



Anak Lebih Rentan Terkena DBD, Pahami Cara Cegah Penularannya
Di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia, nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dengan cepat, terutama di lingkungan padat penduduk dan kurang bersih. Karena itu, upaya pencegahan sangat penting dilakukan untuk melindungi kelompok rentan, terutama anak-anak dan remaja.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat, dr.Anggraini Alam Sp.A mengatakan, demam dengue bukanlah penyakit yang bisa dianggap enteng.
“Seseorang dapat terinfeksi virus dengue lebih dari sekali, dan infeksi kedua berisiko lebih parah. Hal ini karena virus dengue terdiri dari empat serotipe. Jadi, riwayat pernah terjangkit virus dengue tidak membuat seseorang kebal terhadap virusnya," katanya dalam siaran pers Hari Dengue ASEAN yang jatuh tiap tanggal 15 Juni.
Keempat jenis virus dengue yang menjadi penyebab DBD yaitu virus dengue-1 (DEN-1), DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Semua serotipe virus tersebut bersirkulasi di Indonesia.
Di dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue, pengendalian vektor (nyamuk) menjadi salah satu fokus yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat melalui gerakan-gerakan seperti 3M Plus dan 1 Rumah 1 Jumantik.
"Di sisi lain, yang tidak kalah penting adalah memperkuat sistem imun tubuh terhadap virus dengue melalui penggunaan langkah intervensi inovasi. Karena kita tidak pernah tahu kapan dan di mana akan terkena gigitan nyamuk,” kata dr.Anggraini.
DBD bukan hanya menyebabkan demam dan lemas, tetapi dalam kasus parah bisa memicu perdarahan hingga kematian. Menurut Prof.Edi Hartoyo Sp.A, dengue yang parah dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk usia dengan peningkatan risiko di kalangan anak-anak yang lebih muda.
Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2021–2023 menunjukkan bahwa 73 persen kasus demam berdarah terjadi pada kelompok usia 5–44 tahun. Lebih mengkhawatirkan lagi, hampir setengah dari angka kematian akibat dengue tercatat pada anak usia 5–14 tahun.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih muda memiliki risiko lebih tinggi mengalami dengue berat karena sistem imun mereka belum terbentuk sempurna.
Dengan angka yang mengkhawatirkan ini, penting bagi keluarga dan masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan melalui 3M Plus, edukasi sejak dini, serta mempertimbangkan perlindungan tambahan seperti vaksin dengue yang kini mulai tersedia di Indonesia.
"Vaksin dengue adalah salah satu langkah krusial untuk meningkatkan perlindungan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan," kata Prof.Edi.
Sementara itu, untuk mencegah keparahan dan risiko kematian, masyarakat perlu memahami gejala klinis dan perkembangan penyakit ini.
Untuk gejala klinis, secara umum adalah demam, nyeri bagian belakang mata, nyeri tulang belakang, mual dan muntah, hingga munculnya bintik merah pada kulit. Bintik merah ini terkadang tidak muncul hingga tahap akhir penyakit.
Tag: #anak #lebih #rentan #terkena #pahami #cara #cegah #penularannya