Kenali 7 Tingkah Laku Orang yang Suka Playing Victim Saat Mereka Salah dan Tidak Mau Bertanggung Jawab
Ilustrasi: Pasangan bertengkar. (Pexels) 
09:58
14 Februari 2025

Kenali 7 Tingkah Laku Orang yang Suka Playing Victim Saat Mereka Salah dan Tidak Mau Bertanggung Jawab

– Dalam hubungan sosial, baik itu pribadi, profesional, atau keluarga, beberapa orang pasti pernah berhadapan dengan orang yang sering kali merasa menjadi korban dalam setiap situasi, bahkan ketika mereka sendiri yang melakukan kesalahan.

Sikap ini dikenal dengan istilah playing victim atau “berperan sebagai korban”, yaitu seseorang yang cenderung menghindari tanggung jawab atas perbuatan mereka dan malah membalikkan keadaan, sehingga orang lain yang tampak seolah bersalah.

Hal ini tidak hanya merugikan mereka sendiri, tetapi juga dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan yang seharusnya sehat dan saling mendukung.

Melansir dari laman The Blog Herald, Jumat (14/2), dalam artikel ini akan membahas 7 tingkah laku yang sering muncul dari orang-orang yang suka bermain peran sebagai korban.

  1. Mereka memutarbalikkan kebenaran

Seseorang yang sering merasa dirinya sebagai korban cenderung meremehkan kesalahan mereka sendiri dan membesar-besarkan kesalahan orang lain.

Ini berarti mereka memutarbalikkan kejadian agar terlihat sebagai pihak yang dirugikan, padahal mereka mungkin juga ikut berperan dalam masalah tersebut. Orang seperti ini lebih fokus menyalahkan orang lain dan mengabaikan peran mereka dalam konflik.

  1. Mereka terus mencari simpati

Orang yang sering bertindak seperti korban cenderung mencari dukungan emosional dari orang-orang di sekitarnya, meskipun mereka sendiri mungkin yang memicu masalah atau drama tersebut.

Mereka sering mengeluh tentang perlakuan tidak adil dan berharap mendapatkan simpati dan kenyamanan, misalnya dari rekan kerja atau teman.

  1. Mereka mengalihkannya dengan kesulitan pribadi

Beberapa orang menggunakan kesulitan masa lalu, seperti masalah di masa kecil, keuangan, atau kesehatan, untuk menjelaskan atau membenarkan kesalahan mereka.

Memahami latar belakang seseorang itu memang penting, dan wajar jika pengalaman masa lalu memengaruhi perilaku mereka.

Namun, jika seseorang terus-menerus menggunakan masa lalu untuk memaafkan tindakan buruk yang mereka lakukan, itu sudah menjadi bentuk playing victim.

  1. Mereka bersikap pasif-agresif

Alih-alih mengakui atau menghadapi kesalahan mereka secara langsung, mereka menggunakan komentar untuk memanipulasi orang lain agar merasa bersalah atau kasihan pada mereka.

Misalnya, mereka bisa mengatakan hal-hal seperti, “Kurasa aku selalu menjadi orang jahat” atau “Aku tahu kalau tidak ada yang di pihakku, kok”.

Tujuan dari komentar-komentar ini adalah untuk membuat orang lain merasa kasihan, tetapi pada saat yang sama, mereka menghindari pembicaraan langsung tentang kesalahan mereka.

  1. Mereka menetapkan batasan sebagai serangan

Saat Anda mencoba menetapkan batasan dengan seseorang yang selalu playing victim, mereka mungkin menganggap tindakan Anda egois atau buruk.

Mereka melihat usaha Anda untuk melindungi diri sebagai serangan, tanpa menyadari bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang lain.

Bagi mereka, batasan justru dianggap sebagai ancaman terhadap perasaan tidak berdaya mereka, dan lebih dilihat sebagai penindasan, bukan kebutuhan Anda untuk menjaga diri.

  1. Mereka mengandalkan emosi untuk menghindari logika

Orang yang sering playing victim bisa menggunakan emosi mereka untuk mengalihkan perhatian dari masalah utama.

Ketika mereka dihadapkan pada masalah, mereka mungkin akan menangis, berteriak, atau berbuat dramatis agar orang lain fokus pada mereka, bukan masalah sebenarnya. Hal ini bisa membingungkan atau membuat orang di sekitar mereka merasa kesulitan, sehingga akhirnya memilih untuk mundur.

  1. Mereka meminta maaf disertai pembenaran

Orang yang sering berperan sebagai korban jarang meminta maaf dengan tulus. Jika mereka mengatakan maaf, biasanya disertai alasan atau pembenaran yang tetap membuat mereka terlihat sebagai pihak yang dirugikan.

Misalnya, mereka bisa mengatakan, “Maaf aku membuatmu kesal, tapi hidupku memang sulit”. Ini bukan permintaan maaf yang sebenarnya, karena mereka tidak mengakui kesalahan atau bertanggung jawab atas tindakannya.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #kenali #tingkah #laku #orang #yang #suka #playing #victim #saat #mereka #salah #tidak #bertanggung #jawab

KOMENTAR