Orangtua, Hindari Emosi Berlebih terhadap Anak Selama Ramadhan dengan Cara Ini

Konselor ketahanan keluarga sekaligus pembina Kampung Sahabat, orangtua Bendri Jaisyurrahman mengatakan, penting bagi orangtua untuk belajar mengelola emosi saat menghadapi anak.

Apalagi, saat ini sudah mendekati bulan suci Ramadhan.

Ketidakmampuan mengelola emosi bisa memengaruhi pola asuh sekaligus menurunkan trauma pada anak.

“Jangan sampai mewariskan kemarahan ke anak. Ingat, ada warisan yang diturunkan dari zaman ke zaman. Selain warisan uang, ada warisan pengasuhan,” jelas Bendri saat ditemui Kompas.com pada acara Festival Kampung Sahabat di Bambu Apus, Jakarta Timur, Minggu (23/2/2025).

Ia menambahkan, orangtua yang merasa emosi bisa disebabkan oleh dua hal, yakni sedang merasa lelah atau karena memiliki luka lama.

Melampiaskan luka lama kepada anak menurutnya adalah tindakan yang salah.

Jadi, jika memiliki masa lalu yang belum usai, orangtua sebaiknya selesaikan masalah itu dengan keluarga atau pihak profesional.

“Kalau dia bilang, ‘saya ini memang emosi karena dulu pernah di-bully, dikasari, ditendang’, maka bereskanlah itu atau datang ke profesional,” ujarnya.

Berdamai dengan diri sendiri

Bendri menyarankan para orangtua untuk berupaya berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengelola emosi saat menghadapi anak.

Dengan berdamai dengan diri sendiri, orangtua bisa lebih tenang dan tidak mudah terbawa emosi.

Namun, jika emosi muncul karena merasa kelelahan, penting untuk menarik diri dari lingkungan sekitar terlebih dahulu dan mengevaluasi apa yang menjadi penyebabnya.

Ia mencontohkan, ketika orangtua kelelahan, lebih baik mengambil jeda sejenak sebelum berinteraksi dengan anak.

Mereka bisa bergantian menegur anak dengan pasangan atau anggota keluarga lainnya agar emosi tetap terkendali.

“Kalau karena lelah, kita harus tahu diri, tap in dan tap out sama pasangan,” katanya.

Tag:  #orangtua #hindari #emosi #berlebih #terhadap #anak #selama #ramadhan #dengan #cara