



Ingin Hidupmu Damai dan Gak Banyak Drama? Berani Cut Off 8 Tipe Orang Ini dari Circle Pertemananmu
- Kalau ingin hidup lebih tenang, damai, dan gak ribet sama drama gak penting, satu hal yang bisa mulai dilakukan adalah bersih-bersih circle.
Serius deh, kedamaian itu gak cuma soal meditasi pagi, journaling syukur, atau menyulap kamar jadi estetik. Tapi juga soal siapa saja yang ada di sekitarmu.
Kamu bisa rajin self-care tiap hari, tapi kalau dikelilingi orang-orang yang diam-diam (atau terang-terangan) menyedot energimu habis-habisan, semua usaha itu akan percuma.
Maka dari itu, penting banget buat mulai sadar dan berani ngasih batasan. Bahkan kalau perlu, cut off aja.
Dilansir dari VegOut, berikut delapan tipe orang yang diam-diam mencuri ketenangan kamu. Kalau pengen hidup damai dan gak penuh drama, sebaiknya pertimbangkan buat menjaga jarak.
1. Si Pengeluh Tanpa Henti
Bedain ya, antara orang yang sedang butuh dukungan dan orang yang menjadikan mengeluh sebagai hobi harian.
Tipe ini selalu punya alasan buat merasa dunia gak adil. Pekerjaan buruk, hubungan payah, cuaca bikin emosi, dan pemerintah? Jangan ditanya.
Tapi yang bikin capek bukan cuma isi keluhannya, tapi karena mereka gak butuh solusi. Mereka butuh teman buat sengsara bareng.
Kebiasaan mengeluh ternyata bisa melatih otak untuk terus-menerus mencari hal negatif. Tanpa sadar, kamu bisa ikut-ikutan merasa dunia ini memang seburuk itu. Padahal mungkin tadinya kamu baik-baik saja.
2. Si Gunung Berapi Emosional
Hari ini mereka seru banget, besoknya mendadak dingin kayak kulkas. Kadang bisa ketawa bareng, eh lima menit kemudian marah gak jelas. Rasanya kayak jalan di atas kulit telur setiap saat.
Ketidakpastian emosional ini bikin kamu waspada terus, bahkan tanpa sadar. Hati dan pikiran jadi capek sendiri.
Berada di dekat orang seperti ini bikin kamu gak punya rasa aman. Dan tanpa rasa aman, jangankan damai, bernapas saja bisa terasa berat.
3. Si Pesaing Terselubung
Tipe yang satu ini tricky. Awalnya kelihatan suportif, tapi lama-lama mulai kelihatan: setiap kamu cerita pencapaian kecil, dia langsung nimpalin dengan versi “lebih hebat” versi dia.
Kamu senang? Dia cuek. Kamu bangga? Dia datar. Bahkan pujiannya terasa kayak sindiran halus. Dan ini bikin kamu jadi mikir dua kali sebelum berbagi cerita bahagia.
Kabar buruknya, kamu mulai mengecilkan kegembiraanmu sendiri. Padahal, teman sejati seharusnya ikut bersorak saat kamu menang, bukan diam-diam iri.
4. Si Magnet Drama
Selalu ada drama. Selalu ada konflik. Selalu ada masalah besar yang bikin mereka jadi tokoh utama.
Awalnya bisa terasa seru. Tapi lama-lama capek juga kalau kamu terus-terusan dijadikan tempat curhat, pemadam kebakaran, atau bahkan ikut terseret dalam drama yang bukan urusanmu.
Orang yang candu drama seringkali gak tertarik menyelesaikan masalah. Mereka menikmati kekacauan itu karena di situlah mereka merasa "hidup". Sayangnya, yang kebakar emosinya malah kamu.
5. Si Perusak Batas
Tipe ini gak paham (atau pura-pura gak paham) konsep batasan. Mereka muncul seenaknya, minta tolong tanpa tenggang rasa, dan kalau kamu bilang “enggak” malah bikin kamu merasa bersalah.
Mereka gak harus kasar untuk melanggar batas. Bahkan yang kelihatan lembut bisa tetap menyebalkan kalau terus-terusan mengabaikan ruang pribadi orang lain.
Ingat, batasan itu bukan egois. Batasan itu cara mencintai diri sendiri tanpa kehilangan empati. Dan kalau orang lain gak bisa menghormati itu, kamu gak salah kalau mulai menjaga jarak.
6. Si Lintah Energi
Mereka gak marah. Gak drama. Tapi bikin kamu kelelahan setiap kali ngobrol.
Biasanya datang dengan curhat yang sama, masalah yang gak selesai-selesai, dan ekspektasi bahwa kamu harus selalu jadi tempat berlabuh. Tapi giliran kamu yang butuh didengar? Mereka gak ada.
Hubungan sepihak kayak gini bikin kamu drained secara mental. Kalau kamu mulai takut buka chat mereka, itu tanda besar untuk rehat.
Kadang, orang seperti ini bukan butuh kamu, mereka cuma butuh tempat sampah bagi emosi mereka.
7. Si Pasif-Agresif
Mereka gak marah. Tapi juga gak benar-benar jujur. Komunikasinya dipenuhi sarkasme, sindiran, dan komentar gak langsung yang bikin bingung.
Kalau kamu klarifikasi, mereka malah ngegas balik, bilang kamu terlalu baper. Kalau kamu jujur, mereka jadi ngambek.
Komunikasi pasif-agresif bukan solusi. Itu cuma menunda masalah sambil bikin suasana makin gak nyaman.
Kamu berhak ada di lingkungan yang komunikasinya jelas, terbuka, dan saling menghargai.
8. Si Korban Sejati
Apapun yang terjadi, mereka selalu jadi pihak yang dirugikan. Dunia gak adil, orang lain selalu salah, dan mereka gak pernah punya kontrol atas hidup sendiri.
Orang seperti ini sulit diajak maju. Kamu kasih saran, mereka tolak. Kamu kasih dukungan, mereka tetap bilang “hidupku memang begini”.
Mindset korban ini menular. Dan kalau kamu kelamaan di dekat mereka, bisa-bisa kamu juga mulai percaya bahwa usaha itu sia-sia.
Padahal hidup itu bukan soal menerima nasib tapi soal bertumbuh meski dunia gak selalu ramah.
Kedamaian Itu Hakmu
Melindungi ketenangan batin itu bukan tindakan egois melainkan bentuk cinta terhadap diri sendiri.
Ingat, kamu adalah rata-rata dari lima orang yang paling sering kamu temui. Dan itu gak cuma soal gaya hidup, tapi juga suasana emosional.
Dikelilingi orang yang suportif, tenang, dan tulus akan bikin kamu lebih mudah berkembang. Sebaliknya, dikelilingi kekacauan akan membuat kamu makin jauh dari hidup yang kamu dambakan.
Jadi, gak masalah kalau kamu harus mundur pelan-pelan. Gak masalah kalau kamu perlu menyaring ulang siapa yang boleh masuk dalam lingkaranmu. Dan gak masalah juga kalau ada yang kecewa.
Karena saat kamu mulai menghargai energimu sendiri, semesta juga akan menghadirkan orang-orang yang menghargainya.
Pilih damai, bukan drama. Dan percayalah, kamu akan merasa jauh lebih ringan.
Tag: #ingin #hidupmu #damai #banyak #drama #berani #tipe #orang #dari #circle #pertemananmu