Orang Dewasa yang Tumbuh dengan Banyak Kritik Saat Masih Anak-Anak Biasanya Memunculkan 7 Sifat Ini, Apa Saja?
Ilustrasi perempuan sedang merenung. (Pexels)
23:50
18 Februari 2025

Orang Dewasa yang Tumbuh dengan Banyak Kritik Saat Masih Anak-Anak Biasanya Memunculkan 7 Sifat Ini, Apa Saja?

– Banyak orang tidak menyadari bahwa masa kecil yang penuh dengan kritik bisa berdampak jangka panjang pada kehidupan seseorang. Ketika seorang anak sering mendapatkan kritik, baik dari orang tua, guru, atau lingkungan sekitar, mereka belajar untuk memandang diri mereka melalui lensa kritikan tersebut.

Seiring waktu, kebiasaan ini bisa mengubah cara mereka berpikir, bertindak, dan merespons dunia sekitar mereka sebagai orang dewasa.

Melansir dari laman The Blog Herald, Selasa (18/2), dalam artikel ini akan mengungkap 7 sifat yang sering muncul pada orang dewasa yang tumbuh dengan kritik berlebihan di masa kecil.

1. Terlalu kritis terhadap diri sendiri

Jika seseorang sering mendengar kritik sejak kecil, terutama dari orang tua atau lingkungan sekitarnya, mereka cenderung mulai menerima kritik itu sebagai bagian dari pikiran mereka.

Akibatnya, mereka menjadi sangat keras pada diri sendiri, meragukan kemampuan dan pencapaian mereka, serta merasa apa yang mereka lakukan tidak pernah cukup baik.

Bahkan saat berhasil, mereka merasa itu tidak sesuai dengan standar yang mereka harapkan atau merasa bisa lebih baik lagi.

2. Sulit menerima pujian

Seseorang yang sering dikritik sejak kecil cenderung merasa canggung saat menerima pujian. Awalnya, mereka menganggap menanggapi pujian dengan rendah hati adalah hal yang baik.

Namun, seiring waktu, mereka menyadari bahwa itu lebih karena perasaan tidak nyaman. Karena lebih sering dikritik daripada dipuji, mereka merasa tidak wajar atau bahkan curiga ketika dipuji.

Pujian terasa sulit diterima karena mereka terbiasa merasa tidak cukup baik dan merasa tidak pantas mendapatkannya.

3. Sangat sensitif terhadap kritik

Anak yang sering dikritik akan mengaitkan kritik dengan hal negatif, membuat mereka sangat sensitif terhadap kritik, bahkan ketika sudah dewasa.

Penelitian menunjukkan bahwa otak kita memproses kritik seperti rasa sakit fisik, jadi bagi mereka yang terbiasa dikritik saat kecil, bahkan kritik ringan bisa terasa sangat menyakitkan.

Akibatnya, mereka mungkin bereaksi defensif atau merasa diserang, dan sering kali memikirkan kritik tersebut berulang kali. Bagi mereka, kritik terasa lebih seperti serangan daripada cara untuk memperbaiki diri.

4. Rasa takut yang kuat terhadap kegagalan

Anak yang sering dikritik cenderung melihat kegagalan sebagai bukti bahwa mereka tidak cukup baik, bukan sebagai pengalaman untuk belajar.

Akibatnya, banyak orang dewasa yang tumbuh dengan kritik berlebihan memiliki rasa takut yang besar terhadap kegagalan. Rasa takut ini membuat mereka menghindari risiko, menunda tugas penting, atau hanya melakukan hal-hal yang pasti berhasil.

Mereka merasa kegagalan merusak citra diri mereka, sehingga kegagalan menjadi sangat ditakuti.

5. Sangat berhati-hati dalam membuat keputusan

Seseorang yang sering dikritik sejak kecil cenderung sangat hati-hati dalam membuat keputusan, bahkan untuk hal-hal kecil. Mereka terus-menerus khawatir tentang kemungkinan hasil buruk, seperti jika keputusan mereka salah atau orang lain akan marah.

Sebagai anak, mereka belajar bahwa kesalahan akan dikritik. Akibatnya, saat dewasa, mereka berusaha menghindari kesalahan dengan menganalisis setiap keputusan secara berlebihan.

Setelah membuat keputusan, mereka sering kali ragu atau memikirkan ulang percakapan yang sudah terjadi, meskipun sudah yakin dengan pilihan mereka.

6. Selalu berusaha menyenangkan orang lain

Anak-anak yang tumbuh dengan banyak kritik belajar bahwa mereka harus mendapatkan persetujuan orang lain. Ketika dewasa, hal ini bisa membuat mereka berusaha menyenangkan orang lain, bahkan dengan mengorbankan diri sendiri.

Mereka kesulitan untuk mengatakan tidak meskipun merasa kewalahan, sering meminta maaf atas hal yang bukan kesalahan mereka, dan menghindari konflik, meskipun itu berarti menekan perasaan mereka. Perilaku ini muncul karena takut mengecewakan orang lain.

7. Berjuang dengan harga diri

Kritik yang terus-menerus saat kecil bisa lebih dari sekadar mempengaruhi perilaku, tapi juga mulai membentuk cara seseorang melihat dirinya.

Seiring waktu, mereka tidak lagi melihat kritik sebagai penilaian atas tindakan mereka, tetapi sebagai gambaran dari diri mereka.

Sebagai orang dewasa, hal ini bisa menyebabkan rasa insecure, kesulitan mengenali nilai diri, dan perasaan bahwa mereka tidak akan pernah cukup baik.

Meskipun berhasil, mereka sering merasa tidak pantas mendapatkannya. Mereka mungkin mencari pengakuan orang lain, tapi pujian apa pun tidak pernah cukup, karena sudah lama merasa tidak layak.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #orang #dewasa #yang #tumbuh #dengan #banyak #kritik #saat #masih #anak #anak #biasanya #memunculkan #sifat #saja

KOMENTAR