haryani, staf Presiden Prabowo jadi korban love scamming dan rugi Rp 48 juta. Psikolog jelaskan alasan seseorang bisa kena love scamming.SHUTTERSTOCK/evrymmnt Kani Dwi Haryani, staf Presiden Prabowo jadi korban love scamming dan rugi Rp 48 juta. Psikolog jelaskan alasan seseorang bisa kena love scamming.

Menurut Mira, manusia memiliki kebutuhan akan afeksi atau hubungan yang memberi rasa dihargai dan diperhatikan.

Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi dalam keseharian, misalnya karena sibuk, tidak punya pasangan, maka ruang kosong itu bisa diisi oleh perhatian dari siapa saja, termasuk pelaku penipuan asmara.

“Bagi banyak orang, hubungan relasi itu seperti nutrisi bagi jiwa. Kalau kekurangan, kita jadi mudah tergoda oleh bentuk perhatian yang tampaknya tulus, padahal manipulatif,” kata Mira.

Sementara itu, pelaku love scamming biasanya sangat pandai membangun kedekatan emosional lewat pujian, cerita personal, dan komunikasi yang intens.

Inilah yang membuat korban merasa dilibatkan secara emosional dan akhirnya percaya.

Kemampuan berpikir kritis terlemahkan

Mira menambahkan, dalam kondisi lelah secara emosional, seseorang bisa kehilangan daya kritisnya.

“Ketika sedang butuh validasi atau merasa down, kita cenderung ‘meng-off-kan’ logika. Ini alamiah, karena emosi yang mengambil alih,” jelas Mira.

Akibatnya, sinyal-sinyal bahaya seperti permintaan uang, cerita yang tidak masuk akal, atau identitas yang tidak jelas bisa diabaikan.

“Korban tahu sesuatu terasa janggal, tapi memilih percaya karena ingin mempertahankan rasa aman emosional yang sementara itu,” imbuhnya.

          View this post on Instagram                      

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Tag:  #staf #presiden #prabowo #jadi #korban #love #scamming #penyebabnya #menurut #psikolog

KOMENTAR