Ketika Sampah Plastik Menjadi Solusi: Perjalanan Circlo Mengubah Tantangan Jadi Peluang
Ketika Sampah Plastik Menjadi Solusi: Perjalanan CIRCLO Mengubah Tantangan Jadi Peluang (Suara.com/Dinda)
12:46
11 Juni 2025

Ketika Sampah Plastik Menjadi Solusi: Perjalanan Circlo Mengubah Tantangan Jadi Peluang

Di tengah ancaman pencemaran lingkungan akibat menumpuknya sampah plastik, muncul satu harapan besar: industri daur ulang. Tidak hanya sebagai solusi pengurangan volume sampah, sektor ini juga memainkan peran strategis dalam menggerakkan roda ekonomi sirkular di Indonesia. 

Namun, seperti yang diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Justin Wiganda, industri ini menghadapi tantangan mendasar: kualitas dan pemilahan sampah.

"Yang sangat penting di industri daur ulang, sampah plastik itu tidak bisa kami daur ulang kalau tidak terpilah," ujar Justin. “Kalau saya spesialis pendaur ulang kantong kresek, saya gak bisa daur ulang botol PET, botol air mineral. Saya gak bisa dikasih ke saya, percuma.”

Artinya, kunci utama keberhasilan daur ulang plastik terletak pada keterpilahan jenis sampah dari sumbernya. Karena itu, plastik pascakonsumsi dengan nilai ekonomis rendah atau yang dikenal sebagai low value plastic menjadi salah satu tantangan terbesar. 

Kemasan-kemasan fleksibel, berukuran kecil, atau yang telah terkontaminasi, sering kali tidak ekonomis untuk didaur ulang. Namun, dengan pendekatan yang tepat, bahan-bahan ini dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih bernilai—seperti bahan baku untuk campuran aspal.

Dalam konteks inilah inisiatif memanfaatkan plastik daur ulang untuk infrastruktur jalan lahir. Sejak 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan riset mendalam, termasuk melakukan studi banding ke India, yang telah lebih dulu menerapkan teknologi aspal plastik. 

Dari riset tersebut, ditemukan bahwa sampah plastik tertentu bisa dicampurkan ke dalam aspal untuk meningkatkan daya tahan dan kualitas jalan.

Melihat potensi itu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group), perusahaan solusi energi dan kimia terkemuka di Asia Tenggara, terpanggil untuk berkontribusi lebih jauh. 

Nicko Setyabudi, Circular Economy & Partnership Manager dari Chandra Asri, menjelaskan bahwa keterlibatan perusahaan bermula dari partisipasi dalam uji coba aspal plastik bersama Kementerian dan pemerintah daerah.

“Dari situ kami melihat, ini kayaknya barang bagus nih. Kalau bisa dimanfaatkan secara baik, akan menambah jumlah sampah plastik yang bisa kita kelola,” ujar Nicko. Namun, prosesnya tidak instan. 

Tim Chandra Asri melakukan serangkaian eksperimen untuk mengetahui kualitas campuran terbaik. “Kami coba lihat apakah ada perbedaan ketika plastiknya diolah dengan benar atau secara asal-asalan. Ternyata, kalau sampah plastiknya bersih dan komposisinya tepat, kualitas aspalnya juga maksimal.”

Hasil studi menunjukkan bahwa komposisi sekitar 5% plastik dalam campuran aspal memberikan hasil optimal.

Dengan keyakinan ini, Chandra Asri memulai uji coba di pabrik mereka di Cilegon pada 2018. Bahkan Justin Wiganda turut terlibat untuk memastikan bahwa bahan daur ulang tersebut dapat digunakan dengan baik dan sesuai spesifikasi.

Langkah ini bukan hanya soal eksperimen teknis. Di tahun 2018, dalam konferensi Our Ocean Conference di Bali, Chandra Asri membuat komitmen besar untuk membangun 100 kilometer jalan aspal plastik dalam waktu lima tahun. 

Hasilnya? Pada 2023, target itu bukan hanya tercapai, tapi terlampaui—yakni 120,8 kilometer jalan aspal plastik berhasil digelar di berbagai daerah seperti Kudus dan Garut.

Namun, perjalanan tidak berhenti di sana. Tantangan di lapangan tetap besar, terutama dalam hal ketersediaan sampah plastik yang sesuai spesifikasi. Menurut Nicko, “Gak semudah mencampurkan plastik. Dapetin plastiknya masih cukup ada tantangan.” 

Oleh karena itu, perlu adanya katalisator yang dapat menjamin suplai plastik daur ulang sesuai standar dan memfasilitasi kolaborasi antara berbagai pihak.

Dari kebutuhan inilah lahir CIRCLO, sebuah produk cacahan plastik komersial yang bukan hanya menyediakan bahan baku untuk aspal plastik, tetapi juga menjadi ekosistem daur ulang yang menyeluruh. 

Meski baru diperkenalkan pada 2023, CIRCLO telah memenuhi spesifikasi teknis dari Kementerian PUPR dan membawa visi jangka panjang untuk menjembatani antara kebutuhan industri infrastruktur dan persoalan sampah plastik bernilai rendah.

“Produk CIRCLO tidak hanya menciptakan dampak ekonomi dalam sistem daur ulang plastik, tetapi juga menitikberatkan solusi untuk mengelola sampah plastik,” tegas Nicko. 

Ia menambahkan bahwa dengan menciptakan kebutuhan terhadap plastik bernilai rendah, akan terbentuk sistem kolektivitas yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.

Dengan adanya pendekatan yang lebih sistematis dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, masa depan daur ulang plastik di Indonesia terlihat lebih menjanjikan. 

Inovasi seperti pemanfaatan plastik untuk aspal tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga membangun jalan, secara harfiah dan figuratif menuju masa depan yang lebih hijau.

Editor: Dinda Rachmawati

Tag:  #ketika #sampah #plastik #menjadi #solusi #perjalanan #circlo #mengubah #tantangan #jadi #peluang

KOMENTAR