



Sering Jadi Provokator: Ketahui 7 Ciri Orang yang Senang Mengganggu Orang Lain Menurut Psikologi
Beberapa orang memang suka memencet tombol emosi orang lain. Mereka selalu mengaduk-aduk panci, mengusik diri sendiri, dan entah bagaimana menikmati setiap detik kegiatan tersebut.
Orang-orang ini tampaknya senang membuat orang lain tidak nyaman. Faktanya, ada ciri-ciri psikologis yang jelas membedakan orang-orang ini dengan orang lain.
Dilansir dari Small Business Bonfire, inilah tujuh sifat orang yang senang memprovokasi orang lain dan apa yang membuatnya bersemangat.
1. Kurang memiliki empati emosional
Sebagian orang dapat merasakan ketika kamu sedang marah dan menanggapinya dengan kebaikan. Sebagian lainnya? Tidak begitu. Salah satu ciri terbesar orang yang gemar mengganggu orang lain adalah kurangnya empati emosional.
Mereka tidak benar-benar merasakan apa yang dirasakan orang lain, yang membuatnya mudah memprovokasi tanpa merasa bersalah. Alih-alih berpikir, “Bagaimana perasaan seseorang jika hal ini terjadi?” mereka berfokus pada rasa senang atau rasa kendali yang mereka miliki.
Hal ini tidak berarti mereka tidak berperasaan, hanya saja mereka kesulitan untuk terhubung dengan emosi orang lain pada level yang dalam. Keterpisahan itu memungkinkan mereka untuk mendorong batas tanpa ragu-ragu.
2. Berkembang dengan kontrol dan kendali
Mereka mungkin suka berkomentar sinis, mengolok-olok masalah pribadi, lalu duduk santai sambil menyeringai, menyaksikan kekacauan yang terjadi. Menekan tombol emosi orang lain memberinya rasa berkuasa.
Jika ia dapat membuat seseorang bereaksi, itu berarti ia adalah orang yang memegang kendali.
Bagi seseorang yang mungkin merasa tidak berdaya di bidang lain dalam hidupnya, ini adalah caranya untuk meraih keunggulan.
Psikolog Alfred Adler pernah berkata, “Satu-satunya orang yang normal adalah mereka yang tidak Anda kenal dengan baik.” Buat mereka membuat drama bukan sekadar kebiasaan. Itu adalah cara untuk merasa memegang kendali saat hidup terasa tidak pasti.
3. Menyamakan penghinaan sebagai lelucon
"Leluconnya" selalu mengandung rasa pedas. Jika seseorang berbagi suatu ide, dia akan memutar matanya dan berkata, "Wah, lihatlah filsuf hebat berikutnya." Jika seseorang melakukan kesalahan kecil, dia akan tertawa kecil dan berkata, “Klasik sekali dirimu.”
Setiap kali orang lain menegurnya, mereka akan mengangkat bahu dan berkata, "Tenang saja, aku hanya mempermainkanmu." Dan itulah jebakannya. Jika seseorang bereaksi, orang itu akan terlihat terlalu sensitif. Jika orang itu tetap diam, maka dia membiarkan hinaan itu berlalu begitu saja.
Orang-orang yang suka mengusik orang lain bersembunyi di balik humor. Mereka bisa menyindir seseorang sambil menjaga tangan mereka tetap bersih. Namun kenyataannya, jika suatu lelucon terus-menerus membuat orang lain merasa rendah diri, itu bukanlah lelucon, melainkan taktik.
4. Senang melihat orang lain kehilangan ketenangannya
Mereka akan terus mendesak, lalu bersikap sama sekali tidak bersalah saat seseorang akhirnya bereaksi. Seperti saat ia memberi instruksi yang tidak jelas, menetapkan tenggat waktu yang mustahil, dan kemudian melihat orang-orang berlarian karena frustasi.
Bagian terburuknya, mereka sendiri tidak pernah tampak stres dan menikmati kekacauan itu. Ternyata, ada penelitian nyata di balik perilaku semacam ini.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Kepribadian dan Psikologi Sosial menemukan bahwa orang-orang dengan tingkat "sadisme sehari-hari" yang tinggi, artinya mereka merasa senang atas ketidaknyamanan orang lain, secara aktif mencari situasi yang dapat memicu frustrasi atau tekanan.
Dengan kata lain, beberapa orang benar-benar senang melihat orang lain kehilangan kendali. Untuk itu, alih-alih tampak frustasi, kamu dapat tetap tenang dan tidak terganggu.
Dengan begitu, minatnya untuk mempermainkanmu pun memudar. Sebab bagi orang sepertinya, jika mereka tidak bisa mendapatkan reaksi, itu tidak menyenangkan lagi.
5. Melakukan gaslighting
Salah satu sifat yang paling menyebalkan dari orang yang suka mengganggu orang lain adalah kemampuannya memutarbalikkan kenyataan. Mereka akan mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakitkan, dan saat kamu menegur mereka, mereka bersikap seolah-olah kamu yang sedang membayangkannya.
Dia akan melontarkan komentar pasif-agresif, lalu menyangkal pernah mengatakannya. Kalau kamu menyinggung hal menyakitkan yang pernah dia lakukan, dia akan menjawab, "Kamu terlalu sensitif," atau "Itu tidak pernah terjadi."
Ini adalah gaslighting klasik, yaitu taktik manipulasi yang dirancang untuk membuat seseorang mempertanyakan realitas dirinya sendiri. Sayangnya, ini sangat efektif.
Orang yang melakukan gaslighting melakukannya untuk menghindari tanggung jawab dan mempertahankan kendali atas suatu situasi. Jika mereka dapat membuat seseorang meragukan diri sendiri, mereka tidak perlu mengakui kesalahan mereka.
6. Mengeksploitasi rasa tidak aman orang lain
Beberapa orang punya bakat untuk mencari tahu apa yang membuat seseorang merasa rentan, dan kemudian menggunakannya untuk melawannya. Misalnya jika kamu merasa tidak yakin dengan karirmu, dia akan dengan santai berkomentar seperti, "Tidak semua orang ditakdirkan untuk sukses, lho."
Jika kamu bilang ingin menjadi lebih bugar, dia akan menyeringai dan berkata, “Setidaknya kamu punya kepribadian yang baik.” Itu bukan sekadar komentar yang tidak berbahaya, namun mereka sengaja mengusik rasa tidak amanmu untuk menjatuhkan kamu.
Psikolog Carl Rogers pernah berkata, “Paradoks yang aneh adalah ketika saya menerima diri saya apa adanya, maka saya dapat berubah.” Kutipan itu sangat menyentuh karena satu-satunya cara untuk berhenti memberinya kekuasaan adalah dengan berhenti membiarkan rasa tidak aman mendefinisikan saya.
7. Sering kali menawan pada awalnya
Beberapa orang mungkin berpikir orang yang gemar mengusik orang lain akan mudah dikenali, seperti kasar, agresif, bahkan mungkin terang-terangan bermusuhan. Tetapi inilah bagian yang mengejutkan: banyak di antara mereka yang sebenarnya menawan saat pertama kali bertemu.
Mereka lucu, karismatik, dan tahu persis bagaimana membuat orang lain merasa istimewa. Namun begitu mereka merasa nyaman, ejekan-ejekan kecil pun dimulai. "Lelucon" yang ditujukan kepada orang lain, manipulasi halus, cara mereka tampak menikmati membuat orang lain tidak nyaman.
Ini bukan suatu kebetulan. Banyak orang yang suka menekan tombol memiliki keterampilan sosial yang kuat. Mereka tahu cara menarik perhatian orang sebelum perlahan-lahan menguji batas.
Jika pesona seseorang mulai berubah menjadi kejam saat keinginannya tidak terpenuhi, perhatikanlah. Dia bukanlah seseorang yang kamu butuhkan dalam hidup.
Tag: #sering #jadi #provokator #ketahui #ciri #orang #yang #senang #mengganggu #orang #lain #menurut #psikologi