



Adaptasi dari Tenis ke Padel, Seberapa Sulit? Ini Kata Mereka yang Sudah Mencoba
– Popularitas olahraga padel terus menanjak di Indonesia, bahkan mulai menarik perhatian para pemain tenis.
Dengan lapangan yang lebih kecil dan teknik permainan yang lebih sederhana, banyak yang mulai mencoba padel sebagai alternatif olahraga raket.
Tapi, apakah transisi dari tenis ke padel semudah kelihatannya?
Tiga pemain padel dari latar belakang berbeda membagikan pengalamannya, mulai dari masa transisi hingga perbedaan teknik yang dirasakan saat mencoba olahraga yang menggunakan dinding kaca ini.
Ukuran lapangan lebih kecil dan teknik bermain lebih mudah
Mantan atlet tenis Moh Farid Mauludi (26) yang kini mendalami dan menjadi pelatih padel di Surabaya.
Seorang profesional di bidang business development Sasti Emanuela (39), mulai menekuni padel sejak November 2024, setelah sebelumnya aktif bermain tenis selama 1,5 tahun.
Ia menilai transisi dari tenis ke padel tergolong mudah, terlebih bagi pemain yang sudah memiliki dasar teknik bermain tenis.
“Aku pribadi merasa enggak terlalu susah kalau dasarnya sudah bisa tenis. Secara lapangan, padel lebih kecil, sehingga untuk kejar bolanya pun enggak sejauh lapangan tenis,” ujar Sasti kepada Kompas.com, Selasa (27/5/2025).
Menurutnya, daya tarik padel justru ada pada kemudahan teknik dan intensitas permainan yang lebih ringan dibanding tenis.
Sasti juga menilai, padel tetap bisa diakses siapa saja, bahkan oleh mereka yang belum pernah bermain tenis sekalipun.
“Bahkan buat orang yang belajar padel tanpa dasar tenis pun tetap bisa mempelajarinya dengan cepat,” katanya.
Selaras dengan Sasti, Moh Farid Mauludi (26), pelatih padel di Graha Padel Club Surabaya mengatakan, beradaptasi ke padel bukan hal yang menyulitkan.
Terlebih, Farid cukup lama menjadi atlet dan pelatih tenis, sebelum mengenal padel pada awal 2024.
“Karena sebelumnya aku pernah terjun di tenis cukup lama, jadi masa transisi berpindah ke padel tidak begitu rumit,” ungkap Farid.
Meskipun begitu, Farid mengakui, ada perbedaan teknis yang signifikan antara keduanya, khususnya dalam cara membaca pantulan bola.
“Aku hanya perlu mengubah cara main dan power-nya saja. Padel ini kan pinggir lapangannya kaca, gimana caranya bola-bolanya bisa memantul dengan baik ke kaca,” jelasnya.
Farid menambahkan bahwa penyesuaian perlengkapan juga diperlukan, terutama soal raket.
Sementara itu, Rizky Rahman (24), seorang karyawan swasta yang baru menekuni padel pada awal tahun 2025, mengaku adaptasi ke olahraga ini cukup menyenangkan.
Ia sebelumnya juga sempat mencoba menekuni tenis, meski tidak terlalu lama.
“Aku menekuni tenis juga baru, ketika beralih ke padel pun enggak susah-susah banget, karena teknik permainannya cukup simpel,” jelas Rizky.
Bagi Rizky, inti dari permainan padel adalah bagaimana pemain bisa cermat dalam mengatur pukulan dan tenaga.
Sehingga, dengan latihan rutin, pemula dapat perlahan-lahan mendalami teknik dan bermain dengan benar.
“Bagaimana si pemain pintar-pintar dalam mengelola tenaga dan pukulannya saja sih,” tambahnya.
Dengan latar belakang yang tidak terlalu dalam di tenis, Rizky melihat padel sebagai olahraga yang mudah dilakukan, bahkan untuk pemula.
Pengalaman bermain padel pun terasa lebih ringan dan menyenangkan, tanpa tekanan teknik yang kompleks.
Tag: #adaptasi #dari #tenis #padel #seberapa #sulit #kata #mereka #yang #sudah #mencoba